Headline

Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.

Suplemen tidak Melindungi Kematian Dini

Galih Agus Saputra
10/7/2019 18:30
Suplemen tidak Melindungi Kematian Dini
Pil(iStockphoto/DragonImages)

SEBUAH studi baru-baru ini mengungkapkan bahwa sebagian besar suplemen nutrisi tidak memberikan perlindungan terhadap kematian dini. Adanya multivitamin, minyak ikan, dan antioksidan termasuk dalam beberapa jenis produk yang dewasa ini diminati jutaan orang namun tidak membuat perbedaan pada tingkat kematian.

Hasil studi itu dipaparkan oleh tim akademisi dari West Virginia University, Amerika Serikat. Mereka telah menganalisis sampel dari 277 percobaan, yang melibatkan 1 juta orang gabungan untuk mengamati efek dari 16 suplemen nutrisi dan delapan produk diet lainnya.

Dalam temuannya, mereka mengatakan bahwa mayoritas produk yang dianalisis tidak menunjukan perubahan pada tingkat kematian atau penyakit kardiovaskular. Sebagaimana diketahui dewasa ini, ada sekitar 34 persen orang dewasa yang mengonsumsi vitamin dan suplemen setiap hari, sehingga menggerakkan pertumbuhan pasar sebanyak 6 persen dalam lima tahun belakangan dan kini telah menghasilkan pemasukan secara global sebesar US$37 miliar per tahun.

Namun demikian, para ahli justru semakin skeptis dengan pil yang beredar di pasaran. Mereka lantas menganggap bahwa suplemen memang telah memberikan jalan pintas untuk diet sehat namun tidak pernah bisa menggantikan makanan asli atau nyata. Para peneliti selanjutnya mempublikasikan penelitian tersebut dalam jurnal Annals of Internal Medicine dimana mereka juga mengatakan bahwa beberapa suplemen telah memberikan tingkat perlindungan terhadap masalah kesehatan tertentu.

Asam folat, misalnya, telah memberikan perlindungan terhadap penyakit stroke. Asam lemak omega-3 yang ada dalam minyak ikan terlindung dari serangan jantung. Namun demikian, mereka juga menemukan bahwa multivitamin, selenium, vitamin A, vitamin B6, vitamin C, vitamin E, vitamin D dan zat besi tidak memiliki efek signifikan pada kematian dini atau penyakit kardiovaskular.

Sejumlah ahli lantas menyambut baik temuan itu. Namun demikian, ada juga dari mereka yang mengatakan bahwa penelitian itu tidak dapat digunakan untuk menggeneralisir produk lainnya. Seperti Ahli Diet Senior, British Heart Foundation, Victoria Taylor, ia mengatakan bahwa, “Studi mengenai diet sangat sulit dilakukan dan mungkin sangat bervariasi dalam pendekatan dan definisi. Ini juga akan sangat mustahil untuk melakukan uji coba penelitian di mana anda telah mengendalikan diet ribuan orang selama bertahun-tahun dengan hati-hati." (M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati
Berita Lainnya