Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
PARA astronom kini tengah berharap cemas akan sebuah objek luar angkasa yang sedang menuju jalur bumi. Ada yang menduga jika objek yang berada cukup dekat itu, hanya sekitar 43ribu kilometer dari bumi, merupakan bulan mini.
Namun, lebih banyak astronom menduga jika benda itu lebih mirip dengan sampah luar angkasa. Hal ini pula yang dinyatakan Direktur Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA, Dr.Paul Chodas. Ia mengungkapkan jika objek yang diberi nama 'Asteroid 2020 SO' itu sebenarnya merupakan sampah roket pendorong tua dari tahun 1960-an.
"Saya menduga objek yang baru ditemukan 2020 SO ini adalah sebuah pendorong roket tua, karena obyek tersebut berada pada jalur orbit bumi ke Matahari, yang bentuknya sama yaitu melingkar, di bidang yang sama dengan bumi, " ungkap Chodas seperti di lansir cnn.com (23/9).
Chodas menganalisis gerakan objek tersebut mundur dalam beberapa waktu terakhir lalu kemudian mencoba menghubungkannya dengan misi eksplorasi di masa lalu yang kemungkinan besar objek itu berada di sekitar bumi pada akhir tahun 1966.
Menurutnya, objek tersebut berkorelasi dengan peluncuran roket Surveyor 2 pada 20 September 1966. Misi itu dirancang untuk melakukan pendaratan di Bulan, tetapi karena masalah engine menyebabkan pesawat tersebut gagal mengorbit.
Roket Centaur yang digunakan untuk mendongkrak pesawat ruang angkasa yang melewati Bulan dan masuk ke orbit Matahari. Roket tersebut tidak terlihat lagi hingga kini.
Objek tersebut kemungkinan akan memasuki orbit jauh di sekitar Bumi pada akhir November 2020. Jika objek itu adalah asteroid maka akan dianggap sebagai bulan mini.
"Dalam satu bulan lebih kami baru bisa mendapatkan indikasi apakah '2020 SO' ini benar-benar sebuah badan roket atau bukan, karena kami harus mulai bisa mendeteksi pengaruh tekanan sinar matahari terhadap gerakan benda ini," pungkas Chodas. (M-1)
KASA berencana meluncurkan satelit astronomi pertamanya pada 2030.
PhoSim, perangkat lunak simulasi cahaya, membantu astronom modern menghadapi lonjakan data dari teleskop survei besar seperti Vera Rubin Observatory.
Strawberry Moon mungkin salah satu fenomena bulan yang paling populer, tapi tahukah kamu bahwa ada banyak fenomena bulan lainnya selain Strawberry Moon yang terjadi sepanjang tahun
Di pusat galaksi ini, terdapat lubang hitam supermasif yang tak hanya mengonsumsi materi, tetapi juga melemparkan angin gas dengan kecepatan tinggi
Jelajahi keindahan tersembunyi Matahari! Temukan lapisan-lapisannya yang menakjubkan, dari fotosfer hingga korona, dan ungkap misteri energi dahsyatnya.
Awan Oort, cangkang luas yang terdiri dari benda-benda es di tepi tata surya, mungkin memiliki sepasang lengan spiral yang membuatnya menyerupai galaksi miniatur
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved