Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
PENYANYI Tulus akan menggelar konser di Istora Senayan pada Rabu, 6 Februari 2019. Sebanyak 4.500 tiket yang dijual online telah ludes terjual pada 28 Januari 2019 pukul 15.00 WIB. Penjualan tiket online itu dibuka pada hari yang sama pada pukul 12.00 WIB.
Sisanya 1.000 lembar tiket dikhususkan untuk undangan. "Total kursi yang tersedia untuk nonton Konser Monokrom Tulus ada sebanyak 5.500 lembar, semua sudah habis kecuali undangan. Tidak ada tiket boks di tempat pertunjukan nanti, kata promotor sekaligus CEO Rajawali Indonesia Communication, Anas Syahrul Alimi.
Bagi Anas, tiket Konser Monokrom Tulus ini bisa laris karena beberapa alasan. Dia menyebutkan dua. Pertama karena memberikan tawaran sesuatu yang berbeda dari sisi promo, bahwa konser ini punya konten yang berbeda sehingga rasa keingintahuan orang untuk datang itu tinggi. Kedua, karena Tulus punya kekuatan fans yang luar biasa.
Dengan alasan itulah pihaknya kemudian memperlakukan konser ini sevara khusus. "Memang kalau konser tunggal itu perlakuannya harus beda dari sisi panggung, konsep, konten, sekaligus promonya. Saya kira itulah yang kemudian orang jadi penasaran. Orang nonton konser itu kan ingin pengalaman baru, tampaknya para pembeli tiket ini yakin dengan menonton Konser Monokrom Tulus akan mendapatkan pengalaman yang baru.
Kebaruan yang ditawarkan melalui kolaborasi apik Tulus dan Rajawali Indonesia Communication salah satunya adalah dengan menghadirkan Teater Boneka Papermoon dan juga menghadirkan paduan suara. "Kami sangat serius menggarap konser ini, semua dipikirkan matang termasuk panggungnya digarap oleh arsitek panggung, ambience juga kita pikirkan, kan sampai pada posisi penonton itu juga dibikin senyaman mungkin. Nanti penonton dari segala penjuru bisa melihat Tulus menyanyi tidak terhalang oleh apapun karena bentuknya trapesium. Kita merespon panggung itu seperti merespon Istora. Banyak main lampu kemudian konsepnya lebih monokrom," kata Anas menjawab pertanyaan Media Indonesia, Kamis (31/1). (Eno/M-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved