Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
Festival film internasional terlama di Asia Tenggara, Europe on Screen kembali hadir. Tahun lalu, festival ini dihadiri lebih dari 24ribu penonton dan enjadi yang paling banyak dikunjungi di Indonesia.
Tahun ini festival edisi ke-19 ini akan diselenggarakan di delapan kota di Indonesia pada 18-30 April. Tahun ini pun jumlah film yang ditayangkan juga lebih banyak, yaitu 277 pemutaran dengan 101 film panjang dan pendek dari 27 negara Eropa.
Festival itu bertujuan untuk memupuk dan mempererat kerja sama Uni Eropa dan Indonesia dalam bidang industri kreatif. "Festival ini memupuk pula kerja sama antara industri kreatif Eropa dan Indonesia sebagai sektor ekonomi yang meningkat pesat. Sebagai contoh, kami menghadirkan beberapa pekerja film Eropa untuk bekerjasama dengan sineas muda Indonesia," terang Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Guerend dalam konferensi pers di Goethe-Institut Jakarta, Selasa (2/4).
Tidak semuanya film Eropa. Ada dua film karya sineas Indonesia yang menerima dana produksi parsial dari program EOS Short Film Pitching Project. "Dua film tersebut adalah Lasagna yang disutradarai Adi Victory dan Bangkis yang disutradarai Seren Trihardja. Mereka terpilih dari 100 lebih cerita yang kami terima," ujar EOS Festival Co-Direcior Nauval Yazid.
Program EOS Short Film Pitching Project juga dihadirkan kembali. Tahun ini telah terpilih sembilan finalis dari 110 peserta. Para finalis akan tampil di depan panel juri yang terdiri dari para profesional film. Panel juri kemudian akan memilih tiga proyek terbaik yang akan menerima pendanaan produksi parsial dari Europe on Screen.
Baca juga : Komikus Marvel asal Indonesia ini Punya Cita-Cita Terselubung
Europe on Screen telah menjadi acara film tahunan di enam kota yakni Jakarta. Bandung. Medan, Denpasar, Yogyakarta, dan Surabaya. Tahun ini, Europe on Screen akan hadir untuk pertama kalinya di Bekasi dan Tangerang.
Pemutaran akan diadakan di pusat-pusat kebudayaan dan ruang pemutaran komunitas. Selain pemutaran film, Europe on Screen mengundang beberapa cineas profesional untuk berbagi pengalaman dan keahlian melalui program Film Talks. Semua pemutaran dan program lain dan Europe on Screen 2019 terbuka untuk umum dan gratis.
Kali ini festival fokus pada pelestarian lingkungan hidup dengan mendedikasikan sub-segmen khusus berjudul #OurLand yang menampilkan enam film panjang dan empat film dokumenter pendek. Selain itu, segmen retrospektif tentang arsitektur dan desain dalam rangka merayakan ulang tahun ke-100 sekolah seni dan desain Bauhaus di Jerman. Sebuah film dokumenter dibuat khusus untuk merayakan 100 tahun sekolah tersebut.
Ada pula instalasi video tentang Bauhaus dan pemutaran rekaman arsip karya. Pameran instalasi akan hadir di Goethe-lnstitut Jakarta mulai tanggal 19 April 2019.(M-3)
Selain bazar, acara ini menghadirkan pelatihan Bouquet Creative yang digagas Alvin dan diikuti lebih dari 100 ibu-ibu pelaku usaha kreatif.
Dari masyarakat, pedagang, pengunjung lokal dan domestik sampai turis mancanegara, mengagumi event budaya yang menjadi ciri khas Kota Pariaman ini.
Masuk daftar Karisma Event Nusantara (KEN) tahun lalu, festival ini kembali lolos kurasi Kementerian Pariwisata RI sebagai satu dari 110 kegiatan terbaik 2025.
HIJRIAH Food Festival 2025 digelar dalam menyambut Tahun Baru Islam 1447 Hijriah.
Festival ini merupakan inisiatif acara yang lahir dari Rembuk Kreatif Nasional GeKrafs (Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional)
Malam penutupan menampilkan dua film IMAX yang diproduksi di Indonesia: UNDER THE SEA karya Howard Hall (AS, Kanada) dan BORN TO BE WILD karya David Lickley (AS)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved