Headline
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
Telang dan secang dikemas serupa teh celup dan ketika diseduh, meninggalkan rasa segar dengan warna menakjubkan, merah dan biru cerah.
IDE mengemas tanaman yang akrab dengan masyarakat di kultur Jawalah yang dieksekusi tim Amreta dalam Creative Festival (Creatifest) Prasetiya Mulya School of Business & Economics, yang menjadi bagian dari mata kuliah business development, di Kuningan City Jakarta, Sabtu (23/7). Ray, Ivana, Liza, dan Jane serta delapan anggota Amreta lainnya memilih pasar premium dengan konsep artisan sebagai pembeda produk agar bisnis mereka kian moncer. Mereka mengolah sendiri bahan bakunya, memastikan bahan bakunya diolah organik dan layak, serta ditampilkan penuh cita rasa. Yuk ngobrol dengan mereka!
Bagaimana ceritanya kalian membangun Amreta?
Awalnya dari mata kuliah business creation. Jadi, kami buat kelompok empat orang, yaitu Ray, Ivana, Liza, dan Jane. Kami memadukan fanatisme anggota tim yang suka banget dengan teh detoks berbahan baku bunga-bungaan hingga kulit kayu dengan kecintaan kami dengan hal-hal yang berbau Indonesia. Semua itu kami gabungkan hingga terciptalah produk baru, varian teh yang kami beri nama Amreta. Lolos sebagai 36 tim terbaik, kami masuk hasil seleksi enam tim yang lolos ke tahap berikunya dari kategori food and beverage. Di tahap itu kami berhasil menjadi juara.
Kenapa pilih nama Amreta?
Amreta sendiri dalam bahasa Sanskerta berarti air kehidupan. Melalui Amreta, kami bercita-cita menghidupkan kembali popularitas rempah Indonesia yang mulai pudar. Selain itu, memberikan kehidupan yang lebih layak bagi petani Indonesia melalui pemanfaatan hasil bumi nusantara.
Varian apa saja nih yang ditawarkan?
Ada dua varian rasa, pertama breeze in spices yang memiliki warna biru kehijauan dari bunga telang, yang dikombinasikan dengan kesegaran daun mint. Rasa manisnya dari akar manis dan aroma rempahnya dari bunga lawang. Breeze in spices akan memberikan after taste segar dan manis di tenggorok karena sumber manis yang didapat dari akar manis, bukan gula biasa. Di samping memberikan kesegaran, breeze in spices juga memberikan efek relaksasi, serta baik bagi daya tahan tubuh. Yang kedua, spring in delight, merahnya dari kayu secang, yang dikombinasikan dengan rasa khas bunga krisantemum, kehangatan jahe merah, dan aroma rempah kepulaga. Berbeda dengan varian pertama, spring in delight akan menghangatkan tubuh dan memberikan manfaat bagi tenggorok.
Kemasan dan harganya?
Kami mengemas produk Amreta dengan dua jenis. Yang pertama dengan model loose leaf tea. Jadi, bahan enggak dimasukin ke kantong teh supaya konsumen bisa lihat langsung indahnya warna dan rempah alami yang diseduh langsung dari secangkir Amreta. Harganya sendiri untuk per boks isi 7 saset Rp65 ribu, 1 sasetnya bisa diseduh untuk 450 ml. Kedua, kami sajikan di dalam kemasan botol dingin dan yang panas di paper cup dengan harga Rp15 ribu. Terkadang ketika di bazar sebagian konsumen maunya instan dan malas untuk seduh-seduh di rumah lagi.
Keistimewaan Amreta menurut kalian?
Rasa khas Indonesia-nya serta keunikan estetika tampilan visualnya. Amreta menjadi daya tarik bagi para enthusiast food and beverage photography dan tentunya para pecinta teh dan rempah. Dewasa ini, kunci utama keberhasilan di dunia food and beverage tidak hanya terletak pada rasa dan kualitas, tetapi juga nilai dari estetikanya. Karena itu, kami hadir untuk memenuhi permintaan konsumen tersebut.
Target Amreta di masa depan?
Kami ingin memperkenalkan minuman khas Indonesia ke mata dunia, dimulai dari menguasai pasar dalam negeri. Kita akan menyelesaikan sertifi kasi dan konsultasi ke ahli pangan yang tahu detail apa saja yang dibutuhkan supaya teh kita lebih keluar rasanya. (M-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved