Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
Bulan spesial yang ditunggu-tunggu umat Islam di seluruh dunia akhirnya telah tiba. Pada masa ini, salah satu kegiatan yang umum dilakukan ialah berpuasa.
Banyak orang mungkin terlihat semangat menjalankan ibadah menuju hari kemenangan ini. Namun, tak sedikit pula dari mereka yang goyah, karena gangguan kesehatan atau gagal beradaptasi dengan pola makan sehari-hari di masa-masa awal.
Menurut Pakar Nutrisi Cornell University, Sonya Islam, puasa selama bulan Ramadan pada dasarnya membutuhkan persiapan mental dan fisik. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, mulai dari kebutuhan cairan hingga rutinitas sehari-hari.
Lebih lanjut, ahli nutrisi anak itu membagikan kiat sukses menjalankan puasa sebagai berikut:
1. Jaga Hidrasi
Haus adalah salah satu pertanda tubuh seseorang mengalami kekurangan cairan atau dehidrasi. Dalam kasus tertentu, keadaan ini dapat mengakibatkan gangguan seperti gagal ginjal, stamina menurun, hingga gangguan kognitif karena kurangnya cairan dalam sel otak.
Untuk menghindari gangguan ini, Islam menyarankan agar seseorang mengonsumsi air beberapa kali sepanjang malam, bahkan ketika tidak merasa haus. Akan tetapi, perlu diketahui pula seseorang tidak dianjurkan minum berlebih pada satu waktu, karena kelebihan air juga dapat mengencerkan elektrolit pada tubuh. Gangguan ini dapat berpotensi fatal atau yang disebut keracunan air.
Islam turut menyarankan agar seseorang tidak terlalu banyak mengonsumsi kafein, karena kandungan ini juga dapat menyebabkan dehidrasi. Pada saat berbuka puasa, seseorang lebih baik mengonsumsi air mineral karena ia merupakan sumber hidrasi terbaik bagi tubuh.
2. Konsumsi Sayur dan Biji-Bijian
Tubuh seseorang biasanya akan mengalami stress saat menjalankan puasa. Untuk menghindari gangguan ini, Islam menyarankan agar seseorang mengonsumsi sumber makanan yang bervariasi di malam hari setelah berbuka. Biji-bijian utuh, sayuran, buah-buahan, protein tanpa lemak, atau yang mengandung lemak sehat (seperti minyak zaitun dan kacang-kacangan) menurutnya akan memberi nutrisi yang cukup.
3. Perhatikan Porsi Makan
Islam menyarankan agar seseorang tidak mengonsumsi makanan secara berlebih saat berpuasa. Menurutnya, tubuh seseorang pada dasarnya membutuhkan waktu selama 20 menit untuk menyadari bahwa ia sudah merasa kenyang. Mengonsumsi makanan secara berlebih tidak akan mengurangi stres dalam tubuh setelah berpuasa, dan pada saat yang tidak banyak menghasilkan energi.
4. Perhatikan Rutinitas Sehari-hari
Menjalankan ibadah puasa mungkin terasa melelahkan secara fisik. Akan tetapi, Islam menyarankan agar seseorang tidak terlalu banyak duduk pada masa ini. Olahraga berat mungkin juga bukanlah ide yang baik karena lebih cepat memicu dehidrasi. Namun kegiatan seperti jalan santai atau peregangan menurutnya sangat baik karena tubuh seseorang dapat tetap menjaga energi sepanjang hari.
5. Jaga Keseimbangan Nutrisi
Islam sebelumnya telah menyarankan agar seseorang mengonsumsi sayur dan biji-bijian. Akan tetapi komponen ini juga harus seimbang agar gula darah seseorang tetap stabil. Berikut adalah kombinasi bahan makanan, yang menurut Islam, baik dikonsumsi saat sahur:
- Oatmeal dibuat dengan susu rendah lemak dan diberi buah-buahan dan kacang-kacangan.
- Semangkuk sereal gandum utuh dan susu rendah lemak, dengan taburan buah dan kacang-kacangan.
- Sepotong roti wholegrain, telur rebus, dan sepotong buah.
- Sandwich selai kacang di atas roti gandum dan segelas susu rendah lemak.
- Pisang atau apel dengan selai kacang dan segelas susu rendah lemak.
- Semangkuk sup sayur, sepotong roti gandum, dan segelas susu rendah lemak.
Setiap orang memiliki kondisi tubuh berbeda. Karena itu, coba cari jadwal dan waktu makan yang cocok, yang dapat membuat energi tubuh terjaga. Percayai tubuh Anda. (health.cornell.edu/M-2)
Program ini menjadi bukti bahwa Ramadan tak hanya sebagai momen ritual ibadah semata, tetapi langkah nyata memperkuat solidaritas sosial.
Kesejahteraan masyarakat mengalami penurunan selama Ramadan hingga Idul Fitri 2025. Hal ini tercermin dari data Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) per Maret 2025.
Pembahasan tentang puasa Syawal terkait dalil hukum dan beda pendapat mazhab, nilainya seperti puasa setahun, orang yang tidak berpuasa Ramadan, dan niat puasa Syawal. Berikut penjelasannya.
Pada momen Ramadan dan Lebaran, kesehatan kulit harus dijaga agar tidak terpengaruh dengan pola makan, hidrasi, dan gaya hidup.
Melalui program Hampers Produk Mustahik ini, Baznas telah melakukan Kurasi Produk untuk mendukung UMKM binaannya dalam memproduksi kue-kue berkualitas.
Pernah membayangkan Ramadan terjadi dua kali dalam satu tahun? Jika melihat kalender, fenomena unik ini akan terjadi pada 2030 nanti.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved