Headline

Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.

Fokus

Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.

UKM Bisa Dapat SNI Gratis, Ikut Program Insentif Yuk!

Iis Zatnika 
24/9/2018 17:50
UKM Bisa Dapat SNI Gratis, Ikut Program Insentif Yuk!
Proses pendampingan BSN pada UKM.(Dok BSN )

"Ayo, kita kerja diawali dengan niat ibadah Bismillah!" tulisan dalam spanduk itu menyita perhatian begitu memasuki lokasi produksi CV Sakana Indo Prima di Bojongsari, Depok, Jawa Barat. Berikutnya, di bawah spanduk, ditempel foto dan tulisan besar-besar cara mencuci tangan yang baik, tentunya dilengkapi keran air dan sabun cair. 

"Petunjuk cara mencuci tangan serta berbagai fasilitas untuk memastikan setiap pegawai menjalankan standar keamanan pangan ini  adalah persyaratan untuk memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) dan kami jalankan sehari-hari. Standar ini meliputi seluruh proses kerja, mulai dari pengadaan bahan baku, pengemasan hingga pendistribusian," kata Santoso Prayitno, sang manager yang memimpin perusahaan dengan 160 orang karyawan itu kepada Media Indonesia, Kamis (20/9). 

Memasuki satu persatu ruangan operasional perusahaan yang didirikan Saefudin dan karibnya, Redy Ardiansyah, pada 2009 dengan modal Rp 30 juta, ikhtiar untuk terus bertumbuh secara berkelanjutan itu terlihat sistem kerja dan aturan yang diimplementasikan. Kelengkapan petunjuk kerja terlihat di sekitar lokasi pabrik, kegiatan pembersihan mesin-mesin yang sore itu telah selesai digunakan hingga suhu mesin pendingin yang ketentuannya derajatnya ditulis besar-besar di muka pintu. 

Mengantungi sertifikasi SNI 01-7255 : 2006 LSPr-040-IDN, sekaligus terdaftar di DINKES P-IRT no: 206327601260 dan jaminan halal dari MUI bernomor 01031042090709, Santoso berkisah, pengakuan atas produknya itu menjadi salah satu pengungkit utama dari bisnis yang berawal dari bakso ikan yang dijual di gerobak seharga Rp500 per butir itu. 

"Karena pendiri Sakana ingin bisnis itu jangka panjang, maka sejak awal dilakukan upaya meraih standar, walaupun SNI itu pada produk kami itu sebetulnya bersifat sukarela. Pada perjalanannya, tetap terjadi juga perombakan fisik untuk mengikuti aturan. Tapi, secara umum, karena sudah disadari dari awal maka implementasinya pada aspek bangunan, peralatan, cara kerja dan aturan lebih mudah," kata Santoso yang bersama para pendiri Sakana adalah alumnus Sekolah Tinggi Perikanan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Terlebih, lanjut Santoso, Sakana bergerak dalam bisnis makanan ikan, yang selain terbukti kaya gizi, namun sekaligus juga sarat risiko. Bahan baku utama Sakana, ikan tuna, surimi atau irisan aneka daging ikan serta tilapia alias nila, yang setiap bulannya mencapai 50 ton, dan didatangkan dari Muara Baru, Jakarta Utara serta Tegal, Jawa Tengah, itu kini diolah menjadi 26 jenis makanan olahan. Bahan lainnya yang disertakan, sayuran seperti wortel dan daun bawang, tepung tapioka hingga aneka bumbu dan rempah. 
   
Mempertemukan kekayaan laut nsantara, mulai perairan Indonesia Tmur hingga kolam nila dari Sumatera lokal serta hasil pertanian lokal, Sakana bertumbuh dari semula hanya berupa bakso yang disajikan dengan sambal dan kecap hingga kini bertumpu pada mesin penjualan dari 160 agen dan distributor. 

"Awalnya dari lahan 250 meter hingga kini lebih dari 2.000 meter per segi. Semuanya berpangkal dari sertifikasi yang ditulis di gerobak dan kini juga di kemasan makanan-makanan beku kami," ujar Santoso yang kini bersama timnya juga telah memperoleh sertifikat Hazard Analysis and Critical Control Points, sebagai modal awal menjajaji pasar ekspor.  

Komitmen itu pun kemudian beroleh kolaborasi, Sakana bersama PT Kelola Mina Laut digandeng Badan Standardisasi Nasional (BSN) bekerjasama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Kelautan, memecahkan rekor MURI penyajian bakso ikan terbanyak sejumlah 18.818 porsi, pada Minggu (5/8).

"Melihat komitmen kami, maka tawaran kerjasama termasuk dari pemerintah Kota Depok, pelatihan dan sertifikasi dari berbagai lembaga serta diikuti peluang pasar, berdatangan. Kami yang lolos seleksi Insentif Sertifikasi SNI, kini juga diajak untuk ikut membantu mensosialisasikan pentingnya sertifikasi," kata Santoso.

Insentif sertifikasi agar berdaya
Nurhidayati, Kepala Bidang Pemasyarakatan Standardisasi BSN, ketika dijumpai di ruangan kerjanya di hari yang sama, di Gedung BPPT, Thmarin, Jakarta Pusat berkisah, program insentif itu mencakup sosialisaasi, pembinaan, pendampingan hingga pembebasan biaya pengurusan SNI itu dilakukan sejak 2015. 

"Ada SNI wajib dan sukarela, yang tujuannya selain melindungi konsumen juga meningkatkan nilai tambah industri juga UKM. Walaupun sifatnya sukarela, UKM yang melakukan sertifikasi itu terbukti mendongrak usahanya, produknya jadi punya nilai tambah, ini sudah terbukti dan itu yang kami sosialisasikan dan bimbing pada UKM," kata Inung, sapaan Nurhidayati. 

Jumlah UKM yang terpapar kegiatan insentif, kata Inung, mencapai 400, namun yang sukses mendapat SNI mencapai 34, termasuk didalamnya Sakana. Pasalnya, kata Inung, melakukan sertifikasi, yang harus melalui pengujian di Lembaga Sertifikasi Produk (LS Pro), menimbulkan sejumlah konsekuensi. 

"Paling utama, pada kondisi tempat, karena harus dipisahkan antara bahan baku mentah dan matang misalnya, lalu pada sistem kerja, harus membiasakan cuci tangan secara benar. Perubahan yang berkonsekuensi biaya dan sikap itu cukup menantang bagi UKM kita," ujar Inung.

Namun, Inung menjamin, semua pengorbanan itu sepadan dengan dampak yang dihasilkan pada bisnis. "Terlebih biasanya ada dukungan juga dari berbagai pihak, pemerintah daerah misalnya, sehingga bisa dikolaborasikan. Komitmen BSN sendiri, memberikan insentif berupa dukungan untuk proses sertifikasi ini yang jika dikonversi nilainya mencapai Rp 30 hingga Rp50 juta, dan ini akan kami lakukan setiap tahunnya."

Pada 2018, UKM yang lolos tahap pertama seleksi insentif mencapai 50, dari 114 pendaftar yang dilakukan daring. "Setelah itu, ada proses administrasi dan gap analysis ke lokasi produksi UMK," ujar Inung yang juga turun langsung ke lapangan bersama timnya, termasuk pada perajin bawang goreng di Palu, Sulawesi Tengah. 

Berminat? Pantau situs BSN, untuk memantau masa pendaftaran selanjutnya. "Biasanya di awal tahun kami buka, kami membuka pintu untuk UKM agar makin berdaya!" (*/M-4)
  



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Iis Zatnika
Berita Lainnya