Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Mengayuh Asa untuk Anak-Anak Indonesia

Fario Untung Tanu
20/9/2015 00:00
Mengayuh Asa untuk Anak-Anak Indonesia
(MI/Sumaryanto)
SCOTT Thompson bukanlah seorang pelari profesional dengan prestasi yang gemilang. Ia juga bukanlah pelari jarak jauh. Namun, demi anak-anak Indonesia, pria plontos yang menjadi direktur di salah satu perusahaan energi di Jakarta ini rela berlari ribuan kilometer. Dalam misinya, ia berlari untuk menggalang dana. Namun, aksinya ini terbilang nekat. Contohnya pada 3 Oktober 2010, dia pernah menaklukkan Gurun Sahara dengan berlari sejauh 250 kilometer selama tujuh hari lamanya. Scott berlari melintasi gurun pasir yang sangat panas dengan suhu mencapai 50 derajat celsius di siang hari.

Selama berlari satu minggu lamanya, Scott pun menceritakan beberapa tantangan yang tak akan pernah ia lupakan seumur hidup itu. Menurutnya, tantangan terbesar ialah bagaimana dirinya bisa menyelesaikan lintasan lari dengan keadaan sadar. "Yang utama tentu bisa menyelesaikan lari. Namun, ada tantangan lain, seperti kaki lecet karena sepatu kemasukan pasir. Juga dehidrasi yang sangat tinggi karena panas di sana," ungkap Scott, salah satu narasumber dalam acara Kick Andy yang akan ditayangkan ulang, malam ini.

Dalam aksinya itu, pria kelahiran Scotlandia tersebut berhasil mengumpulkan dana sekitar US$30.000 atau sekitar Rp360 juta. Semua dana itu ia donasikan untuk membantu yayasan yang membantu anak penderita kanker yang kurang mampu. Tak sampai di situ, dua tahun kemudian pada 8 Maret 2012, Scott kembali melakukan aksinya. Ia berlari dari Bali menuju Jakarta dengan jarak sejauh 1.250 kilometer yang ia tempuh dalam waktu 25 hari. Ada kisah lucu yang Scott alami selama berlari dari Pulau Dewata itu menuju Jakarta. Di antaranya, ia harus mengganti sebanyak delapan sepatu sampai akhirnya tiba di Ibu Kota Jakarta.

Menurutnya, hal itu dilakukan agar kakinya tidak luka. "Total ada delapan sepatu yang saya ganti setiap harinya karena tidak enak jika berlari dengan sepatu yang basah. Saat saya lari kerap turun hujan," jelas Scott. Selama melakukan aksinya itu, Scott tidak hanya berlari, tetapi justru menggalang amal dengan tema Berlari terus bersama yayasan cinta anak bangsa. Dalam aksi amal itu, ia berhasil mendapat total dana Rp3,8 miliar. Dana tersebut ia salurkan untuk membantu anak-anak Indonesia melalui beberapa yayasan yang berisikan anak putus sekolah dan prasejahtera di bidang pendidikan.

Belum puas dengan berbagai aksinya, pria yang sudah berada di Indonesia sejak 12 tahun silam itu kini sedang berencana memecahkan rekor dunia. Pada 28 September 2015 mendatang, Scott akan melakukan tantangan dengan mengayuh becak dari Banda Aceh menuju Jakarta. "Kenapa memilih becak? Saya mau mencari yang unik, tapi melekat dengan ciri khas Indonesia. Berbeda dengan berlari dan bersepeda, jadi saya pilih becak," ucapnya. Aksi ini akan diberi nama 'Becak Terus' dan lagi-lagi untuk amal.

Nantinya, ia akan mendesain becaknya secara khusus untuk menempuh perjalanan ribuan kilometer dari Banda Aceh menuju Jakarta. "Tentu harus didesain agar kuat saat naik tanjakan dan turun tanjakan serta rute lainnya yang nanti akan sulit dilalui," ungkap Scott. Yang tak kalah unik dari aksi ini, pria berkepala plontos ini akan memberi nama kendaraannya itu dengan nama Flying Merah Putih. Aksi 'Becak Terus' itu akan dia mulai dengan mengayuh becak dari Museum Tsunami Aceh sampai Jakarta dengan jarak tempuh sejauh 2.612 kilometer yang memakan waktu selama 21 hari. Aksi yang dilakukannya bukanlah untuk mencari sensasi semata, melainkan aksi gila yang sudah dilakukan selama ini untuk menggalang aksi amal. Baginya, setiap langkah ialah amal dan setiap langkah ialah harapan untuk anak-anak Indonesia.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya