Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Makanan rumahan kembali menjadi tren. Berdasarkan studi terbaru, membuat makanan sendiri melindungin anda dari racun 'selamanya bahan kimia' terkait masalah kesehatan reproduksi, imunitas, dan kanker.
Peneliti dari Silent Spring Institute menemukan mereka yang makan makanan rumah memiliki kandungan kimia PFAS lebih sedikit dalam tubuhnya.
Bahan kimia ini banyak ditemukan di lingkungan dan makanan, terutama kemasan produk seperti pembungkus makanan cepat saji dan kantung popcorn yang dimasak dengan microvawe.
Memasak di rumah dapat mengurangi paparan PFAS dan memastikan kandungan nutrisi masuk dalam setiap suapan anda. Meski begitu tidak ada perlindungan yang sempurna dari racun lingkungan, khususnya PFAS.
PFAS aliasz zat polyfluoroalkyl dikembangkan tahun 1930an. Bahan kimia ini digunakan untuk membuat peralatan rumah tangga seperti wajan anti lengket dan pelapis kain tahan air, serta busa pemadam api.
Meski busa ini menyelamatkan banyak manusia, berdasarkan hasil penelitian pada hewan, kimia ini berisiko tinggi pada kesehatan.
Paparan bahan kimia ini, yang tidak terurai di lingkungan atau tubuh, telah dikaitkan dengan penurunan tingkat kesuburan, kolesterol tinggi, gangguan hormonal dan sistem imune, dan kanker. Mereka banyak ditemukan pada makanan, tapi tidak dalam prevalensi yang sama pada setiap produk.
Para peneliti menggunakan data kebiasaan makan dan kadar PFAS di darah 10ribu warga Amerika guna mengetahui pola makanan yang terbaik dan terburuk untuk paparan PFAS. Mereka yang makan di restoran memiliki kandungan PFAS lebih tinggi dalam tubuh mereka.
Meski mereka tidak menganalisis kemasan, peneliti menduga lebih banyak kemasan dan pembungkus yang menyentuh makanan anda, semakin banyak PFAS yang menyelinap dalam makanan.
Sebaliknya, koki rumahan lebih terlindungi. Lebih sering seseorang belanja bahan makanan, memasak, dan makan di rumah, paparan PFASnya lebih rendah.
"Ini studi pertama melihat hubungan antara berbagai sumber makanan dan paparan PFAS pada populasi Amerika SErikat," ujar Dr Laurel Schaider, ahli kimia Silent Spring.
"Hasil penelitian kami menunjukan migrasi bahan kimia PFAS dari kemasan makanan ke makanan dapat menjadi sumber penenting paparan bahan kimia ini." (M-3)
Baca juga : Asyiknya Belajar Seni Kriya di PKN 2019
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved