Hening sejenak sebelum Praktik

DALAM paparannya, pendiri Suwe Ora Jamu, Nova Dewi Setiabudi, tidak sekadar mengajarkan pembuatan dan fungsi tiap-tiap jamu, tetapi juga dengan telaten menekankan pada proses pemahaman dari tiap jamu. "Jamu tidak sekadar minuman kesehatan badan, tetapi juga kesehatan jiwa," ucapnya. Itulah sebabnya dalam setiap kelas, Nova mengajak peserta untuk terlebih dahulu hening dan berinteraksi dengan bahan jamu. Mereka mengetahui cerita asal dari bahan dan terlebih dahulu percaya dengan bahan jamu yang ada di hadapan mereka.

"Dari sebuah proses itu kita sebenarnya harus punya momen hening untuk bisa berinteraksi. Jadi, kita ajak peserta, yuk, kita mau mendekatkan dulu. Kalau kita enggak bisa berinteraksi dulu dari hati, enggak percaya jadinya," terangnya.

Interaksi dengan jamu tidak hanya merasakannya, Nova juga mengajak peserta untuk memegang jamu, mencium aromanya, dan mengamati warna dari jamu. Semua pancaindra terlibat dalam proses menikmati jamu, mulai mata hingga kulit. Interaksi itu yang membuat jamu berbeda dari sekadar obat instan.

"Jadi, proses berinteraksinya itu bisa dialami dengan enam indra kita. Akhirnya, bisa menikmati, proses interaksinya bisa komplet. Kalau mencicip doang enggak dapat. Kalau cuma cium aromanya doang juga enggak dapat," tegas Nova.

Setiap bahan hingga tersaji dalam bentuk jamu mempunyai rentetan proses yang panjang dari proses penanaman petani hingga dijual di pasar. Setiap perlakuan berbeda pada bahan juga akan berpengaruh terhadap hasil. Contoh paling mudah, antara bahan yang diparut, dilumat, dan dipukul, mempunyai karakter hasil yang berbeda. Nova juga ingin mengenalkan proses tersebut.

"Petani-petani dikenalkan juga. Memang enggak semua bisa. Namun, saya ingin menunjukkan itu bahwa banyak orang terlibat di sini. Jangan belum apa-apa, kita enggak tahu," ujarnya.

Jamu ialah minuman yang dibuat dengan tujuan dan niat baik. Nova mencontohkan pembuatan jamu untuk dihidangkan pada orang lain dengan semangat berbagi dan menyehatkan orang lain.

Bagi yang belum kenal, jamu banyak dikesan sebagai obat, rasanya pahit, dan dikonsumsi orangtua. Kebanyakan masyarakat hanya mengonsumsi jamu sebagai upaya pengobatan, bukan upaya pencegahan, apalagi sebagai gaya hidup. Padahal, jamu ialah warisan leluhur yang harus dilestarikan dan dikembangkan agar selalu aktual dengan semangat zaman. Begitulah harapan dari Suwe Ora Jamu.

"Yuk, jamu ini kita jaga sama-sama. Kita banggakan sama-sama jamu ini," pungkasnya.