Headline
Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.
EMITEN farmasi PT Merck Tbk (MERK) membukukan laba Rp153,84 miliar pada 2016 atau meningkat sekitar 8% dari posisi yang sama tahun sebelumnya, Rp142,55 miliar. Pada 2017, penjualan MERK naik sekitar 5% dan menembus Rp1 triliun, tepatnya Rp1,03 triliun, jika dibandingkan dengan Rp983 miliar pada 2015. Presiden Direktur MERK Martin Feulner, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, pekan lalu, mengungkapkan peningkatan penjualan MERK ditopang pertumbuhan penjualan bisnis obat resep (Biopharma) sebesar 18,6%. Kontribusi Biopharma terhadap total penjualan perseroan mencapai 42%. Selain itu, bisnis obat bebas MERK tumbuh 13,5% di tengah pasar yang sangat kompetitif dan berkontribusi hingga 49% terhadap penjualan perseroan.
"Di masa depan, pendorong utama kelanjutan pertumbuhan MERK ialah pertumbuhan organik dari pasar yang telah kami kuasai, ekspansi secara geografis ke negara-negara yang berbeda, serta kekuatan merek produk kami," ungkap Feulner. Sepanjang 2016, perseroan telah mengekspor produk ke Panama, Yunani, kawasan Asia Tenggara, juga Turki dan Sri Lanka sebagai tujuan baru ekspor. Selain itu, MERK saat ini sedang dalam proses menembus pasar Timur Tengah dan beberapa negara Afrika, tempat inisiatif ekspor akan dieksekusi pada 2017. Perseroan kini sedang dalam peningkatan kapasitas produksi tablet dan kapsul hingga 35% serta sejumlah pembaruan infrastruktur pabrik yang berjalan sejak 2015 hingga 2018.
Pada 2016, produksi pabrik MERK tercatat sebanyak 757 juta tablet dan kapsul. Optimalisasi produksi ikut meningkat dari 82% pada 2015 menjadi 90% pada 2016.
Saat ini Divisi Plant MERK telah dilengkapi dengan tiga mesin baru untuk mendukung lini produksi, yaitu mesin blister dan pelapis gula, serta pengaduk akhir.
"Adanya kesempatan untuk tumbuh seiring dengan pertumbuhan pasar di regional serta untuk memenuhi kebutuhan pasar ekspor baru telah mendorong MERK untuk berinvestasi hingga Rp49 miliar pada 2016 untuk peningkatan kapasitas produksi pabrik," jelasnya. Pabrik MERK di Indonesia telah menjadi pusat produksi untuk Asia Tenggara dengan penambahan kapasitas produksi akan mencapai lebih dari dua miliar tablet dan kapsul pada 2018.
Tambah modal
Ekspansi juga dijalankan emiten farmasi lainnya. PT Kimia Farma Tbk (KAEF) mengumumkan penyetoran tambahan modal Rp78,75 miliar (787.500 saham) kepada anak usaha mereka, PT Kimia Farma Sungwun Pharmacopia (KFSP). Setoran tersebut dalam rangka mempertahankan persentase kepemilikan saham perseroan di dalam KFSP. Manajemen KAEF mengemukakan dana setoran modal tersebut bertujuan untuk mendukung rencana pembangunan pabrik bahan baku obat KFSP.
Manajemen KAEF menjelaskan KFSO akan membangun pabrik obat atau active pharmaceutical ingredient di Kawasan Industri Lippo Cikarang, Bekasi, Jawa Barat.
Setelah pabrik tersebut berproduksi, ketergantungan terhadap impor bahan baku obat diharapkan akan dapat diminimalkan dan Indonesia dapat mandiri dalam produksi obat.
(E-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved