Headline
Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.
Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.
BUKAN hanya dari pengalaman hidup sendiri, banyak orang tergerak melakukan sesuatu atau menerapkan sebuah prinsip berkat sosok-sosok yang menjadi inspirasi.
Hal itu juga berlaku bagi Andy Noya. Ia mengaku punya dua sosok yang dikagumi, yakni Nelson Mandela dan tokoh pewayangan Bima. Bagi Andy, Nelson Mandela yang menjadi Presiden Afrika Selatan pada 1994-1999 itu telah membuatnya bersikap dan berpikir secara dewasa. "Nelson Mandela itu, menurut aku, manusia setengah dewa. Itu menginspirasi aku karena aku dulu waktu masih muda kan pemarah, kemudian aku belajar dari biografi Nelson Mandela. Bagaimana 27 tahun dia ditahan, kemudian setelah dia bebas, dia mengampuni orang orang yang dulu menahan dirinya. Padahal, dia bisa balas dendam saat bebas dan menjadi presiden, tapi itu tidak dia lakukan karena marah dan dendam tidak akan menyelesaikan masalah bangsa," ungkapnya.
"Jadi, kalau aku marah lalu dendam, aku selalu bilang Andy Noya baru segitu saja kamu dendam, Nelson Mandela saja disiksa selama 27 tahun dia tidak balas dendam. Cara berpikir positif dan konstruktif ini aku belajar banyak dari Nelson Mandela," sambung Andy.
Sementara itu, soal Bima, Andy mengaku mendapat pelajaran soal kesetaraan. "Tokoh wayang yang paling aku kagumi adalah Bima. Bima ini cocok banget dengan karakter yang ingin aku bangun, yang paling aku kagumi adalah sikap yang egaliter. Dia merasa semua orang sederajat, entah raja atau kaum sudra itu, di mata Bima derajatnya sama," jelasnya.
Lebih lanjut, Andy mengungkapkan bahwa sikap egaliter diterapkannya saat bertemu berbagai orang. "Aku ingin merasa seperti itu juga. Kalau ketemu presiden, aku merasa enggak lebih rendah, ketemu menteri juga sama, tapi ketemu tukang becak, petani, gitu aku tidak merasa lebih tinggi. Jadi, aku selalu menganggap kita ini setara karena itu dalam berbagai wawancara, aku lebih suka menggunakan kata 'Anda' karena ini kata yang sangat demokratis," tutupnya. (Bus/M-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved