Headline
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
KEIKUTSERTAAN desainer Indonesia dalam ajang fesyen luar negeri sudah bukan sekadar mimpi, mulai pekan fesyen di Amerika, Inggris, Tokyo, hingga Australia.
Restu Anggraini, desainer busana Islami yang kental dengan ciri khas busana berpotongan maskulin, terpilih sebagai pemenang untuk mewakili Indonesia pada ajang Virgin Australia Melbourne Fashion Festival (VAMFF) 7-13 Maret 2016. Perempuan yang karib disapa Etu itu mengatakan sejak awal labelnya diciptakan memang untuk menyasar pasar internasional. Karena itu, Etu tak hanya menyajikan inovasi dalam gaya dan teknik potong busana, tetapi juga melalui pemilihan material.
Blazer panjang abu-abu dengan motif garis vertikal itu hadir dengan tambahan aksen kepang di bagian sisi kanan depan. Aksen kepang tersebut tampil sebagai batang yang menyatukan bunga yang satu dengan lainnya.
"Inovasi lainnya menggunakan pilihan material ultrasuede hasil kerja sama dengan Toray Industries milik Jepang. Kita harus high technology, bahan ini cocok untuk kondisi musim gugur dan dingin, meskipun hangat, tidak panas (breathable)," tukas Etu yang dalam perjalanannya ke Australia didukung Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dan Wardah, Rabu (24/2).
Selain label ETU, Wardah yang merupakan pendukung kegiatan itu juga membawa label modest wear lainnya, seperti Ria Miranda dan Sarah Sofyan x IKYK, untuk berkolaborasi dengan desainer modest wear (busana santun) Australia. Padanan baju panjang berbahan songket minang berwarna perak dengan rok lurus dengan aksen lipit di bagian belakang sehingga tampak seperti sayap menjadi salah satu koleksi milik Ria Miranda. Sementara itu, Sarah Sofyan x IKYK, tampil dalam balutan busana putih dengan aksen kancing tarik yang membentuk kerah tinggi dan diberi aksen rumbai di bagian bawah. (Wnd/M-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved