Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

JUNIKA SUGIARSIH Kelebihan di Balik Keterbatasan

Galih Agus Saputra
18/7/2021 05:15
JUNIKA SUGIARSIH Kelebihan di Balik Keterbatasan
JUNIKA SUGIARSIH Kelebihan di Balik Keterbatasan(MI/ANDRI WIDIYANTO)

MEMBESARKAN anak disabilitas tentu memiliki tantangan dan perjuangannya tersendiri. Bukan saja kesabaran, orangtua juga harus tetap memiliki keyakinan jika kondisi anak tidak menghalangi kemampuan mereka untuk tumbuh membanggakan.

Hal itu pula yang diyakini Junika Sugiarsih. Kebesaran hatinya sebagai orangtua dari anak disabilitas tidak terbantahkan. Ia bukan saja telah berhasil mendidik dengan baik seorang anak disabilitas, melainkan juga tiga orang anak.

Anak pertama Junika, Muhammad Arif, mengidap attention deficit hyperactivity disorder (ADHD). Sang adik, Muhammad Irfan, mengalami down syndrome. Sementara itu, sang bungsu atau anak keempat Junika, Muhammad Ilham, mengidap pervasive developmental disorder, not otherwise specified (PDD Nos) atau gangguan tumbuh kembangnya sehingga tak mampu bersosialisasi dengan baik.

Anak ketiga Junika, Tri Anisah Nawangsari, yang sekaligus satu-satunya perempuan dalam empat bersaudara itu tidak memiliki masalah tumbuh kembang. “Saya tetap bersyukur. Saya percaya bahwa di balik keterbatasan, anak-anak juga punya kelebihan yang membanggakan,” kata Junika saat menjadi bintang tamu acara Kick Andy episode Semua karena Cinta yang tayang hari ini.

Junika mengungkapkan bahwa awal perjalanan membesarkan anak disabilitas makin menantang karena suami yang sempat jatuh sakit setelah kelahiran anak kedua mereka. "Sebagai suami istri, kalau satunya sudah down, salah satunya harus bangkit. Kalau saya ikut down, bagaimana dengan anak-anak? Makanya itu yang membuat saya harus kuat," ujarnya.

Beban mental pun bertambah dengan perkataan-perkataan yang menyinggung dari orang sekitar. Namun, ia berusaha tidak larut dalam kesedihan dan sakit hati. Junika berusaha memaklumi segala keadaan dan mencoba fokus mempersiapkan kemandirian anak-anak dan juga menyiapkan mental sang putri yang akrab disapa Nisa dengan keadaan kakak dan adiknya yang disabilitas.

Peran anak

Bagi Junika, ke­siapan mental sang putri sangatlah penting karena ia akan mengemban tanggung jawab mendam­pingi tiga saudaranya jika Junika dan suami sudah tidak ada lagi. Meski begitu, pola didik yang diterapkan Junika bukan dengan menempatkan Nisa sebagai pengasuh.

Junika berusaha mendidik ketiga anak disabilitasnya menjadi mandiri, baik lewat terapi maupun dengan mengerjakan tugas sehari-hari. Meski membutuhkan waktu lama dan ber­ulang kali membuat kesalahan, Junika tetap bersabar terus membiasakan ketiga anak itu menjalankan kebutuhan sendiri.

"Saya juga persiapkan kakak dan adiknya itu mandiri. Paling tidak untuk aktivitas sehari-hari, agar saya juga bilang ke Nisa, paling tidak kamu hanya mengawasi saja. Tidak perlu menyuapi, memandikan, atau memakaikan pakaian," imbuh Junika.

Junika juga kerap membawa ketiga anak disabilitasnya ke berbagai kegiatan yang dilakukan Nisa. Langkah ini diyakininya sebagai edukasi kepada teman-teman Nisa tentang kondisi ketiga anaknya.

Nisa sendiri mengungkapkan teman-temannya tidak ada yang menyinggung atau mempermasalahkan kondisi saudara-saudaranya. Nisa juga mengaku cukup siap jika suatu saat harus menggantikan peran kedua orangtuanya sebagai pendamping ketiga saudaranya. Tanggung jawab itu dirasa tidak berat karena saudara-saudaranya selama ini telah dipersiapkan dan mendapat terapi.

Lebih dari itu, Junika juga berharap agar kelak Nisa mendapat pasangan yang juga mampu menerima kondisi keluarga seutuhnya. "Siapa yang dekat dengan Nisa, sebaiknya dibawa ke rumah, kenalan dengan kakak dan adiknya, jadi sudah harus siap dengan kakak dan adiknya," tutur Junika.

Di sela-sela mengurus keluarganya, Junika juga masih punya energi untuk mengurus Insan Anugerah, sebuah sekolah yang khusus didirikan untuk anak-anak down syndrome. Hal itu dikatakan Junika sebagai upaya untuk membantu, bukan hanya anak, melainkan juga para orangtua. Lewat sekolah, orangtua dapat menemukan orang-orang yang memiliki tantangan sama dan pada akhirnya dapat saling mendukung dan menguatkan. (M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya