Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
Puisi biasanya dibacakan bak monolog. Apa jadinya jika ia diubah menjadi dialog dalam film? Alih wahana inilah yang sajikan oleh Under Banner Production bekerja sama dengan Federasi Pekerja Seni Indonesia (FPSI) melalui konsep Film Puisi garapnya yang bertajuk 'Film Puisi Binatang Jalang'.
Diangkat dari kumpulan puisi penyair pelopor angkatan '45, Chairil Anwar, film ini menyajikan tafsir audio-visual terhadap estetika teks-teks puisi karya' Si Binatang Jalang' yang dikemas dengan memadukan nuansa masa lampau dan kekinian agar mudah dipahami oleh generasi milenial.
Membuka gala premier 'Film Puisi Binatang Jalang', Rabu (30/12) malam, Exan Zen selaku sutradara dan penulis skenario dari film tersebut mengungkapkan bahwa tujuan dari penggarapan karya film puisi ini merupakan sebuah bentuk apresiasi terhadap puisi yang menurutnya jarang dirujuk lagi oleh generasi muda.
"Tujuan utama kami memproduksi film puisi ini adalah wujud apresiasi kami terhadap puisi, agar generasi sekarang bisa mulai menengok lagi kepada puisi. Oleh karena itu kita membuatnya lebih cair. Oh ternyata puisi itu bisa menjadi dialog yang menarik seperti dalam film," ungkap Exan kepada Media Indonesia saat ditemui di Jakarta Pusat, Rabu (30/12).
Exan juga menuturkan, puisi memang telah banyak digubah dalam format film. Namun, menurutnya, posisinya (puisi) sebatas elemen pendukung saja. Puisi kadang hanya sekadar dibacakan sebagai narasi atau suara latar (voice over), bahkan kadang hanya diadaptasi sebagai ide, tema, atau basic story dalam sebuah film.
Berbeda dengan format film puisi pada umumnya, Exan menekankan jika konsep yang ia perkenalkan ini baru yaitu dengan mengubah teks puisi menjadi dialog yang dituturkan oleh pemain dalam sebuah film tanpa ada penambahan maupun pengurangan kata.
"Ini mungkin adalah film puisi pertama yang dibuat di Indonesia. Kami yang mengawali karena selama ini puisi yang kalau dibikin film, hanya menjadi suara latar atau narasi, bahkan mungkin hanya dicuplik ala kadarnya sebagai basic story, selebihnya kan dikarang oleh penulis skenario dialognya," jelas Exan.
"Sementara kalau film puisi ini murni dari kita susun dialog dari teks puisi utuh tanpa penambahan dan pengurangan kata, jadi kita sebagai penulis skenario hanya membuat kerangka dramatiknya saja," imbuhnya.
BINATANG JALANG
Terkait pemilihan judul, Exan mengungkapkan memang sengaja memberikan judul 'Binatang Jalang' untuk film puisi garapannya, karena ia sekaligus ingin memperkenalkan sosok sang penyair kepada penontonnya. Exan juga menyebutkan bahwa delapan segmen adegan dalam film ini menggambarkan perjalanan hidup Chairil Anwar yang 'ingin hidup seribu tahun lagi'.
"Chairil Anwar merupakan seorang penyair Indonesia terkemuka, ia adalah pelopor angkatan 45 dan juga penyair yang memperkenalkan modernitas dalam sastra Indonesia. Kita ingin memotret semangat hidup Chairil Anwar itu dalam film ini. Dia kan sebenarnya tahu bahwa akan mati muda, tapi semangat hidupnya itu luar biasa, mungkin benar apa yang dia bilang 'aku ingin hidup seribu tahun lagi', bukan secara jasad tapi karyanya," terang sutradara yang juga merupakan pegiat dari Federasi Pekerja Seni Indonesia (FPSI) ini.
Konsep film puisi yang diperkenalkan Under Banner Production ini juga disambut baik oleh aktris Olivia Zalianty. Secara khusus, perempuan yang akrab dengan sapaan Oliv ini mengapresiasi kreativitas rekan-rekan sejawatnya yang telah berinovasi meski dalam kondisi yang serba terbatas akibat pandemi covid-19.
"Mungkin masyarakat masih awam ya, kok puisi difilmkan, jadi gaya film tapi dialognya puitis, bahkan dialognya ialah puisi itu sendiri. Nah ini menarik menurut saya karena ada inovasi di dalam karya ini. Puisi karya Chairil Anwar adalah karya-karya besar, dipopulerkan kembali oleh teman-temen kepada generasi muda," ujar aktris berdarah Tionghoa Batak ini.
Terdapat delapan puisi karya Chairil Anwar yang diadaptasi sebagai dialog dalam film berdurasi 22 menit ini, antara lain 'Cinta dan Benci', 'Sia-sia', 'Sajak Putih', 'Tak Sepadan', 'Kepada Pelukis Affandi', 'Aku', 'Yang Terampas dan Yang Putus', serta 'Nisan'. Selain itu, ada juga musikalisasi puisi dari syair 'Sajak Putih' karya Chairil Anwar yang menjadi soundtrack dari film ini.
Setelah meluncurkan film puisi pertamanya, Under Banner Production yang dipunggawai oleh Exan Zen ini rencananya akan membuat seri film puisi, untuk mengusung tiga sastrawan besar yaitu Sapardi Djoko Damono, WS Rendra, dan SM Ardan, dengan tajuk Puitika Jakarta. (M-2)
Staf Ahli Bidang SDM dan Kemasyarakatan Kota Padang, Syahrial Kamat, mengapresiasi kegiatan tersebut sebagai bentuk kepedulian yang dikemas dalam karya seni.
Hadania meluncurkan dua buku seni, “39 is 0” dan “My Rhapsody in Blue”, serta kartu oracle Sacred Feminine,
Sapardi Djoko Damono, merupakan sastrawan besar Indonesia yang puisi-puisinya telah melintasi generasi dan diterjemahkan ke berbagai bahasa.
Kompetisi membaca puisi berbahasa Mandarin merupakan upaya mendukung program pemerintah dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia.
LEBIH dari 1.800 pejalar dari seluruh Indonesia mengikuti lomba membaca puisi berbahasa mandarin tingkat nasional.
Rasakan emosi puisi! Pelajari citraan, kunci penyampaian perasaan mendalam melalui kekuatan kata yang memukau.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved