Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Kamis (12/8) Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melalui foto unggahannya di Instagram memaparkan agendanya merevitalisasi Sungai Kalimalang yang berhulu di Bendungan Curug dan mengalir dari Karawang, Cikarang, Cibitung, Tambun, Kota Bekasi, semuanya wilayah Jawa Barat, hingga ke Jakarta Timur.
Kang Emil, begitu ia biasa disapa, mengungkapkan, revitalisasi ini diharapkan bisa mencontoh penataan Sungai Cheyonggyecheon di Seoul, Korea Selatan. Sungai di pusat kota itu selesai ditata pada 2005 dan kini menjadi salah satu destinasi wisata warga kota pun pelancong luar negeri.
Awalnya sungai Cheyonggyecheon rupanya merupakan sebuah kawasan kumuh yang membentang sepanjang 8,4 kilometer. Keberadaannya seakan dilupakan karena adanya jalan layang diatasnya dan menutupi seluruh daerahnya.
Baru pada 2003, Lee Myung-bak, Walikota Seoul saat itu, melakukan revitalisasi dan menghilangkan jalan layang yang sudah membentang sejak 1970-an tersebut. Meskipun hal ini menjadi kontroversi, namun rupanya hampir 79% warga menyetujui.
Usaha Walikota Lee tersebut terbukti berhasil dan bahkan hingga saat ini Cheyonggyecheon dijadikan contoh sebagai model penataan ruang kota hijau. Bahkan sungai ini terbukti memasok udara bersih bagi warga Seoul. Pada situs World Wildlife Fund (WWF) diungkap, polusi udara berkurang dari 74 mikrogram per kubik menjadi 48 mikrogram di sekitar wilayah sungai.
Selain Cheyonggyecheon, ada beberapa sungai di dunia yang juga jadi kebanggaan warganya. Neretva salah satunya, sungai di Kota Mostar, Bosnia dan Herzegovina ini diklaim sebagai terjernih di Bosnia. Berlokasi di bawah jembatan Stari Most, sungai ini bahkan dijadikan lokasi penyelaman wisatawan, biasanya mereka mengawali dengan terjun dari jembatan Stari Most yang berjarak 24 meter atau 79 kaki di atas air.
Ada pula Sungai Spree di Jerman, yang tak kalah indah. Terletak di Berlin, Spree sebenarnya melewati negara bagian Saxony, Bradenburg dan Berlin di Jerman. Sungai dengan panjang sekitar 400 kilometer atau 250 mil ini menawarkan beragam hal yang bisa dinikmati wisatawan yaitu tur dengan kapal.
Sementara di Indonesia, patut pula dinikmati Sungai Kalimas di Surabaya, Jawa Timur, yang merupakan pecahan aliran Kali Brantas yang berhulu di kota Mojokerto dan bermuara di Surabaya. Tri Rismarani, sang Walikota Surabaya menjadikan pesisir sungai ini sebagai destinasi ekowisata. Ada lampion-lampion yang jadi dekorasi, selain alirannya yang dibersihkan rutin.
Tak sekadar cantik, butuh revitalisasi total
Menanggapi semangat Kang Emil buat mengubah wajah Kalimalang agar secantik sungai-sungai itu, Koordinator Peta Hijau Jakarta, Nirwono Joga menyatakan, sungai pada hakekatnya merupakan sumber kehidupan warga juga kota.
"Fungsi dasarnya dulu yang harus dibenahi melalui penataan industri di sepanjang sungai dan ruang bebas bangunan. Ini maksudnya adalah penertiban, penegakan hukum, merelokasi pemukiman warga, membersihkan sungai dari sampah dan limbah, mengelola air untuk memenuhi kebutuhan air baku minum. Itu jauh lebih penting dan tidak mudah, apalagi hal ini pun membutuhkan waktu lama serta konsistensi dari pemerintah daerah," ungkapnya kepada Media Indonesia senin (17/9).
Nirwono mengingatkan, jika penataan sungai hanya sekedar memperindah estetika kota saja, sangat disayangkan. "Hal itu tidak akan menyelesaikan akar permasalahan sungai itu sendiri." (M-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved