Headline
Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.
Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.
Angka penduduk miskin Maret 2025 adalah yang terendah sepanjang sejarah.
ADA pemandangan unik yang terlihat saban Minggu siang di Lapangan Gelanggang Olahraga Saparua, Bandung. Seperti terlihat Minggu (10/4), sekumpulan anak muda menggowes sepeda yang ukurannya tidak biasa.
Sekilas seperti paduan antara sepeda anak-anak dan sepeda BMX. Ukuran sepeda itu mini, tetapi tampilannya tetap garang.
Kate Bike, begitulah mereka menyebutnya. Meski nama belakangnya menggunakan bahasa Inggris, nama pertama tetap diucapkan ala Indonesia sekaligus representasi terhadap bentuk kecil sepeda itu.
Ega Febrian, salah satu pesepeda (rider) Kate Bike, mengajak Media Indonesia menjajal sepeda itu. Nyatanya, tidak mudah!
Ukuran yang rendah membuat menggowes harus dilakukan dengan cara berdiri. Sebab itu pula, sesungguhnya sadel pada sepeda ini tidak banyak berfungsi.
Di sisi lain, menggowes Kate Bike dengan cara berdiri juga bukan pekerjaan gampang. Hingga beberapa saat sepeda kami terus oleng.
"Keseimbangan itu jadi fokus pertama yang harus dikuasai," ujar Ega melihat kami kewalahan. Pria berusia 24 tahun itu pun mengaku harus belajar selama beberapa hari sebelum mampu mengendarai si mungil itu.
"Pemain BMX saja masih bisa terjatuh saat mencoba Kate Bike," tambah Ega juga seorang rider BMX.
Padahal, dikatakannya, pemain BMX sebenarnya telah terbiasa menggowes dengan cara berdiri. Sebab, menggowes cara ini lebih memudahkan pemain melakukan trik dan manuver. Namun, tetap saja Kate Bike menantang karena agar bisa seimbang, gowesan harus dilakukan lebih cepat. "Karena itu jadi lebih mudah lelah," ujar Ega.
Ia mengaku belajar setiap hari ketika pertama menjajal Kate Bike. Berbagai trik BMX pun baru bisa diterapkannya di Kate Bike setelah berlatih tiga bulan. Meskipun mini, Kate Bike bisa menahan bobot hingga 120 kilogram. Itu disebabkan ban troli yang diameternya lebih besar daripada ban sepeda pada umumnya.
Kelincahan pun tidak perlu diragukan, rider tetap bisa mencoba banyak aksi tetapi dengan usaha yang jauh lebih besar. Bunny hop, trik lompat kelinci dengan mengangkat roda bagian depan kemudian diikuti roda bagian belakang, ialah salah satu trik yang bisa diterapkan di Kate Bike. Hanya, pesepeda harus memiliki kontrol lebih tinggi. Jika badan terlalu ke depan atau ke belakang, rider mudah terjungkal.
Ketahanan kaki dan otot bahu
Tantangan yang lebih berat pada Kate Bike juga diakui Faisal Joe. Ia menyebut kecepatan menggowes untuk Kate Bike dua kali lebih cepat jika dibandingkan dengan BMX.
Sebab itu pria 24 tahun tersebut menekankan pentingnya kekuatan otot kaki dan otot bahu pada olahraga ini. Hari itu, Faisal beratraksi menggowes sepeda menuju papan rintang. Ia melompat dan membengkokkan setang sepeda 90 derajat, trik tersebut bernama table top. "Jangan lupa peregangan karena sering terjadi kram di tangan maupun kaki. Sepeda ini beratnya sama dengan sepeda yang biasa dipakai untuk olahraga BMX," saran Faisal.
Komunitas Kate Bike sudah memiliki enam rider dengan tiga sepeda yang penggunaannya bergantian. Hal tersebut untuk menjaga stamina tetap stabil lantaran energi keluar lebih banyak ketimbang bermain sepeda BMX.
Pesepedanya ada pula bocah bocah berusia 10 tahun. "Aku senang (bermain Kate Bike) karena kegedean kalau pake BMX," kata bocah bernama Albani itu.
Jatuh dan luka sudah banyak dirasakan Albani, tetapi bocah yang didukung sang ayah itu tetap bersemangat menyaingi para seniornya. Kegiatan berolahraga dengan sepeda itu juga menular pada teman-teman di sekolahnya. Banyak dari mereka yang bertanya-tanya dan ingin mencoba olahraga bersepeda dengan ragam aksi tersebut. (M-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved