Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Menuturkan Sikka lewat Tenun

Sumaryanto Bronto
29/11/2020 01:00
Menuturkan Sikka lewat Tenun
Potret penenun Bliran Sina.(MI/SUMARYANTO BRONTO)

SAAT memasuki Bliran Sina, mata langsung disuguhkan dengan keindahan tenun dengan berbagai motif dan warna.

Terletak di Desa Kajowair, Kecamatan Hewokloang, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), sanggar itu memang sengaja didirikan untuk melestarikan dan mempromosikan tenun Sikka.

Layaknya motif batik yang memiliki kekhasan di tiap daerahnya, begitu pula warna dan motif dalam tenun. Tenun Sikka berciri motif tua atau disebut dengan motif jentiu yang diyakini sudah ada sejak sebelum kepercayaan terhadap agama masuk ke daerah ini.

Ketua sanggar, Yosef Gervasius, mengatakan, sejak berdiri pada tahun 1988, proses penenunan ikat tradisional masih dijalankan. Itu dilakukan demi menjaga tekad para pendiri agar sanggar itu menjadi pengingat tradisi bagi generasi penerus. Dengan dukungan kearifan lokal masyarakat setempat, sanggar ini berhasil membentuk kelompok tenun ikat tradisional.

Mereka mempertahankan cara menenun sesuai warisan leluhur. Kain tenun diolah dari bahan alami, mulai bahan dasar benang yang dipintal langsung dari kapas asli di kebun hingga pewarnaan menggunakan bahan alami yang juga didapat dari sekitar. Sebabnya, butuh waktu yang cukup lama untuk menghasilkan selembar tenun.

Tidak hanya melestarikan tenun, sanggar itu juga menjadi motor ekonomi. Sebelum pandemi, Sanggar Bliran Sina biasa menerima tamu sekitar 300 orang per bulan. Turis itu kebanyakan tamu kapal pesiar asing yang singgah di Kapubaten Sikka.

Untuk masuk ke sanggar, turis dikenakan biaya Rp1,5 juta per rombongan atau berkisar 10 orang. Bagi rombongan berjumlah lebih dari 100 orang, dikenai biaya Rp10 juta. Dalam setahun sanggar itu pun bisa meraih pendaparan hingga Rp500 juta, yang menjadikannya salah satu sumber pendapatan daerah yang cukup besar.

Namun, tentunya bukan hanya nominal rupiah yang menjadi peran penting Bliran Sina. Lewat keindahan tenun itu, mereka telah menuturkan cerita keindahan budaya yang akan tersebar hingga ke benua lain. Dari situ pula promosi pariwisata Tanah Air sekaligus tercipta. (M-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya