Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Suara-Suara Abstrak Ternyata Memiliki Arti Mendalam

Rizky Noor Alam
07/2/2019 19:15
Suara-Suara Abstrak Ternyata Memiliki Arti Mendalam
(Thinkstock)

Untuk kali pertama, dilakukan pemetaan audio interaktif lebih dari 2.000 suara seperti "ooh", "aah" atau "haha". Ditambah dengan teknologi artificial intelligence (AI) sehingga mampu mencocokan suara-suara itu dengan perasaan manusia.

Para ilmuwan menemukan suara-suara yang secara tidak sadar dibuat ketika mengekspresikan rasa kaget, senang, dan takut ternyata memiliki makna lebih dalam. Dari rekaman suara itu para ilmuan mencocokan dengan emosi manusia. Penelitian ini guna membuat perangkat dan robot yang dikendalikan suara untuk lebih mampu mengenali emosi manusia, seperti Alexa atau Siri.

Peta interaktif itu menunjukkan bagaimana "ledakan vokal" menyampaikan dua kali lebih banyak dari yang diperkirakan orang. Peta itu menunjukan lebih dari 2.000 suara untuk 24 emosi berbeda, seperti takut, terkejut, malu, gembira, maupun gairah.

Hasil penelitian ini menunjukan dua kali lebih banyak emosi manusia berbeda dari yang pernah dicatat sebelumnya. Studi lain terkait ledakan vokal mencatat mendekati 13 emosi manusia. Sementara itu analisis terbaru terhadap 2.000 suara non verbal seperti ooh, aah, haha dari 56 aktor dan sukarelawan memiliki emosi bercampuran. Misalnya, suara untuk gairah adalah campuran 25% kepuasan + 25% gairah+ 17% kekecewaan + 8% kekaguman + 8% keinginan + 8% rasa bersalah + 8% realisasi.

"Studi ini adalah demonstrasi paling luas dari repertoar vokal emosional kita yang kaya, melibatkan sinyal singkat dari dua lusin emosi yang sama menariknya dengan kekaguman, pemujaan, minat, simpati, dan rasa malu," kata seorang profesor psikologi di University of California Berkeley, Dacher Keltner yang turut berpartisipasi dalam penelitian tersebut seperti yang Media Indonesia kutip dari Daily Mail Kamis (7/2).

Manusia telah menggunakan suara-suara seperti itu selama jutaan tahun. Suara itu sebagai cara yang cepat dan sederhana mengekspesikan emosi yag mudah dipahami orang lain, bahkan mereka yang tidak berbahasa yang sama.

Ke-56 sukarewalan itu berasal dari berbagai negara, seperti Singapura dan kenya. Mereka diberikan skenario dan diminta bereaksi. Suara-suara itu kemudian digunakan dalam survei daring di seluruh dunia yang meminta 1.000 orang dewasa untuk mengatakan emosi apa yang mereka pasang pada setiap suara.

Tidak semata untuk perangkat teknologi. Temuan tersebut diharapkan juga dapat memberikan cara bagi pekerja medis profesional untuk menangani penyakit-penyakit seperti demensia dan autisme. Hasil lengkap penelitiannya dapat dibaca secara daring dalam jurnal American Psychologist. (M-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya