Headline

Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.

Fokus

Angka penduduk miskin Maret 2025 adalah yang terendah sepanjang sejarah.

Bicara Kehidupan lewat Kursi

Hera Khaerani
17/4/2016 00:00
Bicara Kehidupan lewat Kursi
(MI/Atet Pramadia)

KURSI-KURSI bergaya klasik dengan sandaran punggung dan lengan berjajar di selasar Level One, Plaza Indonesia, Jakarta. Meski seluruhnya bermodel sama, kursi-kursi itu tampil berbeda dan menonjolkan daya tarik masing-masing.

Itulah yang ditampilkan di acara Chairity, Arts & Design Against Cancer yang berlangsung sejak awal bulan ini hingga 24 April mendatang. Nantinya semua kursi yang dipamerkan akan dilelang dan hasilnya disumbangkan.

Sesuai dengan tema acara, maka konsep desain dari para desainer dan seniman yang dilibatkan ialah soal ekspresi pengalaman mereka terkait dengan kanker. Sebanyak 50 seniman dari dalam dan luar negeri dilibatkan dalam pameran yang hasilnya disumbangkan ke Yayasan Kanker Indonesia (YKI) DKI Jakarta dan Yayasan Onkologi Anak Indonesia (YOAI).

Beberapa desain kursi tampak begitu menarik dan penuh imajinasi karena bukan saja berkreasi dengan warna dan lukisan, melainkan juga memberi elemen yang mengubah bentuk. Maka, hasilnya ialah kursi yang seolah-olah merangkum berbagai kisah kehidupan. Berikut di antaranya:

1. Kursi jadi pajangan bernilai seni

Lukisan sebagai pajangan, itu sudah hal biasa. Namun, bagaimana kursi sebagai pajangan yang bernilai seni? Inilah yang terlihat dari karya berjudul The Roaring Stripes karya Abu Jalal Sarimon.

Sesuai judulnya, seniman asal Singapura ini menyuarakan raungan lewat

gambar macan pada bagian dudukan. Sementara di bagian puncak sandaran ditempelkan topeng singa tapi dengan topi badut. Karakter desain Abu Jalal yang identik dengan warna cerah juga terlihat di sini sehingga menghasilkan tampilan kursi yang benar-benar kuat dan bisa menjadi pusat perhatian di sebuah ruangan.

Karya artistik lainnya ialah milik Rudi Hendriatno. Kursinya yang berjudul Beautiful Dead #2 diciptakan dengan mempreteli semua bantalan kursi, membelahnya, lantas menambahkan pijakan mekanik yang akan memisahkan belahan kursi dari sisi lainnya saat diinjak.

2. Perlambang solidaritas

Belajar dari kursi By Your Side yang dibuat dari Ario Wirastomo dan Ditta Astrini, kita bisa menyulap kursi single berlengan menjadi kursi panjang yang bisa dinikmati dua orang atau lebih.

Untuk acara ini, Ario dan Ditta yang sama-sama arsitek membuat kursi dalam nuansa hitam putih. Penggabungan kedua kursi dilakukan dengan elemen pita perlambang kepedulian terhadap kanker di bagian sandaran punggung. Pita itu tampak kaku karena memang dibuat dari susunan ratusan baut. "Kursi ini perlambang bahwa penderita kanker tidak sendiri... ratusan baut menunjukkan bahwa dibutuhkan konsistensi untuk melawan penyakit ini," tutur Ario dalam tayangan video untuk acara tersebut.

3. Kecantikan yang tidak luntur

Potret perempuan yang tegar menghadapi kanker tersirat dalam karya Belinda Rosalina. Desainer interior ini menambahkan kain di bagian bawah kursi sehingga nuansa feminin sangat kuat.

"Itu (kursi) saya kasih skirt (rok) melambangkan perempuan. Pesannya walaupun terkena kanker, rambut rontok karena kemoterapi, tapi perempuan itu tetap anggun dan cantik," katanya kepada Media Indonesia, Rabu (13/4).

Perempuan yang juga berprofesi sebagai pengacara ini menilai furnitur, termasuk kursi memang dapat memberi kesan kuat untuk interior. Bagi Anda yang ingin berkreasi dengan media kursi, ia menyarankan untuk bahan khusus kursi dan atau menggunakan pewarna berjenis cat minyak sehingga artistik tapi tetap fungsional. "Desain kursi saya itu pun masih bisa difungsikan untuk duduk, misalnya untuk kursi rias atau kursi belajar," tambahnya.

4. Kombinasi pola dan warna

Kursi sebagai media lukis juga terlihat di karya Yudi Mahaswanto. Alih-alih memilih satu tema lukisan, Yudi membuat beberapa tema lukisan berbeda di kursinya.

Kali ini pada karya berjudul Jambon Vs Hitam, ia menampilkan tema catur dalam gambar-gambar berbeda. Pada satu sisi di sandaran punggung digambar bidak catur sementara di sisi lainnya digambar motif kotak-kotak dengan warna hitam dan jambon.

5. Bertanduk

Bukan hanya lukisan yang bisa menjamin kursi Anda takkan ada duanya, tambahan sambungan pun juga bisa. Seperti sepasang kursi Aku Bahagia Menatapmu dan Aku Bahagia Menyapamu yang dibuat Ramadhan Bouqie yang ditambahkan sambungan serupa tanduk di atasnya. Melihat kursi bertanduk yang sudah dilukis itu, nyaris sulit percaya bahwa mereka pun dibuat dari jenis kursi berlengan klasik yang sama. (M-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya