Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
AGUSTUS 2023, Komunitas Salihara akan menghelat Literature and Ideas Festival (LIFEs) 2023 bertajuk Prancis dan Frankofon. Menuju acara itu, Salihara membuka kelas filsafat yang mengangkat tema seputar filsuf Prancis terkait Islam dan Kebebasan Menurut Mazhab Prancis.
Berlangsung secara daring, kelas tersebut dijadwalkan tiap Sabtu, mulai 15 Juli – 5 Agustus 2023. Salah satu bahasan yang akan diangkat adalah bagaimana para filsuf dan ilmuwan Prancis mempersoalkan kembali tema kebebasan dengan meneropong Islam dan masyarakat muslim sebagai bahan kajian mereka yang tumbuh dengan tradisi Mazhab Leiden, Belanda.
Selain itu, para peserta akan diajak untuk memahami dan berdialektika mengenai pengaruh perkembangan, sejarah, sumbangsih mazhab Prancis yang ditinjau dari kajian akademik, keilmuan, dan kehidupan masyarakat negara-negara muslim. Kelas Filsafat ini diampu secara terpisah oleh para akademisi seperti Ayang Utriza Yakin, Etienne Naveau, F. Wawan Setyadi, dan Haryatmoko.
Haryatmoko akan mengampuh materi terkait Gilles Deleuze dan Kreativitas pada Sabtu, 15 Juli 2023 pukul 14:00 - 16:00 WIB. Kelas ini akan membahas tentang konsep-konsep hasil rekayasa Gilles Deleuze yang mengacu pada gerak dinamis, perubahan, inisiatif dan kreativitas. Dimana Deleuze menolak skema pikiran seperti pohon, tapi menggunakan "rhizome" yang bisa berkembang biak ke segala arah.
“Dia ingin melihat ke depan yang tampil dalam konsep "tubuh-tanpa-organ" sumber energi tanpa bentuk dari semua organisasi dan proses baik yang mungkin atau yang tidak mungkin sehingga memicu kreativitas,” jelas Haryatmoko seperti dilansir dari keterangan pers yang diterima Media Indonesia pada Senin (10/7).
Selanjutnya pada Sabtu, 22 Juli 2023 akan dilaksanakan kelas betajuk “Kebebasan Menurut Fenomenologi Kehendak Paul Ricoeur” dengan pengampuh F. Wawan Setyadi yang merupakan pengajar di STF Driyarkara, Jakarta dan sedang menjalani studi S3 di Centre Sèvres, Paris dan L’université de Namur, Belgia.
Ada pula Ayang Utriza Yakina yang merupakan seorang peneliti di Sciences Po Bordeaux, Prancis, dan pengajar di Université Catholique de Louvain, Belgia sejak 2021, serta pernah menjadi dosen tamu di departemen Kajian Islam dan Arab serta Studi Timur Tengah selama tiga tahun di Universitas Ghent itu akan mengampuh materi terkait Mazhab Prancis dalam Studi Islam pada Sabtu, 29 Juli 2023.
Menurut Ayang, Ilmuwan Prancis (dalam bidang ilmu-ilmu humaniora dan sosial) yang menjadikan Islam dan masyarakat Muslim sebagai objek kajian dalam penelitian dan pengajaran mereka, dapat dianggap sebagai peletak dasar kajian agama Islam dan masyarakat muslim yang pada awalnya disebut kajian ketimuran (études orientales).
“Mazhab Perancis dalam studi Islam sangat berjasa dalam mengembangkan pendekatan, metode, konsep dan teori untuk mengkaji Islam dan masyarakat Muslim yang menghasilkan banyak kajian dengan hasil luar biasa,” ujarnya.
“Hasil-hasil kerja penelitian ilmuwan Mazhab Perancis dalam studi Islam ini pada gilirannya dapat digunakan dan bermanfaat untuk pembangunan negara-negara mayoritas Muslim dan pembaharuan pemikiran dalam Islam,” lanjutnya.
Selain itu, pada Sabtu, 05 Agustus 2023 alan digelar kelas bertajuk Blaise Pascal dan Islam dengan diampu oleh Etienne Naveau yang merupakan Doktor Bidang Filsafat di Institut Nasional Bahasa dan Peradaban Oriental (INALCO) sejak 2003. Kelas ini akan membahas terkait Blaise Pascal (1623-1662) yang mengeluarkan penilaian ketat dan kurang informasi tentang Islam. (M-1)
Komunitas Salihara Arts Center baru saja menggelar festival musik jazz progresif dalam gelaran Salihara Jazz Buzz 2024, akhir Februari dan awal Maret lalu.
Pada tahun ini, Artjog juga menghadirkan program baru untuk menyambut pameran seni tahunan tersebut dengan menghadirkan Road to Artjog, program pra pameran
Lewat Jargon Mon Amour!, komunitas Salihara ingin menggali dan merayakan kekayaan intelektual dari para pemikir dan penulis asal Prancis dan negara Frankofon
Pertunjukan musikal 9SEMBILU berkisah tentang sembilan perempuan pejuang Kendeng.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved