Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
BERITA kehilangan sosok ilmuan besar sekaligus Presiden ke-3 Indonesia ini tentu membuat masyarakat Indonesia sangat terpukul. BJ Habibie yang kenal rendah hati ini meninggal dunia Rabu (11/9/) pukul 18.05 WIB.
Sisa-sisa perjuangan dan perjalanan hidup mantan menristek ini terus terekam dibenak masyarakat Indonesia, terutama soal kesetiaannya kepada almarhumah istrinya, Ainun setelah kisahnya ini dijadikan film berjudul Habibie Ainun yang dikatakan seperti Romeo-Juliet Indonesia.
Selain kisah cintanya yang banyak menginspirasi, kehidupan pribadi BJ Habibie juga tidak kalah menarik untuk diulik. Presiden ketiga Republik Indonesia ini lahir di Pare-pare 25 Juni 1936 dari pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan R.A. Tuti Marini Puspowardojo. Habibie merupakan anak keempat dari delapan bersaudara. Ayahnya yang berasal dari Gorontalo merupakan seorang ahli pertanian. Sementara ibunya berasal dari Yogyakarta yang merupakan spesialis mata.
Ia dibesarkan dengan keluarga yang religius, ayahnya selalu membacakan ayat suci al-Quran kepadanya. Dalam bukunya berjudul Rudy, ia mengungkapan ayat suci Alquran yang dibacakan oleh ayahnya bisa menenangkan dirinya. Namun Habibie harus rela ditinggalkan ayahnya yang meninggal dunia karena serangan jantung. Sebagai gantinya, ibu Habibie menanggung seluruh biaya hidup anggota keluarga sehingga memutuskan untuk menjual rumah dan pindah ke Bandung.
Sementara itu, kepintaran yang dimilikinya ini sudah mulai terasah sejak memasuki bangku sekolah. Diusia remajanya ia menempuh pendidikan di SMAK Dago dan kemudian melanjutkan kuliah di Jurusan Teknik Mesin di Universitas Indonesia Bandung. Namun masa kuliah Habibie di ITB tidak lama. Hanya setahun, Habibie kemudian memilih untuk kuliah ke Jerman, tepatnya di Rhein Westfalen Aachen Technische Hochschule (RWTH) dan memilih jurusan Teknik Penerbangan. Saat itu prestasinya diraihnya dengan beasiswa dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Sosok Habibie rasanya tak bisa lepas dari belajar dan menuntut ilmu. Selama 10 tahun ia dijalani pendidikan untuk meraih diploma dan doktoral di Jerman. Seperti yang nampak pada filmnya, tepat 12 Mei 1962 saat dirinya masih menempuh pendidikan, Habibie memutuskan untuk menikahi Hasri Hainun Besari yang kemudian memboyong istrinya itu ke Jerman.
Yang menarik, Habibie bekerja cukup lama di sebuah perusahaan kedirgantaraan Jerman, Messerschmitt-Bölkow-Blohm. Bahkan ia pun sampai memperoleh jabatan sebagai wakil presiden perusahaan tersebut. Meski begitu, rasa nasionalismenya tak pernah pudar, ia kembali ke Indonesia pada 1973 karena permintaan Presiden Soeharto. Ia kemudian ditugaskan bekerja di Pertamina dan pada tahun 1976 menjadi pimpinan pertama dari PT Dirgantara Indonesia. Beliau bahkan sempat menjadi Menteri Negara Riset dan Teknologi pada 1978. Jabatan ini pun bertahan sangat lama, sekitar 20 tahun.
Pada 11 Maret 1998, Habibie mendampingi Soeharto sebagai pasangan Presiden dan Wakil Presiden RI. Ia pun beralih menjadi Presiden RI setelah Soeharto mengundurkan diri dan mengakhiri era Orde Baru pada 21 Mei 1998. Meski jabatan ini hanya bertahan 1 tahun dan 5 bulan, BJ Habibie tetap menjadi panutan warga Indonesia dengan kejeniusan yang ia punya. (M-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved