Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
SEWAKTU Nina sekolah, Nina melihat teman-teman Nina sedang mengobrol. Nina langsung mendekati teman-temannya itu. “Kalian sedang cerita apa, sih? Kok sepertinya asyik banget?” tanya Nina, penasaran. “Oh, kami sedang membicarakan musibah banjir, Nin,” jawab Desi. “Makasih, Desi sudah mau ngasih tahu aku. Boleh aku duduk di sini?” pinta Nina. Desi dan teman-teman yang lain menganggukkan kepala. “Wah, kasihan sekali ya mereka, para korban banjir itu. Mereka banyak yang kehilangan tempat tinggal, harta, bahkan ada anggota keluarga yang meninggal dunia,” batin Nina.
***
Tet... tet... teeeeet.... Bel tanda masuk pun berbunyi. Nina dan teman-temannya langsung berbaris di depan kelas. Dengan tertib, satu per satu murid-murid kelas 3A itu pun masuk ke kelas. Bu Lia pun datang. Lalu anak-anak kelas 3A berdoa bersama dipimpin ketua kelas.
***
Sebelum pelajaran dimulai, Bu Lia memberi tahu bahwa Arin sedang mendapatkan musibah. Arin dan keluarganya menjadi salah satu korban banjir. Arin hari ini tidak bisa sekolah. Ia dan keluarganya harus mengungsi karena rumahnya hanyut dibawa arus banjir yang sangat deras. Rumah Arin terletak di Kampung Anggrek. Menurut pembicaraan Desi dan yang lainnya tadi, Kampung Anggrek memang salah satu kampung yang paling parah mengalami banjir karena letaknya tak jauh dari sungai.
Nina mengangkat tangan kanannya. “Iya, Nina. Ada yang ingin kamu tanyakan?” tanya Bu Lia. “Bu Lia, sekarang Arin tinggal di mana?” tanya Nina. “Sekarang Arin tinggal di rumah budenya,” jawab Bu Lia. “Kasihan sekali Arin,” gumam Nina. *** Bel istirahat pun berbunyi. Nina berdiskusi dengan sahabatnya, Lili dan Desi. “Bagaimana kalau kita menyumbangkan sesuatu untuk Arin? Nanti kita ajak teman-teman sekelas,” usul Nina. Lili dan Desi mengangguk setuju. “Nanti kita minta bantuan Bu Lia untuk mencari alamat budenya Arin,” kata Lili. “Iya, Li. Ide yang sangat bagus!” sahut Desi.
***
Sebelum bel masuk berbunyi, Nina menyampaikan hasil diskusi tadi di hadapan teman-teman sekelas. Semuanya sangat setuju untuk memberikan sumbangan kepada Arin dan keluarganya. Semuanya juga sepakat, nanti sore kumpul di lapangan dekat sawah. Desi yang bertugas menanyakan alamat budenya Arin ke Bu Lia.
***
Pulang sekolah, Nina berjalan kaki bersama Lili. Seperti biasa, mereka selalu bergandengan tangan. Nina dan Lili memang bertetangga. Sesampainya di Kampung Melati, mereka langsung berjalan ke rumah masing-masing. Nina mengetuk pintu rumahnya. “Assalamualaikum,” Nina mengucapkan salam. “Waalaikumussalam,” ibunya Nina menjawab. “Sudah pulang, Nak? Bagaimana tadi di sekolah?” tanya ibu. Nina mengangguk. “Bu, tadi Bu Lia bilang kalau Arin, teman sekelas Nina yang tinggal di Kampung Anggrek, rumahnya hanyut karena banjir.
Nah, Nina dan teman-teman ingin menyumbang sesuatu untuk Arin. Boleh enggak, Bu, Nina nyumbangin baju, rok, mukena, tas, dan kaus?” pinta Nina.
“Boleh, dong. Dengan sesama teman yang sedang membutuhkan bantuan sudah seharusnya kita saling membantu,” jawab Ibu sambil mengelus kepala Nina dengan lembut. Nina mengacungkan dua jempol tangannya.
***
Sore harinya, setelah berpamitan kepada ibu dan membawa barang-barang yang akan disumbangkan kepada Arin, Nina segera ke lapangan dekat sawah. Ternyata Lili dan Desi sudah datang. Selanjutnya, beberapa teman sekelas Nina pun berdatangan. Setelah semuanya lengkap, mereka pun berangkat ke rumah budenya Arin. Ternyata rumahnya agak jauh, terletak di Kampung Mawar. Mereka sudah janjian untuk bersepeda bersama. Ada yang saling berboncengan. Akhirnya, sampai juga di Kampung Mawar, mereka harus bertanya kepada seorang petani yang sedang menjaga sawahnya.
“Pak, maaf mau tanya, rumah Bu Veri di sebelah mana, ya?” tanya Desi dengan sopan. “Oh, rumah Bu Veri. Ikuti jalan ini, nanti belok kanan ya, Nak. Rumahnya yang paling pojok. Bercat putih,” terang Pak Tani itu. Nina dan teman-temannya pun mengucapkan terima kasih kepada Pak Tani itu. Mereka pun bergegas ke rumah Bu Veri.
***
Sesampainya di rumah bercat putih itu, Desi mengucapkan salam. Bu Veri sendiri yang menjawab salam tersebut. “Bu, saya Desi, dan ini temanteman sekelas Arin. Maaf, jika kedatangan kami mengganggu waktu Bu Veri. Arin ada, Bu?” tanya Desi. “Oh, kalian temanteman, Arin. Arin ada di dalam. Sebentar ya, Ibu panggilkan. Ayo, masukmasuk...” jawab Bu Veri dengan ramah. Nina dan teman-temannya pun masuk ke rumah budenya Arin itu dan duduk melingkar di tikar yang ada.
Bu Veri langsung masuk dan memanggil Arin. Beberapa saat kemudian, Arin keluar. “Teman-teman, ada keperluan apa datang kemari?” tanya Arin dengan wajah terkejut. Nina pun menyampaikan tujuan mereka dan ungkapan turut prihatin dengan musibah yang baru saja dialami Arin dan keluarganya.
***
Mata Arin berkaca-kaca. Ia sangat terharu dengan ketulusan dan kebaikan hati teman-temannya. “Arin, ini bingkisan dari teman-teman dan ada titipan dari Bu Lia untukmu. Bu Lia juga minta maaf belum bisa menengokmu karena hari ini Bu Lia harus merawat anaknya yang sedang sakit,” terang Nina. Lalu Nina, Desi, Lili, dan teman-teman yang lain menyerahkan sumbangan dan bingkisan untuk Arin. Tak lupa sebuah amplop titipan Bu Lia. “Terima kasih, teman-teman. Sampaikan juga rasa terima kasihku untuk Bu Lia. Ini semua akan sangat bermanfaat untukku dan keluargaku. Bingkisan-bingkisan yang sangat istimewa,” ucap Arin masih dengan mata yang sembap, penuh rasa syukur.
“Iya, Arin, sama-sama,” kata Nina dan temantemannya, serempak. “Eh, sebentar ya, aku buatkan es teh untuk kalian semua. Kalian pasti haus,” ucap Arin. Teman-teman menyambut tawaran Arin dengan gembira. Alhamdulillah, senang rasanya bisa berbagi dan melihat Arin tersenyum kembali. “Cepat kembali ke sekolah ya, Arin. Aku sudah kangen belajar dan bermain bersamamu,” kata Nina dalam hati. (M-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved