Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Agung Mulyawan Pionir Bisnis Pelatih Pribadi

Bagus Pradana
09/1/2020 04:40
Agung Mulyawan Pionir Bisnis Pelatih Pribadi
Pelatih atletik lari running Agung Mulyawan(MI/Adam Dwi)

Dian Sastro dan Sigi Wimala ialah dua dari banyak figur publik yang menggunakan jasa pelatih di bawah bendera Gantarvelocity yang ia dirikan.

DIAN Sastro dan Sigi Wimala ialah dua dari banyak selebritas Indonesia yang cukup serius menekuni lari. Ajang maraton yang mereka ikuti tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga yang bergengsi di kota-kota besar dunia.

Selain olahraga lari itu, persamaan mereka lainnya ialah menggunakan pelatih pribadi (personal trainer/PT). Latihan kedua selebritas itu menggambarkan semakin populernya jasa pelatih pribadi. Tidak hanya para artis, jasa pelatih pribadi kini mulai ramai digunakan para pekerja kantoran yang juga hobi lari. Bahkan, buat sebagian orang menggunakan pelatih pribadi ialah gengsi.

Di tengah fenomena baru ini salah satu nama yang cukup dikenal ialah Gantarvelocity. Perusahaan jasa pelatih profesional ini pula yang dipilih Dian Sastro dan Sigi Wimala.

Di balik nama besar Gantarvelocity itu, ada sosok Agung Mulyawan. Berbincang dengan Media Indonesia, Jumat (3/1), di Jakarta, Agung mengungkapkan jika profesi pelatih olahraga memang sudah menjadi pilihannya sejak kuliah. Tidak mengherankan jika ia mengambil jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Universitas Negeri Jakarta (UNJ).

Meski begitu, selama berkuliah ada sebuah pertanyaan besar mengganggunya. Ia mendapati jika lebih banyak lulusan jurusan itu menjadi guru olahraga ketimbang menjadi pelatih profesional.

Pertanyaan itu pun sempat ia ajukan ke dosen, tapi kemudian Agung menemukan jawabannya sendiri. "Pertanyaan itu sempat saya renungkan lama dan akhirnya saya mendapatkan jawabannya. Ternyata salah satunya adalah karena tidak adanya wadah yang mampu menjembatani para pelatih ini dengan para atlet atau peminat yang ingin mendalami olahraga yang menjadi keahliannya," ujar pria 29 tahun ini.

Mendapat pencerahan, Agung yang pernah menjadi atlet lari jarak pendek mantap memberanikan diri mendirikan sebuah usaha jasa pelatih profesional pada 28 Oktober 2014. Terlebih ia melihat jika profesi pelatih pribadi sangatlah potensial seiring dengan gaya hidup berolahraga yang semakin digemari masyarakat.

Nama Gantar dipilih Agung karena merupakan panggilan akrabnya di masa kuliah. "Gantar itu kan artinya galah kalau dalam bahasa Sunda. Nah, galah itu identik dengan tinggi, kurus. Dulu waktu saya masih kuliah saya sering dipanggil gantar, makanya saya pakai saja nama itu untuk menamai Gantarvelocity ini. Di situ saya tambah velocity karena saya dulu atlet sprinter, velocity itu kan kecepatan," tutur pria yang masuk UNJ pada 2008 itu.

Sesuai dengan keahliannya, di awal, Gantarvelocity hanya menfokuskan diri pada pelatihan lari. Pasar olahraga yang sedang tumbuh membuat peminat jasa Gantarvelocity sudah bagus sejak awal. Agung pun merekrut mahasiswa sejurusan di UNJ untuk menjadi tenaga pelatih.

Pria berdarah Sunda ini menjelaskan jika profesi pelatih pribadi sekarang ini juga harus mampu mengakomodasi semua kebutuhan klien. Bicara olahraga lari, misalnya, sang pelatih juga harus mampu menyiapkan program latihan khusus jika klien memiliki target di ajang maraton tertentu.

Contoh lainnya ialah program menyeluruh dengan tujuan pengurangan berat badan. Program yang dibuat pun juga memperhatikan karakter klien sehingga dapat diikuti dengan menyenangkan. Dengan begitu program-program latihan tidak lagi monoton, tetapi berbeda bagi setiap klien.

Memang seiring waktu dan permintaan, Gantarvelocity tidak hanya melatih lari.

"Sekarang kita ada renang, lalu ada strength conditioning (angkat beban) untuk latihan fisiknya. Kami juga menyediakan pelatihan martial arts, khususnya boxing, karate, dan taekwondo. Sementara untuk anak-anak, kami ada kids atletics yang didalamnya akan mempelajari tentang skill-skill dasar atletik," tambahnya. Seluruh pengembangan ini sekaligus memperjelas pasar profesi pelatih pribadi di Indonesia.

Kesejahteraan pelatih

Kini lembaga penyedia jasa kepelatihan yang didirikan Agung Mulyawan telah menyandang status perseroan terbatas (PT). Layaknya sebuah perusahaan, Gantarvelocity bahkan telah memiliki pengorganisasian direksi yang dikelola secara profesional. Baginya, kesejahteraan dari para pelatih yang bekerja di bawah lembaga yang ia dirikan ialah hal utama dan ia percaya melalui pengorganisasian yang profesional kesejahteraan itu dapat terjamin.

Untuk urusan kesejahteraan pelatih, Gantarvelocity menerapkan dua mekanisme penggajian untuk menggaji para pelatihnya, yaitu gaji pokok yang akan diterima setiap pelatih dan insentif bila mereka berhasil mendapatkan klien baru. Selain itu, ada pula pelatih-pelatih lepas yang diupah dengan mekanisme bagi hasil. Kini Gantarvelocity telah memiliki 30 personal trainer yang tersebar di tiga kota, yaitu Jakarta, Bandung, dan Makassar. Dengan kata lain, Agung telah menciptakan industri pelatih pribadi yang tidak terpaku pada tempat kebugaran.

Agung menjelaskan mayoritas kliennya merupakan karyawan kantor yang memiliki waktu olahraga terbatas. "Mayoritas klien kami adalah dari kalangan kantoran, jadi kebanyakan dari mereka ingin berlatih lari. Ada yang bertujuan mengisi waktu luangnya, ada juga yang ingin berlatih secara serius gitu dan meminta kepada kami untuk diajari teknik dasar lari," terang Agung yang sejak 2017 masuk tim pelatih pelantas atletik.

Kepada klien-kliennya itu Agung akan melakukan tes awal sebelum masuk ke program latihan. Tes itu berguna untuk mengetahui kondisi fisik awal sang klien dan menjadi dasar pembentukan program yang sesuai. Setelah itu, mereka juga akan mendapatkan tes periodik untuk memantau capaian target. "Kami lebih mengajarkan teknik-teknik dasar dulu karena kebanyakan di sini adalah pemula. Jadi harus diajarkan teknik dasar yang benar terlebih dulu baru masuk yang intinya," tambahnya.

Mendampingi artis

Agung mengungkapkan jika kepopulerannya di kalangan artis berkat rekomendasi mulut ke mulut. Sigi Wimala merupakan klien artis pertamanya dan berkat pemain film itu pula Agung mendapatkan klien-klien beken lainnya.

"Dulu artis yang pertama saya latih adalah Sigi Wimala, lalu menyusul Ben Kasyafani. Dari situ menyebar ke beberapa artis lainnya. Kami juga sempat dikontak oleh Pertemanan Sehat untuk melatih Dian Sastro, terus ada juga Tara Budiman," ujarnya.

Untuk semakin memperluas pasarnya, Agung memakai strategi bekerja sama dengan merek-merek perlengkapan maupun ajang olahraga. "Kami juga membuka kerja sama dengan brand-brand tertentu. Biasanya ketika mereka memiliki satu event olahraga, kami dipercayakan untuk melatih talent-talent mereka," pungkasnya. (M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik