Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Usia boleh tua 75 tahun, namun penampilan di atas panggung dan produktivitas tidak kalah dengan anak muda. Begitulah gambaran sosok Iggy Pop. Tahun ini, album solo ke-19 milik mantan personel The Stooges itu bakal dirilis, tepatnya pada 6 Januari.
Di album yang bertajuk Every Loser ini, Iggy yang bernama asli James Newell Osterberg, bekerja sama dengan sejumlah musisi era 80 dan 90-an, seperti Duff McKagan dari Guns N' Roses, Stone Gossard (Pearl Jam), Dave Navarro ( Jane's Addiction), Chad Smith (Red Hot Chili Peppers), serta Taylor Hawkins, drummer Foo Fighters yang wafat pada Maret lalu.
Daya ledak album baru ini terbukti dari lagu pertama, "Frenzy" yang seolah kembali ke akar hard rock. Siapa pun yang melihat rocker gaek itu saat tampil di tur dunianya baru-baru ini, tentu tahu tidak ada tanda-tanda dia melambat. Dia tidak pernah mau menyerah.
"Dia benar-benar The Last Mohicans sejak meninggalnya David Bowie dan Lou Reed," kata Gilles Scheps, salah satu penulis buku "Iggy Pop and The Stooges" dan pendiri Stooges Fans Club di Prancis.
Meski tidak bergabung dalam satu band, Iggy, Bowie, dan Lou Reed berkawan akrab selama tahun 1970-an dan terlibat dalam berbagai proyek musik. Mereka saling membantu membangun rock alternatif modern dan menjadi ikon musik era itu, dari dandanan hingga gaya bermusik. Saking kuat pengaruhnya, sebuah film tentang ketiga sosok ini pernah dirilis pada 2010 dengan judul The Sacred Triangle.
Tetapi, Iggy membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk mencapai tingkat popularitas yang sama dengan kedua sahabatnya itu (Bowie dan Reed)
"Iggy Pop tidak dikenal di negaranya sendiri. Penonton Amerika melewatinya," kata Jean-Charles Desgroux, penulis "Iggy Pop: Shake Appeal".
Tapi, sejak itu, dia telah menjadi ikon band aslinya, The Stooges, dan banyak dari rekaman solonya telah menjadi inspirasi bagi generasi musisi berikutnya dari lintas genre, termasuk punk.
"Saya bisa melihat ujung jalan," katanya tentang keputusannya untuk mulai hidup ‘bersih’ sejak dekade 1990-an. Bersih yang dimaksud adalah bebas dari pesta liar. "Gigi saya pernah rontok, pergelangan kaki saya bengkak, musik saya semakin bernada sumpah serapah," imbuhnya.
Namun, biar bagaimanapun, dia tetap senang berpetualang, termasuk di albumnya "Free" yang dirilis pada 2019, yang cenderung bercorak ke jazz.
"Dia membawa penggemar ke arah yang tidak terduga dengan 'Free', dan kini ketika kita tidak lagi mengharapkan dia untuk bergoyang, dia kembali dengan irama yang cepat," kata Scheps. (AFP/M-3)
Pengaruh musikal dari Stevie Ray Vaughan dan John Mayer juga mempunyai efek pada gaya penulisan lagunya.
IKON pop internasional Britney Jean Spears, 34, siap menyapa penggemarnya melalui album studi kesembilan berjudul Glory. Album itu bakal meluncur 26 Agustus melalui RCA Records.
IKON pop internasional Britney Jean Spears, 34, siap menyapa penggemarnya melalui album studi kesembilan berjudul Glory.
Gitaris band Slank Ridho Hafiedz akhirnya merilis album solonya bertajuk Legacy, yang terinspirasi dan ditujukan untuk kampung halamannya di Ambon, Maluku.
Meski tidak ada hubungannya dengan vaksin Covid-19, album ini dipercaya Slank memiliki ramuan yang bisa membuat "kebal mental dan menjaga imun tubuh agar terhindar dari virus-virus jahat".
Musisi blues Adrian Adioetomo merilis lagu berjudul "Burning Blood, Cold Cold Ground" yang juga menjadi bagian dari album keempatnya.
Kesepakatan Bowi dan Warner mencakup ratusan lagu yang mencakup karier enam dekade pelopor glam rock itu mencakup Space Oddity, Changes, Life of Mars, dan Heroes.
Teks lagu itu terjual dengan harga lima kali lipat dari perkiraan awal sebesar 40 ribu pound sterling.
Paris memainkan pengaruh minim pada hidup Bowie ketimbang London, Berlin, dan Los Angeles, namun budaya teater avant-garde Paris berpengaruh pada gaya bermusik Bowie.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved