Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
KEJAYAAN bahari Nusantara tergambar dalam tiga kapal yang tertata seperti huruf V, atau formasi 1-2. Satu kapal paling depan ukurannya lebih besar dibanding dua kapal yang ada di belakangnya. Sekilas, masing-masing kapal ditumpangi sosok berjubah emas. Tapi ketika didekati, itu adalah biji pala yang disepuh emas dan membentuk sosok orang berjubah lengkap dengan penutup kepala.
Ketiga kapal itu adalah karya seni instalasi Titarubi, bertarikh 2016 dan berjudul History Repeats Itself. Sebuah karya instalasi yang terinspirasi dari kejayaan maritim Nusantara. Replika kapal galley dari Aceh, kapal Banten, dan kapal Madura.
Dari karya itu, Titarubi ingin kembali mengingatkan kepada masyarakat luas bahwa Indonesia adalah negeri maritim, dan pada masanya sejumlah negara Eropa datang ke Indonesia dan mengeksploitasi pala yang harganya dinilai dengan emas.
Karya Titarubi itu ada di Museum Haji Widayat, Mungkid, Magelang, Jawa Tengah. Menjadi salah satu karya seni yang dipamerkan dalam Festival Indonesia Bertutur 2022.
Menurut Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Hilmar Farid, Indonesia bertutur merupakan festival yang merefleksikan warisan cagar budaya dengan berbagai kreasi media baru.
“Ada yang dipamerkan dan ada yang dipentaskan,” kata Hilmar di Magelang, Senin (12/9). “Kita mengajak sejumlah seniman, untuk mengangkat warisan budaya dengan bentuk baru. Semacam respons kekinian terhadap masa lalu,” imbuhnya.
Festival Indonesia Bertutur, lanjut Hilmar, menjadi cara baru untuk menjembatani generasi sekarang yang akrab dengan teknologi untuk mengalami warisan budaya masa lalu.
“Ini cara baru, kita menggunakan teknologi digital untuk mengangkat sejarah budaya masa lalu,” katanya.
Dengan mengusung tema Mengalami Masa Lalu, Menumbuhkan Masa Depan, Festival Indonesia Bertutur 2022 menampilkan 20 cagar budaya. Yakni: Sangiran, Liang Bua, Leang-Leang, Gugus Misool (Raja Ampat), Sangkulirang, Lore Lindu, Kutai, Tarumanegara, Kompleks Candi Dieng, Candi Borobudur, Candi Mendut, Candi Pawon, Candi Prambanan, Candi Gunung Kawi, Muara Takus, Muaro Jambi, Candi Jago, Candi Singosari, Trowulan, dan Candi Bahal.
Menurut Direktur Artistik Indonesia Bertutur 2022, Melati Suryodarmo, Festival Indonesia Bertutur 2022, melibatkan 900 pelaku budaya dan menampilkan 116 karya yang materinya diambil dari 20 cagar budaya di Nusantara. “Dan ada juga ruwatan bumi,” kata Melati.
Ada beberapa program dalam Festival Indonesia Bertutur 2022. Pertama, Kiranamaya yang menampilkan beragam video mapping di kawasan Candi Borobudur saat malam hari. Kedua, Layarambha, menghadirkan berbagai film dari berbagai negara. Ketiga, Anarta, yakni seni pertunjukan kontemporer di bidang musik, tari dan teater. Keempat, Visaraloka, ruang bagi seniman multimedia dan interdisipliner berkreasi. Dan kelima, Virama yakni saat menanti pertunjukan di panggung utama, pengunjung dapat menyaksikan pertunjukan musik, tari, dongeng, dan menikmati aneka hidangan yang dijual pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Visaraloka
Karya Titarubi berjudul History Repeats Itself, merupakan karya yang dipajang di Museum H.Widayat dalam pameran Expanded Media bertajuk Visaraloka. Tak hanya karya Titarubi, tapi ada banyak karya dan dipamerkan di 4 galeri yang terletak di sekitar Candi Borobudur. Yakni Museum H.Widayat, Apel Watoe Contemporary Art Gallery, Eloporogo Art House, dan Limanjawi Art House.
Selain karya Titarubi, Museum Haji Widayat ada karya Lisa Reihana berjudul In Pursuit of Venus. Karya Mella Jaarsma berkolaborasi dengan Agus Ongge, dengan karya berjudul At First There’s Black. Karya video animasi berdurasi 5 menit 40 detik oleh Kusmalida Pusbaning Budi berjudul Bird of Red Forest. Dan karya video animasi berdurasi 5-7 menit oleh Riduan Situmorang, berjudul Marhontas.
Di Apel Watoe Contemporary Art Gallery, ada 4 seniman yang ikut pameran. Mereka adalah Citra Sasmita dengan karya instalasinya berjudul Timur Merah Project VII: Divine Comedia, bertarikh 2021–2022. Pelukis Deddy PAW, salah satu karya lukisnya yang dipamerkan berjudul One with nature. Seniman Jun Nguyen-Hatsushiba dengan karya video berjudul Memorial Project Nha Trang, Vietnam: Towards the Complex—for the Courageous, the Curious, and the Cowards. Dan seniman Syaiful Aulia Garibaldi, yang memamerkan karya bertarikh 2016, berjudul Lartucira #14.
Sementara di Eloporogo Art House, ada Sony Santosa yang memamerkan sejumlah karya lukisnya, di antaranya berjudul Sang Pelukis. Ada seniman Gilang Anom dengan karya instalasinya berjudul Aksara Rasa: Ruh Kala. Ada seniman Khvay Samnang dari Kamboja. Ada Natasha Tontey dengan karya video berjudul The Epoch of Mapalucene. Ada Robert Zhao, seniman asal Singapura yang memamerkan karya video berjudul How to reclaim a river. Ada kelompok seni Tromarama yang memamerkan karya berjudul Madakaripura.
Adapun di Limanjawi Art House, ada Ade Darmawan, Lu Yang, Julian Abraham, Umar Chusaeni, Yasumi Ishii, dan Utami Atasia Ishii. Semua karya di program visaraloka, ini berlangsung mulai 7-13 September.
Menurut Hilmar, Festival Indonesia Bertutur penting bagi masyarakat, terutama generasi muda. Karena tak semua kebudayaan harus diceritakan, tapi juga harus dialami oleh generasi sekarang. “Dan festival ini, memberikan pengalaman itu,” kata Hilmar.(M-4)
Di tengah derasnya arus globalisasi dan tekanan dominasi bahasa-bahasa besar dunia, bahasa daerah menghadapi ancaman yang semakin konkret
FILM Turang, yang pertama kali tayang sekitar 67 tahun silam di Festival Film Asia Afrika di Tashkent, Uzbekistan pada 1998 kini kembali dirayakan.
Menteri Kebudayaan Fadli Zon dan Wakil Menteri Kebudayan Giring Ganesha Djumaryo berkesempatan menerima Menteri Kebudayaan Federasi Rusia, Olga Lyubimova.
MENTERI Kebudayaan Fadli Zon dan Wakil Menteri Kebudayan Giring Ganesha Djumaryo berkesempatan menerima Menteri Kebudayaan Federasi Rusia, Olga Lyubimova.
Indonesia: Zamrud khatulistiwa, diapit dua benua dan samudra. Kaya budaya, strategis, dan rawan bencana.
Indonesia: Letak geografis unik pengaruhi iklim, budaya, ekonomi. Pelajari dampak strategisnya bagi Nusantara!
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved