Headline

Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.

Fokus

Isu parkir berkaitan dengan lalu lintas dan ketertiban kota.

Bioplastik untuk Kemasan Minuman Bersoda Tengah Dikembangkan

Fathurrozak
18/5/2020 19:25
Bioplastik untuk Kemasan Minuman Bersoda Tengah Dikembangkan
Ekstrak gula dari tanaman jagung menjadi salah satu sumber bahan baku biplastik yang akan dikembangkan di Belanda.(Unsplash/ Waldemar Brandt)

Secara global, sekitar 300 juta ton plastik dibuat dari bahan bakar fosil setiap tahun, yang merupakan kontributor utama krisis iklim. Sebagian besar tidak didaur ulang sehingga menjadi mikroplastik yang mencemari lautan dunia. Menurut penelitian, cemaran mikriplastik itu bahkan sudah sampai ke dasar laut dan mengkontaminasi hingga sistem pencernaan hewan laut.

Kini, sebuah perusahaan biokimia yang berbasis di Belanda tengah memulai investasi dalam proyek rintisan untuk membuat plastik dari ekstrak gula dari tanaman. Dilansir The Guardian, Kepala Eksekutif Avantium, Tom van Aken, mengatakan jika plastik dari gula dari tanaman jagung, gandum, atau bit itu dirancang agar cukup tangguh untuk menampung minuman karbonat. 

Percobaan telah menunjukkan bahwa plastik tanaman akan terurai dalam satu tahun menggunakan komposter, dan beberapa tahun lagi jika dibiarkan dalam kondisi outdoor yang normal. Tapi idealnya, harus didaur ulang. 

Proyek bioplastik itu, tetap sesuai rencana meski kini tengah diberlakukan lockdown dalam masa pandemi covid-19. 

Sekarang ini memang sudah ada banyak bioplastik dari singkong dan rumput laut. Namun kebanyakan baru diproduksi sebagai kantong belanja. Belum sebagai wadah yang lebih keras. 

Dijadwalkan nantinya juga akan diumumkan kemitraan dengan perusahaan makanan dan minuman lain pada musim panas nanti. 

Proyek ini mendapat dukungan dari Coca-Cola dan Danone, yang berharap bisa mengamankan masa depan produk botolan mereka dengan bioplastik. 

“Plastik ini memiliki kredensial kelestarian yang sangat menarik karena tidak menggunakan bahan bakar fosil, dan dapat didaur ulang, tetapi juga akan terdegradasi di alam jauh lebih cepat daripada plastik biasa,” kata Van Aken.

Bio-kilang direncanakan dibangun untuk memecah gula dalam tanaman yang berkelanjutan menjadi struktur kimia sederhana yang kemudian dapat diatur ulang untuk membentuk plastik nabati baru, yang sudah ada di pasaran pada tahun 2023. Pada tahap awal, proyek ini direncanakan memproduksi 5.000 ton plastik sederhana setiap tahun. (M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bintang Krisanti
Berita Lainnya