Headline
Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.
Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.
SEPERTI pagi lainnya dalam 10 tahun terakhir, saya sudah cuap-cuap sejak pukul enam pagi. Menjadi penyiar radio sudah menjadi pekerjaan dan juga ’kebutuhan’ saya. Biasanya setelah siaran, saya lanjut kerja di tempat lainnya, bisa syuting untuk TV, acara off-air, atau melakukan apa pun yang saya mau. Kok bisa? Ya bisa, dong. Soalnya saya tidak punya manajer seperti artis lainnya. Jadi, soal jadwal, ya, terserah keinginan saya.
Tapi, karena tidak punya manajer yang mengurusi semua urusan pekerjaan, terkadang saya ribet sendiri. Seperti hari ini setelah siaran, saya ’mengudeta’ komputer dan kursi kerja produser saya. Mereka sudah tahu apa yang akan saya lakukan, yaitu membuat dan mengirimkan invoice untuk klien, he he. Setelah mengirim soft copy berupa e-mail, saya juga nge-print invoice-nya lalu menempelkan meterai yang selalu tersedia di dompet, menandatanganinya lalu mengecapnya dengan stempel ’Ronal Surapradja Management’ biar terkesan bonafide, he he, lalu memesan jasa antardokumen dari perusahaan ojek daring. Kalau kata Eric Carmen sih, all by my self... (referensinya bukan Celine Dion, menandakan kematangan usia ha ha).
Nah, yang paling menyenangkan dari mengurusi semuanya sendiri ialah di saat harus mengatur jadwal. Apa yang saya mau hanya saya yang paling tahu. Saya selalu menjaga keseimbangan dalam hidup: pekerjaan, keluarga, juga untuk sosialisasi, dan me time. Pekerjaan memang penting, tapi saya tidak mau hidup dihabiskan hanya untuk bekerja, secinta apa pun saya kepada pekerjaannya.
Never get so busy making a living that make you forget to make a life.
Di usia 40 tahunan seperti sekarang ini prioritas hidup saya sudah berubah. Saya memang masih ada di usia produktif, tapi justru saya malah ’mengurangi’ kerja. Mengurangi di sini dalam artian mengatur jadwal kerja secara efektif dan efisien sehingga waktu yang dihabiskan untuk kerja sesedikit mungkin dengan hasil (materi dan waktu) sebanyak mungkin. Alhamdulillah, saat ini saya memiliki lima acara TV, dan empat di antaranya menjadi host. Tampak padat kan? Benar, tapi karena saya mengatur jadwal kerja sendiri, saya masih bisa setiap hari ketemu anak istri, lo.
Dalam seminggu hanya ada satu hari yang pulang malam, itu pun karena syutingnya memang dimulai malam. Hari lainnya saya bisa buka puasa di rumah. Sabtu dan Minggu jika ada acara off-air, ya syukur, kalaupun tidak ada dan hanya di rumah pun, saya tetap bersyukur. Saya tidak mau keluarga mendapat jadwal ’sisa’. Itu bukan karena mereka yang butuh, melainkan saya juga membutuhkan itu. (H-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved