Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Senja Kala

Ronal Surapradja
30/5/2018 11:29
Senja Kala
(MI/ROMMY PUJIANTO)

SAYA penggemar senja karena merasakan ada sesuatu yang magis dengan waktu ini. Durasinya singkat, tapi mampu membuat kita sesaat untuk terdiam dan merenung dengan segala pikiran dan perasaan yang bercampur aduk di otak dan di hati. Saya, pujangga kelas dunia, sampai penyair kelas media sosial banyak yang terinspirasi suasana senja. Senja memiliki arti khusus dalam Islam karena merupakan saatnya pergantian hari. Sistem penanggalan Islam diawali dengan gema azan magrib sebagai permulaan sebuah hari, bukan ketika jam menunjukkan pukul dua belas malam. Dengan sistem penanggalan inilah, penyempurnaan hari dalam Islam ditandai dengan waktu lembayung senja. Artinya ketika senja tiba, manusia harus menghentikan sejenak aktivitasnya dan melakukan ibadah kepada Allah.

Jadi, teringat dulu waktu saya kecil saat menjelang magrib, orang tua sering berkata, "Ayo selesai mainnya, nanti diculik wewe gombel atau "Jangan keluar rumah pas magrib, ada genderuwo." Istilahnya pamali. Sebagai anak kecil tentu saja kita takut, lalu menurutinya tanpa banyak bertanya. Lalu, apa sesungguhnya yang terjadi pada saat senja? Saya kira ini merupakan perlambang. Di saat senja tiba ada yang masih sibuk bekerja di kantor, ada yang terjebak macet di jalanan, dan ada pula yang asyik berbelanja di pertokoaan. Bahkan, hiburan malam pun mulai bergegas membuka pintunya menyambut para tamunya.

Rasulullah SAW bersabda bahwa senja merupakan waktu yang paling disukai setan. Pergerakan setan pada malam hari lebih hebat daripada siang hari sebab kegelapan malam memberikan kekuatan kepada mereka, dan saya kira saat ini wewe gombel sudah berubah bentuk menjadi pekerjaan yang tidak kenal waktu, genderuwo berubah menjadi nafsu konsumtif kita, dan hantu-hantu lainnya berubah wujud menjadi segala kenikmatan dunia lainnya.

Senja memang indah, tapi akan lebih indah jika kita bisa belajar menangkap keindahan yang tersembunyi yang hanya akan terlihat mereka yang mau 'melihatnya'. Jika kita bisa mem-posting foto senja yang indah, biasanya kita suka memberikan hashtag #nofilter. Nah, bisakah kita saat senja datang untuk memberhentikan segala aktivitas kita barang sejenak untuk bertemu dengan-Nya dengan hashtag #noexcuse?

Di bulan puasa ini senja juga merupakan perlambang kemenangan karena itulah saat kita berbuka puasa setelah seharian menahan lapar, dahaga, dan juga perbuatan tidak baik. Tulisan ini juga merupakan pengingat untuk diri saya, semoga saya bisa lebih memaknai arti senja dengan lebih baik bukan hanya sebagai waktu menikmati es teh manis dan gorengan melewati kerongkongan dan mengisi perut saja.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya