Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
Mengawali perhelatan Madani Film Festival 2020, Dewan Kesenian Jakarta bekerja sama dengan Penerbit Bentang Pustaka meluncurkan sebuah buku kumpulan cerpen (kumcer) dengan tajuk 'Memburu Muhammad' karya Feby Indirani. Peluncuran buku ini dilaksanakan secara daring pada Selasa (24/11) dan dapat disimak melalui kanal youtube resmi Madani Film Festival.
Memburu Muhammad ini merupakan buku kumpulan cerita pendek (kumcer) kedua dari Trilogi 'Islamisme Magis' yang sedang disusun oleh Feby Indirani.
Sebelumnya Feby telah meluncurkan buku kumcer pertamanya yang berjudul 'Bukan Perawan Maria' di 2017, buku tersebut bahkan telah diterjemahkan dalam Bahasa Italia dan didiskusikan di berbagai forum lintas iman baik di Indonesia maupun di Eropa.
Melalui kumpulan cerpen teranyarnya, Feby Indirani ingin menggali lebih jauh sumber-sumber cerita 'magis' dalam alam kepercayaan Islam di Indonesia.
Hadir sebagai pembahas kumpulan cerpen Memburu Muhammad ini, cendekiawan muslim, Ulil Abshar Abdalla mengungkapkan kesan yang didapatnya setelah membaca kumpulan cerpen yang ia gambarkan memiliki perspektif yang unik ini.
"Saya terus terang sudah cukup sering membaca beberapa kisah yang ditulis oleh Feby, tapi membaca cerpen-cerpennya yang dikumpulkan secara utuh baru kali ini. Di luar dugaan saya, kisah-kisahnya sangat menarik dan unik, keunikannya ini ada pada narasi cerpennya yang bukan sekedar berkisah dalam pengertian umum, tapi yang dilakukan Feby adalah berkisah sekaligus berkomentar, saya kira hampir seluruh tulisan feby dalam kumpulan cerpen ini mengomentari tentang kehidupan keberagamaan di Indonesia saat ini," papar Ulil dalam acara bedah buku tersebut.
Tak ketinggalan Salman Faridi, selaku CEO dari Bentang Pustaka yang juga memberikan komentar pada kumcer ini, Salman mengaku terkesan dengan salah satu cerpen yang membahas tentang tema Ghibah dalam buku tersebut, yang berjudul 'Rahasia Rumah Kami'. Menurutnya narasi magis yang Feby gambarkan dalam cerpen tersebut sangat membekas dalam ingatannya.
"Salah satu cerpen dalam buku ini yang berkesan menurut saya adalah tulisan Feby tentang Ghibah, tulisan itu memberikan kesan yang mendalam bagi saya, hal-hal yang kita lihat dan dengarkan setiap hari itu, bisa diangkat menjadi sesuatu yang mengerikan dalam cerpen ini," jelas Salman.
Sementara itu, Feby dalam komentarnya menjelaskan tentang konsep Islamisme Magis yang ia angkat sebagai fondasi dari karyanya. Ia mengaku 'mencuri' istilah tersebut dari terminologi 'Realisme Magis' yang dipopulerkan oleh sastrawan Amerika Latin, Gabriel Garcia Marquez, yang kemudian ia modifikasi dengan sebutan Islamisme Magis.
"Magisnya itu ada di dua hal, kalau kita bicara agama, kita pasti bicara tentang hal-hal yang tidak bisa kita indra tapi harus kita percayai, dan itu mempengaruhi cara berkehidupan kita. Banyak hal dalam agama menjadi magis karena tidak bisa kita nalar sepenuhnya, lalu ada dilema-dilema khas pengalaman magis yang diamali oleh masyarakat kita," urai Faby sembari menjelaskan konsep Islamisme Magis yang ia angkat.
"Kita sebagai masyarakat Indonesia secara umum sangat dekat dengan hal-hal magis, pun dalam tradisi Islam kita," pungkasnya. (M-2)
Peluncuran Platform Perpustakaan Digital BukuAku
PERUSAHAAN kecantikan L'oréal, merayakan 45 tahun perjalanannya di Indonesia. Memperingati 45 tahun, L'oréal meluncurkan buku The Essentiality of Beauty.
Buku Eat, Play, Love merupakan profil perusahaan yang dibuat dengan konsep storytelling sehingga tidak seperti umumnya.
Hal ini dilakukan guna lebih mendekatkan profil pasangan nomor urut 1 Amin kepada pemilih di Tatar Sunda
Bazar buku kali merupakan rangkaian tur BBW Books Indonesia 2024 dengan Bandung sebagai kota pertama untuk disinggahi.
Menemukan kasih ibu dalam kumpulan puisi Ona Poppy, Puan Ikal karya Maria Sopamena.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved