Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Mari Tancap Gas di Era Digital

Suryani Wandari
09/10/2016 10:45
Mari Tancap Gas di Era Digital
(MI/Duta)

ERA digital, itulah yang kita jalani sekarang ini. Era digital yang merupakan eranya kemunculan digital, jaringan internet, atau kemajuan teknologi informasi, kini mengubah dunia.

Pergeseran dari era analog menjadi era digital tentu sangat dirasakan kita, apalagi era digital ini telah memengaruhi segala aspek kehidupan.

Beberapa tahun ini perkembangan era digital sangat bergerak sangat pesat, baik dari segi komunikasi, gadget, maupun peranti lunak. Efeknya bisa positif maupun negatif, bergantung pada kita mengambil langkah memanfaatkan atau diam tergusur zaman.

Untuk itu, Perhimpunan Hubungan Masyarakat (Perhumas) Muda yang merupakan sebuah organisasi yang berada di bawah naungan dan bimbingan Badan Pengurus Pusat dan Badan Pengurus Cabang Perhumas Indonesia untuk menjembatani kebutuhan para praktisi muda di bidang hubungan masyarakat (humas) mempersembahkan kelas humas muda bertajuk How to Make You Alive in The Digital Era, Sabtu(17/9), di Pondok Indah Mall. Tema tersebut memang mengajak para generasi muda untuk lebih siap dan berjalan beriringan dalam menghadapi era digital.

"Banyak sekali hal yang mesti diketahui dari era digital. Kami mengenalkan ini kepada anak muda agar mereka mengenal dan dapat menampilkan dirinya. Ini hal kecil yang bisa kami lakukan," kata Mohammad Rizki dari Divisi Pengembangan Perhumas Muda.

Diskusi bersama
Di hari itu, 30 peserta yang berasal dari sejumlah universitas mengikuti gelar wicara bersama 3 pembicara, yakni Khairiyyah Sari, CEO Lanangindonesia.com dan Jonathan End, arsitek dan digital marketer yang dikenal aktif di dunia maya, serta Nanda Ivens, CEO Mirum Agancy Asia Pasifik yang terhubung secara daring via streaming video.

"Kita harus membangun brand image di diri kita sendiri di era digital ini, seperti pada media sosial. Kita mesti mengeluarkan konten positif daripada konten sebelumnya," kata Nanda. Ya, ia memang menekankan kepada siapa pun yang ingin terjun ke dunia digital agar harus benar-benar memahami media serta target pasar yang akan dituju.

Penegasan serta kiat untuk menciptakan personal branding pun dijelaskan Khairiyyah Sari. Ia mengatakan prinsip menjemput bola pun mesti dilakukan. "Tak perlu malu untuk membangun komunikasi di media sosial seperti berteman dengan CEO sebuah perusahaan di media sosial karena hal tersebut akan menguntungkan kita ke depannya," jelas perempuan yang akrab disapa Sari itu.

Hal ini bisa diterapkan dalam pemanfaatan mobile internet melalui teknologi jaringan terbaru. Semakin biasnya batas global sosial, justru orang di dunia semakin terhubung. Pertukaran informasi yang lebih cepat yang juga dapat meningkatkan produktivitas penggunanya, mendorong berbagai perubahan ekonomi, sosial, dan budaya di masyarakat.

Miniworkshop
Seusai sesi diskusi, mereka pun melakukan kegiatan seru lainnya berupa miniworkshop. Para peserta ini membentuk tiga kelompok. Masing-masing diberi tugas untuk membuat merek baru untuk bergerak dalam bidang fesyen, kuliner, dan traveling.

Dalam waktu 15 menit, mereka harus merumuskan konten, sasaran pasar, mengunggah apa saja, hal yang akan dilakukan, pembeda produk, hingga memikirkan media partnership. Setelah selesai, mereka pun harus mempresentasikan hasil dengan dinilai dan diolah para pembicara.

Hasilnya, mereka mengetahui cara proses personal branding. Yuk bersama-sama kita maju di era digital agar lebih produktif dalam berbagai aspek! (M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya