Headline
Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.
Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.
Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.
KOCAK, terkadang jorok, tapi kerap menyentil, karakter itulah yang membuat karakter komik lokal ini dicintai penggemar. Si Juki pun dikemas layaknya komoditas komik di negara maju, ada komiknya, kaus, merchandise, hingga nantinya akan dibuat film. Jumat (19/8), Muda mengobrol dengan komikusnya, Faza Meonk, di kawasan Kemang, Jakarta Selatan. Yuk cari tahu lebih dalam tentang jurus anti-mainstream-nya!
Sejak kapan tertarik dengan dunia komik?
Sejak SD saya udah coba-coba bikin komik, bahkan mulai jual komik juga. Saat itu keinginan dan cita-cita hanya ingin jadi komikus. Orangtua pun selalu mendukung.
Bagaimana cara kamu mewujudkannya?
Di pertengahan jalan, di akhir SMP saat mau masuk SMA, saya berpikir lebih realistis lagi. Memang jadi komikus di Indonesia ada duitnya ya? Akhirnya saya coba belok sedikit dengan bersekolah di kejuruan animasi, kuliah pun saya mengambil jurusan animasi. Akhirnya saya fokus di dunia peranimasian karena menurutku masa depannya terus ada, seperti bisa membuat iklan, film, dan segala macam. Namun, saat kuliah mulai iseng bikin komik lagi, pertama saya pasang lewat Facebook dulu karena pada era abad ke-20 ini media sosial lagi booming banget. Ternyata komik-komik yang saya bikin banyak diapresiasi teman-teman saya. Lalu saya melihat ada titik terang sebenarnya komik di Indonesia bisa bangkit lagi. Enggak jelek-jelek banget kok jadi komikus karena ada pasarnya.
Debut kamu di dunia komik?
Akhirnya 2011 saya menerbitkan komik dengan sebuah penerbit, tapi pada 2012 awal saya mulai start berpikir, enggak boleh jadi komikus doang.
Ceritakan dong tentang karakter tokoh Juki?
Si Juki adalah seorang mahasiswa yang mempunyai sudut pandang yang berbeda dari orang biasa. Inspirasinya kebanyakan saat saya kuliah, dari kejadian sehari-hari hingga kekinian. Saya coba angkat lewat perspektif Si Juki, karakter anak kuliahan jurusan desain yang dituntut berpikir unblock sama dosennya, makanya dia suka berpikir anti-mainstream. Itu mungkin sisi menarik dari tokoh Juki.
Berapa lama kamu bisa menghasilkan cerita?
Mengeksekusi komik stripnya sih gampang, bisa 2 sampai 4 jam selesai. Saya bisa menghabiskan waktu 4 sampai 5 menit setiap gambar. Namun, menurut saya, yang susah itu ide ceritanya, ini yang tentatif.
Hingga kini ada berapa serial komik yang telah dihasilkan?
Lumayan banyak, karya saya ada di media sosial, sedangkan buku yang sudah jadi sekitar 13. Sekarang saya juga sudah merambah animasi, gim, merchandise, dan action figure. Intinya, saya pengin ngembangin Juki ke berbagai media. Sekarang saya lagi garap filmnya untuk tayang tahun depan.
Kenapa Si Juki harus merambah berbagai media?
Saya berpikirnya global, enggak hanya komik doang. Di Jepang dan Amerika, komik itu berkembang karena mereka berkolaborasi, dari komik jadi animasi dan lainnya. Sejak 2012, melalui Si Juki ini, saya harus menciptakan industri kreatif lainnya hingga bisa saling menopang dan menguntungkan.
Pendapatmu tentang anggapan para penyuka komik lokal bahwa Si Juki dianggap sebagai ikon komik lokal generasi sekarang?
Memang itu tujuan saya sejak awal. Saya ingin Si Juki ini sebagai tokoh generasi sekarang setelah misalnya Si Unyil yang belum tergeser oleh karakter-karakter dari luar. Pasti kan banyak yang rindu masa-masa itu.
Sekarang kamu juga mendirikan perusahaan ya?
Ya, saya sendiri banyak belajar dari manajemen karakter Si Juki. Karena itu, saya membuat Pionicon Management ini, yaitu perusahaan yang bergerak dalam bidang manajemen karakter fiksi. Saya melihat banyak creator-creator yang krusial, tapi mereka enggak tahu caranya mencapai target market, begitu pun sebaliknya. Lewat ini, kita membantu karya mereka agar lebih populer atau karya mereka bisa diduitin jadi bisnis. Sampai saat ini di Pionicon sudah ada 10 karakter yang ada ditangani, seperti Tuti, Pavlichenko Vusya, hingga Hebring. (M-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved