Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
DALAM kehidupan, kita sering kali melakukan kesalahan dan dosa, tapi Allah SWT memberikan satu kesempatan untuk senantiasa bertobat.
Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar menjelaskan ada dua macam tobat, yakni tobat inabah dan istijabah. Orang yang melakukan taubat inabah dimotivasi rasa takutnya masuk neraka dan ingin masuk surga.
"Kenapa Anda melakukan pertobatan? Aku takut dibakar api neraka dan nanti aku tidak bisa masuk surga. Jadi, selalu melakukan tobat karena ingin masuk surga," katanya.
Tobat yang kedua, istijabah, yakni seseorang melakukan tobat bukan karena takut masuk neraka, melainkan takut didera perasaan malu terhadap Tuhan. "Mereka sering mengevaluasi diri. Ya Allah Engkau telah memberikan segalanya kepadaku, tapi aku mempersembahkan dosa maksiat terhadap-Mu, aku malu terhadap-Mu. Ya Allah aku lebih takut disiksa sama malu daripada dibakar api neraka. Tentu tobat yang paling tinggi adalah tobat istijabah," ungkapnya.
Pertobatan yang dilakukan karena takut didera perasaan malu terhadap Tuhan. Menurut Nasaruddin, orang yang bertobat karena takut malu biasanya orang tersebut stabil dan tidak gampang terjebak iblis. Namun, jika melakukan pertobatan inabah, biasanya karena dia masih awam karena dia taubat pada saat dia sadar, tapi kalau dia enggak sadar terjebak.
Namun, kalau tobat istijabah, dia berada dalam kontrol Allah dan berada pada kontrol dirinya sendiri. Karena itu, tanpa dosa yang dilakukan pun, dia tetap bertobat karena dia takut jangan sampai di depan matanya mengandung dosa setiap segmennya ada mengandung dosa. Maka itu, dia selalu bertobat.
"Tobat karena rasa malunya terhadap Tuhan, itu yang disebut tobat istijabah. Mari kita meningkatkan kualitas tobat kita. Jangan tobat karena takut masuk neraka saja dan ingin masuk surga," ujarnya.
Tobatlah karena ingin bebas daripada malu oleh Allah yang telah memberikan semuanya, tapi kita mempersembahkan kejahatan dosa maksiat. (Iam/H-1)
BULAN suci Ramadan harus disambut dengan sukacita dan rasa syukur yang besar
BULAN Ramadan merupakan bulan yang berbeda dengan bulan-bulan yang lainnya.
TERDAPAT dua pengetahuan yang sering dikonsumsi, yakni pengetahuan olahan batin yang disebut dengan kearifan dan pengetahuan yang diperoleh melalui nalar kemudian disebut dengan ilmu.
UMAT muslim tentu tidak ingin kegiatan yang dilakukan sehari-hari justru membatalkan atau menggugurkan ibadah puasa Ramadan.
TOLERANSI ialah nilai kemanusiaan dan semua orang membutuhkannya. Toleransi dibutuhkan karena setiap orang memiliki perbedaan-perbedaan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved