Headline

Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.

Fokus

Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.

Hoaks versus Info-Info Grafik Keren di Timeline Kita

Iis Zatnika
12/9/2018 14:24
Hoaks versus Info-Info Grafik Keren di Timeline Kita
#SustainableMeetup di kampus MM-Sustainability Trisakti, Menara Batavia Jakarta, Rabu (29/8).(Mi/Iis Zatnika )

Inilah langkah yang dilakukan Kantor Staf Presiden (KSP) untuk mencegah ganasnya hoaks yang merajalela di sosial media yang daya sebar pun rusaknya bisa berganda dalam ukuran hidup.

"Sekarang ini adalah era banjir informasi dan di saat yang sama, terjadi fenomena post truth, ketika keyakinan dan perasaan pribadi lebih berpengaruh dalam pembentukan opini publik, dibandingkan fakta-fakta obyektif. Tugas kami sehari-hari, melakukan kontra narasi untuk mengatasi hoaks, yang menjadi konsekuensi utama era derasnya informasi serta post truth itu," ujar Agustinus Eko Rahardjo tim KSP dalam #SustainableMeetup di kampus MM-Sustainability Trisakti, Menara Batavia Jakarta, Rabu (29/8). Selain itu, hadir pula pembicara Agung Yudha Public Policy Lead Twitter Indonesia, Wenseslaus Manggut Ketua Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) serta Henri Salomo Siagian Redaktur Koordinator Liputan Media Indonesia. Acara #SustainableMeetup rutin digelar MM-Sustainability mengupas berbagai topik-topik keberlanjutan serta isu-isu terkait aspek sosial, ekonomi dan bisnis.   

Kontra narasi itu, kata Jojo, panggilan Agustinus, menjadi urgensi bagi pemerintah saat ini, karena hoaks telah dianggap menjadi salah satu tantangan yang harus sigap dihadapi.

"Karena yang jadi perbincangan di publik, bukan lagi pemerintah melakukan A atau B, tapi bagaimana penyikapan dan kemudian opini publik yang terbentuk. Maka,l kami pun harus memproduksi informasi secara produktif dan mengena, sesuai dengan kebutuhan publik, agar pemaknaan atas berbagai peristiwa itu tepat dan publik tidak terlanjur termakan hoaks yang kejam itu," ujar Jojo yang pernah berkarir sebagai jurnalis selama 13 tahun itu.  

Kontra narasi
Maka, lanjut Jojo, ia dan timnya rutin memproduksi informasi yang mempublikasi berbagai langkah yang dilakukan pemerintah saat ini, pun pencapaian yang diraih. Tak kalah pentingnya, menyebar informasi yang meluruskan informasi untuk melawan hoaks yang perkembangannya mereka senantiasa pantau dan antisipasi.   

"Penyebaran informasi itu menyebar masif dan luar biasa cepat, di Facebook, Twitter hingga grup WhatsApps, bayangkan, sekali pencet, semua informasi bisa berganda dalam hitungan kurang dari satu detik," ujar Jojo.  

Jojo mencontohkan, aksi Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggunakan aksi di atas sepeda motor dalam pembukaan Asian Games 2018, telah direkayasa sedemikian rupa hingga penggunaan stuntman dianggap kebohongan publik dan dosa besar.

"Ini kan luar biasa, mereka, para produsen hoaks dan informasi yang selalu menyorot negatif pada sosok presiden, menggunakan celah apa pun, mereka tak lagi berpijak pada fakta," ujar Jojo.

Wujud kontra narasi yang dihasilkan timnya, kata Jojo, sebagian besar berwujud info grafik yang bersahabat di mata, karena lebih aktraktif secara visual, pun lebih menyakinkan karena melibatkan banyak angka dan data, dibandingkan narasi.

Info-info grafik itulah yang disebar melalui berbagai medium sosial media, didistribusikan oleh institusi resmi pemerintah,  hingga akhirnya secara organik kembali dibagikan oleh publik, pun melahirkan diskusi-diskusi baru.

"Itulah yang disebut kontra narasi," kata  Jojo yang menyakini, medan pertempuran dengan para penyebar hoaks itu akan tidak akan berkesudahan.

"Karena yang terganggu oleh pola pemerintahan ini banyak, mereka yang tidak suka karena jaringan korupsinya terpotong, pun kompetisi politik yang kian panas," ujar Jojo yang bersama tim KSP juga tak hanya melakukan perlawanan preventif, namun juga masuk ke jalur hukum, salah satunya dengan mempolisikan Saracen. (M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Iis Zatnika
Berita Lainnya