Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
SEBENTAR lagi Lebaran. Artinya sebentar lagi kita akan bermaaf-maafan. Seperti tahun-tahun sebelumnya, setiap momen Lebaran saya selalu teringat kepada sahabat yang pernah menyakiti hati saya begitu dalam. Ada rasa rindu terhadap dia jika saya membuka album foto lama atau teringat cerita yang pernah dilalui bersama. Namun, ketika ingat perlakuan dia terhadap saya, di detik itu juga langsung hilang semua kenangan indah itu.
Ketika ada orang yang melakukan sesuatu yang menyakitkan kita, ada dua pilihan yang bisa kita lakukan, yaitu memaafkan atau tidak memaafkan. Yang baik tentu saja memaafkan. Namun, sebenarnya ada satu hal yang terlewatkan, yang kadar kebaikannya lebih besar daripada memaafkan, yaitu memberikan kesempatan kedua.
Memberikan kesempatan kedua jauh lebih berat daripada sekadar memberikan maaf. Ada yang bisa memaafkan, tapi tidak memberikan kesempatan kedua agar orang tersebut bisa memperbaiki kesalahannya. Bisa jadi karena rasa sakitnya mengikis rasa percaya kita terhadap dia, sementara membangun sebuah kepercayaan butuh waktu yang lama. Sebetulnya ada keinginan untuk memberi dia kesempatan kedua, tapi entah kenapa rasa takut kejadian yang sama akan terulang membuat saya selalu mengurungkan niat.
Namun, pagi tadi saya mendapat pelajaran dari anak saya ketika saya bangunkan dia untuk sahur. Sambil mengucek mata dia mengucap doa bangun tidur yang artinya, 'Segala puji bagi Allah, yang telah membangunkan kami setelah menidurkan kami dan kepada-Nya-lah kami dibangkitkan'.
Sambil sahur saya termenung menyadari Tuhan itu memang Maha Baik dan Maha Pemberi Kesempatan. Sampai hari ini seberapa besarnya pun dosa dan khilaf saya, Dia masih memberi saya kesempatan untuk hidup, padahal bagi-Nya mudah untuk menghentikan kesempatan itu. Jika Allah saja sebegitu pemurah memberikan kesempatan itu, kenapa saya yang hanya manusia biasa, tidak ada yang lebih suci atau lebih kotor hatinya, tidak melakukan hal yang sama kepada manusia lainnya?
Memang semua orang membuat kesalahan, tapi itu tidak berarti mereka harus 'membayarnya' seumur hidup karena terkadang orang baik pun membuat pilihan yang salah. Saya berpikir kok sombong amat ya saya tidak mau memberikan orang lain kesempatan kedua, padahal mungkin saja saya pun pernah berbuat salah. Duh...
Umar bin Khattab yang hampir membunuh Rasulullah pun kini terbaring di sebelah makam beliau.
Sebetulnya tidak susah mencari nomor kontak si mantan sahabat saya itu, tapi gengsi dan rasa sakit itu sering muncul dan menghalangi saya untuk menghubunginya. Semoga di Lebaran kali ini saya bisa menjadi orang yang lebih 'besar' dengan memberi dia kesempatan kedua.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved