Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Topeng Betawi Menolak Bala

Despian Nurhidayat
09/9/2018 09:30
Topeng Betawi Menolak Bala
( MI/RAMDANI)

DUA perempuan melenggok-lenggokkan pinggangnya ke kiri dan kanan. Kedua tangan mereka dengan luwesnya mengimbangi alunan musik rebab, kromong tiga, gendang besar, kulanter, kempul, kecrek, dan gong buyung.
Kebaya khas Betawi membalut tubuh mereka, dengan kain yang diikatkan pada pinggulnya dan mahkota berwarna-warni di kepala yang biasa disebut kembang topeng.
Sebuah topeng terlihat menutupi wajah mereka. Topeng itu tidak memiliki pengikat tali pada kepala. Para penari menempelkan topeng tersebut dengan cara menggigitnya. Topeng dari kayu itu memiliki bentuk mata tertutup, hidung yang mancung, dengan bibir merah.
Tarian Topeng Betawi yang dibawakan kedua penari itu dimainkan dalam acara Festival Condet 2018 di Jakarta, beberapa waktu lalu. Gerakan-gerakannya lincah dan riang gembira. Secara visual, tarian tradisional masyarakat Betawi itu bersifat teatrikal dan komunikatif.
Tarian Topeng Betawi bukan tarian biasa. Tarian ini pun memiliki makna mendalam yang dipercayai masyarakat Betawi. "Dulu sih, menurut kepercayaan Betawi, tarian ini bisa menjauhkan dari malapetaka atau menolak bala," ujar Hafidz Setiawan, pelaku seni yang juga Ketua Panitia Festival Condet 2018.
Jika seseorang menyelenggarakan pesta atau hajat, ia akan mengundang kelompok Tari Topeng Betawi agar keluarganya terhindar atau dijauhkan dari malapetaka.
Ia menuturkan, pada awalnya tarian ini dipentaskan para seniman dalam acara hiburan, seperti pesta adat pernikahan, khitanan, dan lainnya. Namun, sekarang, tarian ini cuma jadi pengisi acara saja. "Soalnya kepercayaan (menolak bala) itu perlahan-lahan mulai luntur," imbuhnya.
Warna dan simbol
Topeng dalam Tari Topeng Betawi juga diketahui memiliki tiga jenis, yakni topeng putih yang bernama panji, topeng merah muda yang bernama sangga, dan terakhir topeng berwarna merah tua bernama jingga. Setiap topeng ini juga diketahui memiliki simbol tersendiri dalam tariannya.
Topeng putih biasanya menandakan simbol kelembutan perempuan yang ditandai dengan gerakan lemah lembut yang dilakukan para penarinya. Berbeda halnya dengan topeng berwarna merah muda yang dikatakan lebih atraktif dan agresif yang melambangkan sikap perempuan yang genit dan selalu ingin diperhatikan. Sementara itu, topeng merah yang lebih mengarahkan pada kepalan tangan dan memasang kuda-kuda. Topeng ini pun menjadi simbol keangkuhan dan kekuatan.
Di zaman now, Tari Topeng Betawi biasanya dikaitkan dengan tema yang dibawakan pada acara tertentu, misalnya, cerita legenda, kritik sosial, maupun kehidupan masyarakat. Semua itu disampaikan melalui gerakan para penarinya.
Gerakan Tari Topeng Betawi mengandalkan gerak tangan, pinggul, dan ketahanan kaki. Tak jarang terlihat bahwa para penari menurunkan badan mereka sehingga ketahanan kaki memang sangat diperlukan dalam menari tarian Betawi ini.
Tangan pun sangat lentur dan luwes karena gerakan-gerakannya selalu menyertakan gerakan atau putaran pada bagian tangan mereka. Pinggul mereka pun terkadang bergerak ke kanan dan ke kiri yang seakan menggoda para penonton untuk berteriak.
Tarian topeng ini pun semakin berkembang dan memiliki banyak variasi dalam tariannya. Beragam jenis tarian yang berasal dari Tari Topeng Betawi dikemas dalam sebutan lain, seperti Tari Enjot-enjotan, Tari Topeng Canting, Tari Topeng Ekspresi, Tari Topeng Putri, dan masih banyak varian lainnya.
Tari Topeng Betawi memiliki pengaruh dari budaya Sunda dan Tiongkok. Tariannya memang terlihat seperti Tari Jaipong pada adat Sunda dan kostum yang dikenakan memang seperti pemain khas opera Tiongkok, apalagi pada bagian topengnya.
Di Indonesia, topeng telah muncul sejak zaman prasejarah, digunakan dalam tari yang menjadi bagian dari upacara adat atau penceritaan kembali cerita-cerita para leluhur. Selain Tari Topeng Betawi, Indonesia juga memiliki tarian sejenis dari Cirebon, Bali, Malang, dan Magelang. (M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya