Headline

Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.

Sebelum Babak Baru Kalijodo

Sumaryanto Bronto
28/2/2016 01:55
Sebelum Babak Baru Kalijodo
(MI/Gino F Hadi)

DARI sepatu hak tinggi yang hanya sebelah itu, drama akhir Kalijodo seperti terangkum. Meski gemerlap dengan payet, ia tidak atas meja kafe, seperti buru-buru ditinggalkan pemiliknya.

Seperti itu pula gambaran di sekitar 80 kafe dan ratusan rumah lainnya di kawasan dengan reputasi hiburan miring selama puluhan tahun itu. Banyak barang tercecer menjadi saksi berakhirnya sebuah dunia gemerlap.

Sebagai permukiman kumuh, Kalijodo memang memiliki sejarah yang mewujudkan kondisi masyarakatnya saat ini. Lokasi pelacuran Kalijodo dimulai dengan kehadiran orang-orang Tionghoa untuk melakukan tradisi Cungbeng sejak 1950-an. Airnya yang kala itu jernih menjadi tujuan orang pelesir sembari memancing ikan dan sekaligus mencari jodoh.

Sampai 1991-an, lokasi itu pun ramai dengan rumah-rumah tempat tinggal dan rumah atau wisma bagi para pekerja seks komersial. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menilai lokalisasi Kalijodo lebih banyak mudarat daripada manfaatnya sehingga perlu dibersihkan. Nantinya Kalijodo bakal dikembalikan sebagai ruang terbuka hijau.

Di sisi lain, hari-hari akhir Kalijodo juga menyiratkan ada getir dan ragam balada yang mewarnai setiap hari. Di antara mereka yang terusir, bisa jadi ada ibu yang tengah menanti buah hati, seniman jalanan, dan nasionalis sejati. Sisi kehidupan itulah yang tidak boleh ikut tersapu dan mati.

Kalijodo yang suram boleh berakhir, tapi tidak dengan masa depan manusianya. Ini pula yang sedikit terpancar dari wajah-wajah warga yang menjemput hunian baru mereka di Rumah Susun (Rusun) Marunda. Kini tinggal bagaimana babak baru mereka menjadi lebih cerah daripada sebelumnya. (M-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya