Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
RANCANGAN yang berjahitan tegas, terkesan futuristis, tapi sekaligus juga romantis dan bersentuhan vintage sudah menjadi ciri khas Friederich Herman. Dengan konsep itu pula, lulusan bidang desain fesyen dari University of Huddersfield, Inggris, itu membuat namanya menjadi salah satu desainer muda bersinar di Tanah Air.
Tampil di peragaan gabungan Senayan City present Masa pada Rabu (23/10), di Jakarta Fashion 2020 yang berlangsung di Jakarta, Friederich memasukkan sentuhan Jepang pada karakter rancangannya tersebut lewat modifikasi obi. Selain itu, ia juga menggunakan warna-warna neon dan warna yang lebih lembut yang membuat koleksi kali ini terasa lebih ringan dan rileks jika dibandingkan dengan koleksi-koleksi sebelumnya.
Warna lembut itu juga membuat gaya serbatumpuk yang ia usung tidak berkesan berat dan tebal.
Di antara beberapa set busana yang menarik ialah atasan bergaya blus saputangan, tapi dengan potongan tegas. Blus bertali pinggang dan garis abstrak dalam warna terang itu dipadankan dengan shirt dress ber-layer.
Pada set busana lainnya, Friederich menyuguhkan blus oversize berkancing ganda. Blus itu dipadankan dengan obi yang juga ekstra besar dan celana-rok.
Friederich mengungkapkan jika kontradiksi yang dibuat dari gaya oversize, layering dan juga jahitan tegas itu untuk menunjukkan kesan pemberontak (rebel). Di sisi lain, ia juga berusaha mengikuti tema JFW kali ini menonjolkan fesyen yang lestari atau ramah lingkungan (sustainable fashion).
Bagi Friederich, konsep lestari itu bisa berarti slow fashion atau busana yang tahan lama, baik dalam segi kualitas maupun dari sisi mode.
“Koleksi berjudul Utopia ini mengadopsi slow fashion yang memang bisa tahan lama karena dipakai berulang dengan padu padan bahan lain dengan banyak pilihan warna,” tuturnya. Hal itu, menurutnya, dihasilkan dari gabungan segi jahitan, detail yang praktis dan gaya tumpuk yang ringan dan simpel.
Dengan begitu, koleksi tersebut diperuntukkan bagi berbagai kesempatan. Acara semi formal sehari-hari hingga traveling.
Baru berbekal preloved
Pada peragaan gabungan lainnya yang disponsori marketplace Tinkerlust, konsep lestari diterjemahkan dengan daur ulang busana preloved atau busana bekas yang masih dalam kondisi prima. Untuk peragaan itu, Tinkerlust menggandeng label Jenahara, Alexalexa, dan Sebe11as.
Jenahara memilih memadukan kain pada baju preloved dengan kain yang ia temukan pada penyimpanan di kantornya. “Meski bahannya dari Tinkerlust dan memakai bahan yang sudah ada di kantor, koleksi ini tetap dikonsepkan dengan gaya Jenahara yang minimalis, tetap dengan detail tali-tali,” ujar Jenahara.
Selain lewat tali-menali, busananya yang kebanyakan didominasi warna gelap menjadi atraktif dengan gaya silang rok-celana. Pada beberapa busana ia juga menerapkan potongan asimetris sehingga menguatkan kesan streetwear.
Konsep hampir serupa juga terlihat pada Alexaalexa. Bedanya, label ini lebih berani menonjolkan tabrak motif dan gaya tumpuk. Mereka mengubah rok jin yang kaku dengan tambahan kain-kain ringan melayang di bagian dalamnya. Hasilnya ialah gaya yang santai, tapi unik. (M-1)
Sapto Djojokartiko mengambil inspirasi dari kehidupan di Canggu dan Uluwatu, sementara label Biasa mengangkat konsep kain poleng Khas Bali.
Koleksi Dara Baro di JMFW 2025 menggunakan teknik boro (tambalan) Jepang dengan menggunakan kain-kain Nusantara sisa produksi mereka sebelumnya.
The Langham Fashion Soiree digelar oleh Ikatan Perancang Mode Indonesia dan diikuti sejumlah desainer, di antaranya Rama Dauhan, Ghea Panggabean, serta Andreas Odang.
Perusahaan perhiasan asal Bali, John Hardy, mengeluarkan koleksi bergaya maskulin yang dimaksudkan untuk menambah karisma pria, setara jas dan dasi.
Momen berpakaian terburu-buru diolah menjadi seni oleh label Sean Sheila dalam koleksi pakaian pria terbarunya. Ada aksen robek dan jahitan tidak kelar.
Pada 7 September di Paris, Prancis, desainer-desainer Indonesia menampilkan koleksi di dua ajang, yakni Front Row Paris dan Indonesia International Modest Fashion Festival (In2mf) 2024.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved