Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Bisnis Moncer, Kontribusi Lancar

SURYANI WANDARI PUTRI PERTIWI
13/9/2015 00:00
Bisnis Moncer, Kontribusi Lancar
(Dok DBS)
MUDA bertemu 17 kelompok wirausaha sosial, pebisnis yang mengedepankan keuntungan dan kontribusi positif buat sekitarnya, pada DBS Social Entrepreneurship (SE) Boot Camp di Hotel Santika, Depok, Jawa Barat. Pelatihan ini dilakukan pada Selasa dan Rabu, 25-26 Agustus dan menjadi salah satu rangkaian kegiatan pemberdayaan pebisnis sosial. Pebisnis dari 14 kota seluruh Indonesia ini diinisiasi DBS Foundation dan Pusat Usaha Kecil dan Mikro Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UKMC UI). Pada pelatihan kali ini, anak-anak muda dengan aneka bisnis ini membahas topik Pengukuran dan Evaluasi Dampak.

"Dari awal, para wirausaha sosial harus bisa mengukur dampak yang dihasilkan program usaha sosial yang dilakukan. Tujuannya, agar lebih dapat dipertanggungjawabkan, dapat dilihat sejauh mana kontribusinya, serta seberapa signifi kan programnya bagi masyarakat," kata Fajar Anugerah, Senior Partner Kinara Indonesia, yang melatih para pebisnis ini. Belajar dari senior Ada pula sesi presentasi yang mereka paparkan. Selanjutnya, mereka saling bertukar masukan, termasuk dari pihak DBS. "Pertama-tama, mereka harus bisa menjelaskan usaha itu bertujuan profi t atau nonprofi t. Kemudian, mereka perlu mengetahui tipe usahanya. Selanjutnya, baru mereka bisa menentukan output, outcome, serta impact yang diharapkan." kata Melanie Tedja, konsultan keuangan proyek sosial dan lingkungan.

Selanjutnya, giliran Goris Mustaqim, President and Founder Asgar Muda Foundation yang berbagi bersama para peserta tentang pengalamannya mengembangkan wirausaha sosial. Maka, Aqmarina Andira dan Amirah Kaca, para pendiri Rumah Cerita Bandung, salah satu peserta pelatihan ini, mengaku kian semangat memacu berbagai aktivitas untuk memacu minat menulis dan membaca di kalangan anak-anak dan remaja. Anak jalanan dan budaya Nusantara Agar aktivitas bisnis sosial itu terus melahirkan sinergi dengan berbagai pihak, ada pula sesi tentang kiat presentasi kepada calon investor. Kisah tentang kiprah Yayasan Nara Kreatif Kramat Jati di Jakarta Timur dipaparkan Nezatullah Ramadhan,
sang pendiri.

"Saya prihatin kepada kehidupan anak jalanan. Dengan memberdayakan anak jalanan, mempekerjakan mereka dalam industri daur ulang koran atau kertas bekas, mereka diharapkan mempunyai penghasilan yang pasti setiap harinya," kata Nezatullah dalam presentasinya. Ada pula Yayasan Belantara Budaya Indonesia, Jakarta Timur, yang prihatin kepada kurangnya wadah bagi masyarakat untuk berkegiatan dan belajar aneka tradisi Indonesia, khusunya tari dan musik tradisional. "Kami ingin menyediakan tempat dan sarana untuk mengenal dan belajar Budaya Indonesia lewat tari dan musik tradisional secara gratis. Peserta didorong untuk dapat mengembangkan bakat mereka. Itulah dasar pendirian Yayasan Belantara Budaya Indonesia," kata Diah Kusumawardani Wijayanti, sang pendiri.

Di akhir, mereka juga harus merealisasikan kiat yang didapatkan di sesi sebelumnya dalam bentuk presentasi mengenai produk wirausaha mereka. Satu per satu, mereka mendapat masuk an dari Dewi Meisari, Senior Associate Usaha Kecil Menengah Center Universitas Indonesia(UKMC-UI), salah satu pelatih di boot camp ini. Solusi buat masyarakat "Kewirausahaan sosial merupakan salah satu solusi buat berbagai masalah di negara-negara Asia. Kami berupaya terus menyediakan beragam wadah yang memungkinkan wirausaha sosial di Indonesia dapat bertumbuh," ujar Mona Monika, Head of Group Strategic Marketing and Communications, PT Bank DBS Indonesia.

DBS SE Boot Camp akan terus berguliar, dimulai pada Agustus, akan terus berlanjut hingga Desember 2015. Berbagai kiat dan inspirasi bisa diserap para peserta secara cuma-cuma dari para organisasi yang bergelut di dunia yang memadukan laba dan pertanggungjawaban sosial itu. Belantara Budaya Indonesia dan Nara Kreatif serta berbagai pengusaha sosial memang harus terus bertumbuh, agar masyarakat kian berdaya! (M-1) 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya