Headline
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan
Papandayan, gunung di Kabupaten Garut, Jawa Barat, memang merupakan salah satu destinasi favorit para pendaki, termasuk para pemula. Jalur yang relatif landai, sajian pemandangan indah dari kawah nan merekah, dan bekas letusan pada 2002 yang meninggalkan batang pepohonan tanpa arwah menjadi berbagai alasan untuk datang lalu kembali ke sana. Namun, ada pula berbagai spot indah lain yang belum banyak dijamah. Saya berkesempatan menjelajahi spot-spot agak rahasia itu bulan lalu.
Puncak Tebing Soni
Permulaan jalur pendakian dari Camp David berupa jalur selebar 5 meter. lihatlah sisi sebelah kanan, ada tebing menjulang tinggi dan gagah, bak pemandangan yang tersaji di film The Hobbit.
Puncak tebing yang dinamai Puncak Tebing Soni oleh warga sekitar itu bisa dilalui lewat punggungan di sisi timur kawah Papandayan atau punggungan bukit di pintu gerbang masuk sebelum Camp David.
Menurut Ayi, salah satu volunter Gunung Papandayan, nama Soni untuk mengenang korban meninggal. Dari sini, bukan hanya Gunung Cikuray dan Guntur yang tampak, Gunung Ciremai dan Gunung Slamet di Jawa Tengah juga akan terlihat.
Danau tak Bernama
Dari Puncak Tebing Soni, saya turun kembali ke jalur utama. Lalu dari titik itu, lihatlah kawah paling ujung di barat daya. Di sisi bawah kawah, ada gundukan pasir membentuk bukit. Tujuan saya selanjutnya menuju titik itu.Jika membawa kompas orienteering, mudah untuk mencari sudut azimuth menuju danau.
Sekitar 100 meter berjalan, sampailah saya di gundukan pasir itu. Alangkah indahnya. Di balik gundukan pasir tersebut ternyata ada cerukan besar, membentuk danau dengan air berwarna hijau kekuningan. Luas danau itu mungkin sekitar 100 meter. Warga lokal hanya menyebutnya ‘Danau Papandayan.’ Air danau itu terasa tawar karena berasal dari air hujan.
Tugu dan gua
Dari danau, pendakian berlanjut ke barat. Tujuan saya kini ialah sebuah tugu yang menurut warga merupakan peninggalan zaman Belanda. Deretan batang pohon seperti di Hutan Mati juga ada di lokasi itu. Teriknya matahari membakar kulit meski sesekali sinarnya terhalang oleh awan.
Tugu itu saya temukan tanpa info apa pun di dindingnya, beberapa bagian sudah hancur. Bentuknya limas segiempat setinggi 2 meter. Warna tugu kecokelatan, membuat ia tersamar di antara pepohonan. Di bagian bawahnya, terdapat gua yang tembus horizontal ke jalur di sisi sungai.
Padang edelweiss di Tegal Alun
Hujan kabut turun sesaat seusai makan siang. Setelah 2 jam mendaki, di ketinggian 2.480 mdpl, saya melihat rumpun edelweiss yang merekah. Tanaman edelweiss itu jadi pertanda tidak lama lagi saya sampai di Tegal Alun.Benar saja, sekitar 10 menit berjalan, hamparan rumpun edelweiss semakin lebat.
Jalur pun hanya mendatar. Saya sudah sampai di Tegal Alun sisi selatan. Rombongan lain di Tegal Alun terheran-heran melihat saya datang dari arah yang berlawanan dengan mereka. Kebanyakan pendaki naik dari Pondok Salada, lokasi perkemahan di Papandayan.
Bermalam di bawah ribuan bintang
Tepat pukul 17.00 saya sampai di Guber Hut. Total 10 jam perjalanan yang mesti dilahap untuk mencapai tempat camp ini.
Di tengah malam, ketika hari berganti, langit cerah yang dinanti akhirnya muncul. Hamparan entah berapa ribu bintang di sisi selatan langit Gunung Papandayan membentuk pusat galaksi Bima Sakti. Berteman pisang goreng dan secangkir teh hangat, saya mengeluarkan kamera untuk merekam kejadian alam yang mustahil terlihat di kota besar ini.
Sunrise di depan tenda
Bunyi jejak langkah orang-orang di luar tenda membangunkan saya. Wow... ternyata mereka sedang bersiap menyambut sunrise. Saya pun bergabung, tidak menunggu lama, matahari muncul dari balik Gunung Cikuray di Timur. Bulat sempurna dan menghangatkan pagi itu.
Bagi Anda yang ingin sensasi berbeda dari Papandayan, jalur yang saya lalui ini bisa jadi opsi. Selain lebih sepi serta bersih dari sampah, jalur ini pun merupakan rute lama sebelum erupsinya di 2002. (M-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved