MI goreng dan mi rebus menjadi menu andalan setiap warung kopi. Cara penyajiannya pun cepat. Mi beserta bumbu yang terdapat dalam kemasan disajikan secara instan. Pedagangnya hanya menambahkan sayuran dan sebutir telur. Perlakuan ini juga dilaksanakan Ramen Tusukan Yatai yang berlokasi di Tebet Barat Raya Dalam No 60, Jakarta. Oleh pemiliknya, sebuah menu ramen instan dalam kemasan yang diimpor langsung dari Jepang disajikan dengan topping rumput laut, wijen, telur, daun bawang, dan crab roll. Empat rasa ramen menjadi andalan warkop yang baru dibuka pukul 18.00 WIB ini. Kategori rasa ramen tersebut dipilih berdasarkan selera lidah masyarakat Indonesia yang suka kaya akan rasa. Seperti samyang hot fried ramen, ramen goreng yang bercita rasa sangat pedas.
Lalu ada ottogi cheese ramen yang begitu gurih dan creamy. Harga masing-masing dibanderol Rp15 ribu-Rp20 ribu. Untuk mempertahankan cita rasa Jepang, hokaido miso ramen disajikan. Ramen kuah ini menawarkan rasa kuah yang sama dengan miso tofu soup. "Ramen aslinya sendiri sebenarnya memang tidak bercita rasa. Cenderung plain (hambar). Tapi untuk beberapa ramen instan memang ada variasi rasa dan ini yang cocok untuk lidah masyarakat Indonesia," jelas salah satu pemilik, Bern Deddy, saat ditemui di kedainya, Selasa (8/9)malam. Usaha ramen ini dijalankan kakak beradik dan pasangannya masing-masing. Selain Bern Deddy dan Miranda Suz, ada juga sang adik Wibi Andrino dan Anita Mariane. Usaha kuliner ini pun dilakukan bersama-sama karena ingin menciptakan tempat tongkrongan dan kegemaran mereka terhadap kuliner Jepang.
Sejak awal, Miranda menyasar komunitas dan karyawan yang baru pulang kerja. Strategi pemasaran mulut ke mulut terbilang sukses. Kata Miranda, dalam sebulan dia bisa menghabiskan 400 kantong ramen instan. "Saya ke sini bisa tiga kali seminggu. Ramen favorit saya samyang karena pedas," tutur salah satu pengunjung yang berprofesi sebagi karyawan swasta, Mili, 27. Selain itu, sajian tusukan atau gorengan, seperti sosis, chicken wing, salmon balls, lobster balls, egg chicken roll, dan chicken spicy menjadi andalan warkop Jepang Yatai. Tingkat kekenyalan dan rasanya setingkat lebih unggul daripada produk gorengan Jepang yang dijual di restoran cepat saji. Harganya pun cukup terjangkau, satu tusukan mulai Rp4ribu-Rp10ribu.
"Awalnya, kami jual hingga belasan tusukan, tapi pada akhirnya kami kurangi berdasarkan minat konsumen. Kami tidak mau menjual terlalu banyak dan tidak dimakan juga. Selain untuk efi siensi pengeluaran, kualitas produk yang terpilih pun bisa kami jaga," papar Bern. Tidak perlu waktu lama untuk menyantap sajian Jepang ini, hanya sekitar 5-10 menit Anda sudah bisa menyantap ramen dalam kondisi panas. Sluuurrppp! Dijamin bersih Sebagai pelengkap, di sini juga disajikan minuman signature Jepang, yaitu teh hijau atau teh ocha. Untuk melengkapi variannya, ada es teh tarik dan berbagai softdrink. Karena berkonsep warkop, bangunan yang digunakan pun terbilang sangat kecil, sekitar 2 x 3 meter dilengkapi tempat mencuci, ditambah sebuah gerobak sebagai tempat memasak dan mempersiapkan makanan. Kursi dan meja makan terdapat di hadapannya, menggunakan trotoar dan sebuah tenda semipermanen. Namun, jangan khawatir tentang kebersihannya. Warkop ini berbeda kelas dengan warkop lokal pada u mumnya. Terlihat dengan penyajian mangkuk yang bersih serta sumpit dan gelas minuman untuk sekali pakai.
Dengan segala menu dan sajian yang ditawarkan, tak mengherankan bila harga yang dibanderol pun lebih mahal ketimbang warkop lokal. Perlu Anda ketahui, walaupun berkonsep warkop, Ramen Tusukan Yatai tidak mengizinkan pelanggannya berutang seperti halnya warkop atau warteg lokal. Untuk Anda yang rindu dengan keberadaan kuliner tusukan Jepang yang sempat tren beberapa tahun lalu di Ibu Kota, tempat ini bisa menjadi alternatif sambil menunggu kemacetan Jakarta terurai. (Fik/M-6)