Cara Konsumsi yang Minim Kalori

BANYAK orang mengira melakukan rutinitas makan dengan jumlah yang sedikit, tapi dengan periode yang singkat merupakan hal yang baik untuk metabolisme tubuh. Cara ini juga diyakini bisa berdampak pada penurunan berat badan.

Namun, sebuah penelitian yang dilakukan American Diabetes Association dan dilansir dari situs CNN menjelaskan mengkonsumsi makanan dalam jumlah besar sebanyak dua porsi sebelum makan malam dan melewati makan malam dapat mengurangi berat badan.

Menurut Dr Hana Kahleova, rutinitas itu jauh lebih baik untuk mengurangi berat badan ketimbang melakukan rutinitas makan sebanyak enam kali dengan porsi yang lebih kecil setiap harinya.
“Setelah melakukan penelitian, justru ternyata orang yang rutin melakukan makan pagi, makan siang, makan malam dan tiga kali cemilan menghasilkan kalori lebih banyak ketimbang orang yang hanya mengonsumsi makan dengan porsi yang lebih besar saat makan pagi dan makan siang saja,” jelas Kahleova.

Penelitian yang dilakukan Kah­leova di Ceko melibatkan sebanyak 54 pasien penderita diabetes selama 24 minggu yang dipisahkan ke dalam dua kelompok.

Selama 12 minggu pertama, kelompok pertama mengonsumsi makanan pada pagi hari, siang hari, dan malam hari disertai dengan tiga kudapan di antara jam makan utama. Sementara itu, kelompok selanjutnya mengonsumsi makan pagi dalam jumlah yang besar antara pukul 06.00 dan pukul 10.00 dan makan siang dengan porsi yang sama antara siang sampai jam 16.00.

Hasil yang didapat ialah meskipun kedua kelompok tetap mengalami penurunan berat badan, kelompok yang hanya mengonsumsi makanan dua kali mengalami penurunan jumlah berat badan yang lebih banyak selama periode 12 minggu.

Namun, Kahleova tetap menyarankan agar orang-orang tidak secara langsung melakukan proses seperti ini. Bisa dimulai dengan fokus dan rutin mengonsumsi makanan di pagi dan siang hari dan konsumsi makanan yang rendah kalori saat jelang makan malam.

“Makan dengan porsi yang banyak selama dua kali sehari juga berpotensi mengurangi tekanan gula darah dengan arti produksi insulin pada tubuh bekerja lebih efisien,” papar Kahleova. (Rio/M-3)