Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
BOLEHKAH suatu rezim demokrasi menerapkan keadaan darurat atau status darurat? Jawabannya, tentu saja boleh. Namun, filsuf kontemporer ternama asal Italia, Giorgio Agamben, dengan lantang mewanti-wanti rezim demokrasi agar tidak sembarangan menerapkan keadaan darurat.
Agamben menegaskan, penyelenggaraan kekuasaan secara konsekuen mesti dijalankan berdasarkan normalitas prinsip demokrasi: pemisahan wewenang, check and balancing, supremasi hukum, dan kesetaraan-keadilan bagi semua orang.
Dalam buku Demokrasi dan Kedaruratan: Memahami Filsafat Politik Giorgio Agamben terungkap betapa berbahayanya keadaan darurat yang diterapkan secara serampangan. Jika negara begitu gampang menangguhkan konstitusi dan prosedur-prosedur demokrasi pengambilan keputusan dengan alasan kedaruratan, hal itu bisa menjadi bahan bakar bagi masyarakat untuk menangguhkan ketaatan terhadap negara.
Buku ini semula merupakan disertasi berjudul Normalisasi Status-Darurat sebagai Potensialitas dalam Negara Demokrasi: Telaah Kritis atas Pemikiran Politik Giorgio Agamben. Disertasi tersebut ditulis dosen Akademi Televisi Indonesia (ATVI), Agus Sudibyo, untuk Program S-3 Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara Jakarta.
Penerapan keadaan darurat oleh rezim demokrasi di belahan dunia mana pun memang harus benar-benar diwaspadai. Sebut saja darurat terorisme, darurat radikalisme, atau darurat narkoba. Jangan-jangan kedaruratan ialah kedok dari ketidakmampuan negara untuk menyelenggarakan kekuasaan secara demokratis.
Agus Sudibyo kemudian membumikan pemikiran Agamben untuk melihat konteks Indonesia masa kini. Jemaah Ahmadiyah, penganut Syiah, keturunan Tionghoa, dan penganut kepercayaan sekalipun berstatus warga negara yang wajib membayar pajak, tetap menjadi sasaran kekerasan, diskriminasi, dan penelantaran. (Nav/M-4)
Judul: Demokrasi dan Kedaruratan: Memahami Filsafat Politik Giorgio Agamben
Penerbit: CV Marjin Kiri, Serpong, Tangerang Selatan
Penulis: Agus Sudibyo
Terbit: Cetakan pertama April 2019
Jumlah halaman: xxx + 326 halaman
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved