Headline
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
DI era 80-an hingga pertengahan 90-an, nama Prajudi ialah jaminan keindahan sekaligus inovasi dalam dunia mode Indonesia. Sejak kembali dari Jerman pada 1971 hingga meninggal pada 1995, desainer bernama lengkap Prajudi Admodirdjo ini membuat banyak langkah besar untuk bangsa.
Ia membuat busana-busana tradisional, khususnya batik dan kebaya, naik level lagi menjadi busana yang bergengsi. Prajudi juga diganjar penghargaan ASEAN dan Upakarti dari Presiden Soeharto dan salah satu pendiri pionir organisasi perancang, yakni Ikatan Perancang Busana Madya Indonesia IPBMI.
Setelah 20 tahun berpulang, ekspektasi besar pun muncul ketika namanya hadir lagi di panggung mode. Label Prajudi kini dimiliki Nova Rini, perempuan yang beberapa tahun lalu dikenal sebagai pembawa berita di salah satu televisi swasta.
Saat menggelar peragaan busana yang sekaligus ajang penjualan (trunk show) di La Madame, Jakarta, Rabu (24/2), Nova mengaku membeli merek itu dari anak sang desainer. "Saya sangat mencintai kain batik dan pola busana milik almarhum Prajudi. Karena itu, ketika ditawari anak dari almarhum untuk pembelian merek, saya pun terpikat," tuturnya.
Nama besar Prajudi diakuinya cukup menjadi beban. Sebab itu, meski cukup familier dengan busana-busana Prajudi dari koleksi pribadi ibundanya, Nova berupaya meningkatkan pemahamannya dengan melakukan riset terkait gaya potong dan motif-motif Khas Prajudi.
"Khasnya almarhum Prajudi itu kebaya polos dengan bordir warna senada," kata perempuan yang mengaku tidak memiliki latar belakang sekolah mode itu. Tidak hanya dalam kebaya polos, Prajudi juga dikenal sebagai yang pertama menggunakan bahan organza yang bertekstur licin menerawang untuk kebaya Indonesia. Kebaya-kebaya seperti itu pula yang ditampilkan Nova dalam koleksinya.
Minimalis
Selain kebaya, Nova juga banyak mengeluarkan busana batik dengan nuansa warna pelangi. Busana itu berwujud terusan ataupun gaun mini dengan siluet longgar. Meski di era modern ini batik nuansa pelangi identik dengan sebuah label yang menggandeng Annisa Pohan sebagai dutanya, pada 1991, Prajudi ialah yang memopulerkan batik dengan warna gradasi itu.
Bermain aman, itulah gambaran dari koleksi yang didesain langsung oleh Nova Rini. Baik dari segi teknik potong, pilihan warna, maupun jahitan, konsep yang ditampilkan cenderung simpel.
Nova pun mengakui hal itu lantaran ia masih terus mencari-cari gaya lain yang sesuai dengan dirinya, tapi tidak meninggalkan ciri khas almarhum Prajudi. Potongan minimalis dan sederhana ditampilkan salah satunya pada gaun beraksen peplum warna merah, gaun batik tanpa lengan dengan aksen kerut di bagian bahu dan tali di bawah garis dada, serta gaun panjang dengan aksen draperi di bagian bawahnya. Meskipun sederhana, koleksi itu cocok dipakai bagi perempuan yang ingin tampil simpel pada acara pagi, siang, ataupun malam hari. Beberapa koleksi kemeja pria juga hadir dengan warna yang senada dengan busana perempuan. Untuk koleksi kali ini, Nova mengaku masih menggunakan motif-motif kain batik khas almarhum Prajudi, yaitu motif swastika dan parang dengan material dobi, viscose, dan katun.
"Semuanya menggunakan teknik cap. Untuk perajin batik, saya mengambil dari Pekalongan, Solo, dan Yogyakarta. Beberapa di antara perajin itu malah pembuat material untuk almarhum dulu. Jadi, masih saya pertahankan," tukas perempuan yang sekaligus bertindak sebagai Direktur Kreatif di label itu. (M-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved