Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
Berbeda dari suasana film pertama yang lebih bertabur gombal karena pedekate Iqbaal ke Milea, film sekuel ini berbumbu konflik yang lebih serius.
JIKA kutipan sebuah film bisa jadi tolok ukur kesuksesan, film Dilan 1990 berarti terbilang berhasil lantaran viralnya dialog, "Jangan rindu, Berat. Kamu enggak akan kuat, biar aku saja."
Pascadiluncurkan 2018, Dilan 1990 langsung menjadi buah bincang para penonton. Bukan sekadar film pacaran remaja biasa, film tersebut diangkat dari novel hit Dilan: Dia Adalah Dilanku Tahun 1990, karya Pidi Baiq.
Dilan 1990 sukses dengan setidaknya dua parameter, yakni kekuatan memori penonton pada film dan banyaknya jumlah penonton. Film Dilan 1990 meraih penonton sebanyak 6,3 juta dalam penayangannya di bioskop. Jumlah itu langsung meneguhkan Dilan 1990 sebagai salah satu film terlaris 2018. Bagaimana dengan sekuel barunya berjudul Dilan 1991, akankah tetap mewarisi ketangguhan sekuel sebelumnya?
Tayang perdana secara reguler mulai Kamis (28/2), Dilan 1991 langsung mendominasi dengan 791 layar. Film itu masih diadaptasi dari novel laris karya Pidi Baiq, yakni Dilan Bagian Kedua: Dia Adalah Dilanku Tahun 1991. Pidi Baiq juga menjadi sutradara bersama Fajar Bustomi. Pidi Baiq pula yang berada dalam jajaran penulis naskah bersama Titien Wattimena.
Dialog romantis Dilan masih bisa kita simak pada sekuel yang diproduksi Max Picture dan Falcon Pictures ini, seperti "Aku enggak pernah cemburu. Bisaku cuman mencintaimu."
Cerita Dilan 1991 bergulir dari selang beberapa menit setelah proklamasi status pacaran Dilan (Iqbaal Ramadhan) dan Milea (Vanesha Prescilla) pada 22 Desember 1990.
Di tengah kebahagiaan mereka, Dilan terancam dipecat dari sekolah akibat adu jotos dengan Anhar. Dilan juga semakin sering berkelahi dan mendapatkan musuh.
Suatu ketika, Dilan dikeroyok orang yang tidak dikenal. Saat Dilan mengetahui siapa yang berbuat, ia merencanakan balas dendam. Milea yang khawatir akan masa depan Dilan, melarang.
Putus asa karena kekeraskepalaan Dilan, Milea mengultimatum: berhenti dari geng motor atau PHK --putus hubungan kasih. Dilan terdiam. Pada akhirnya, Dilan tetaplah Dilan, seorang panglima tempur, ketua geng motor yang akan selalu terlibat masalah dan mengundang musuh.
Di luar plot utama itu, ada pula sempalan cerita tentang Yugo, anak dari sepupu jauh ayah Milea yang baru saja pulang dari Belgia. Untuk beberapa saat, Yugo dan Milea sering menghabiskan waktu bersama. Yugo menyukai Milea, tapi Milea hanya mencintai Dilan.
Faktor penting dalam film ialah pertalian emosi antara film dan penonton. Film bisa menjadi cermin dari penonton. Bisa jadi ketika menonton Dilan 1990, para perempuan akan membayangkan masa SMA yang seharusnya dulu seperti Dilan dan Milea. Namun, kenyataannya tidak. Mereka mendapati sisa harapan itu dalam sosok Dilan dan Milea.
Begitu pun pada Dilan 1991, saat cinta Dilan dan Milea harus menghadapi kenyataan kehidupan. Dilan 1991 membingkai konflik percintaan yang mungkin banyak orang mengalaminya.
Alhasil, film ini barangkali tidak membuat penonton mesem-mesem layaknya menyaksikan proses pedekate Dilan pada Milea di film pertama. Dilan 1991 menegaskan bahwa perjalanan cinta tidak seindah dicita saat proses pendekatan, dan penonton 'mesti' ikut dewasa bersama mereka.
Visual
Berbincang tentang visual film, Dilan 1991 cukup sukses membangkitkan kenangan Bandung era 1990-an. Sama seperti film sebelumnya. Jalanan lenggang dengan sedikit kendaraan lalu lalang yang sulit didapati saat ini. Properti dan segala aksesoris dipertimbangkan matang untuk bisa membangkitkan nuansa 1990-an.
Keaktoran para pemain juga lebih apik daripada film pertama. Bangun emosi yang sudah terjalin baik pada Dilan 1990, sukses dilanjutkan di film ini. Milea mendapati porsi penting dalam Dilan 1991. Ia menjadi roh jalan cerita dengan konflik yang terjadi dalam dirinya. Sekali waktu ia ingin bersama dengan Dilan, sewaktu lain, Milea berharap Dilan yang bersamanya adalah Dilan sebagai milik Milea, bukan Dilan sebagai Dilan.
Dilan dan Milea terpaksa menyadari bahwa cinta tidak hanya berbincang tentang satu individu. Cinta adalah tentang dua individu dengan dua kepribadian, dua karakter, dua latar belakang, dan dua pemikiran. Keduanya tidak serta merta harmonis hanya dengan mengatasnamakan cinta. Ada banyak yang harus dikorbankan masing-masing individu untuk bisa berpayung bersama di bawah payung cinta. Apakah Milea dan Dilan berhasil? Jawabannya terserah Pidi Baiq yang mengakhiri film sekuel ini dengan sinyal-sinyal akan film kelanjutannya.
Pada akhirnya, sekuel Dilan semakin meneguhkan bahwa film bergenre romantis dengan banyak gombalan masih menjadi pilihan untuk memenangkan hati penonton.
Film Dilan tak hanya mengukir prestasi, tetapi juga kontroversi. Penayangannya mendapat penolakan karena dianggap tidak memuliakan posisi guru dalam ceritanya. Meski demikian, beberapa bagian adegan dalam cerita juga mungkin bisa dianggap tabu bagi sebagian penonton. Adegan ciuman misalnya. Untungnya, adegan itu tidak ditampilkan jelas secara visual, tetapi bukankah film tidak hanya berbincang tentang visual. Ada narasi, psikologi, dan rentetan kronologis.
Berkaca pada Dilan, banyak penonton mungkin akan merasa cinta ialah sumber energi kehidupan. Di antara mereka, banyak yang menjalani hidup dengan berlandaskan cinta, tetapi banyak pula yang bisa hidup hanya dengan bayang-bayang cinta. Karena dengan atau tanpa Dilan, hidup harus terus berjalan, begitu menurut Milea. Barangkali yang paling diingat ialah asal nama. Dilan, ha-di ha-di di ja-lan. (M-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved