Headline
Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.
Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.
Jemari Rizkan Rahmat dan Putri Haerida tak lepas dari mouse dan keyboard. Namun mata mereka tak hanya terfokus pada monitor komputer, sesekali pandangan keduanya memantau langsung kesibukan runway bandara.
Bekerja dari ketinggian menara atau tower Jakarta Air Traffic Service Center (JATSC) AirNav Indonesia, di Bandar Udara Soekarno Hatta (Soetta), Tangerang, Banten, panorama bandara tersaji 360 derajat di hadapan mereka.
Tanggung jawab utama anggota tim air traffic controller (ATC) itu, memastikan landasan Soetta yang menurut laporan Airports Council International 2017, masuk dalam urutan ke 17 daftar bandara tersibuk dengan total penumpang yang dilayani 63 juta itu, mencapai kapasitas lepas landas dan mendarat sebanyak 81 pesawat per jam, dan tentunya aman.
"Untuk itu, jarak antar pesawat tidak boleh lebih dan kurang dari 6 mil. Selain diatur dengan sistem navigasi kami yang canggih, presisi dan real time, juga ditunjang komunikasi pilot dengan tim navigasi. Mikrofon yang menempel di telinga dan bibir mereka itu terhubung langsung dengan kokpit," kata Tory Tri Ruknomo, Manajer Perencanaan dan Evaluasi TWR-APP JATSC yang mendampingi Media Indonesia pada Selasa (4/8). Terkait kependekkan TWR-APP, Tory memaparkan, istilah itu berkorelasi dengan pembagian kerja tim Air Traffic Controller (ATC) atau petugas pengatur lalu lintas udara, yaitu tower (TWR), approach control (APP), dan area control center (ACC).
Indonesia yang terus bertumbuh, membuat udara kian sibuk dan Airnav yang mengemban tugas mengatur lalu lintas penerbangan, dengan prioritas keselamatan dan kenyamanan, juga ikut berlari kencang. Mulai Maret 2018, Tory harus memastikan timnya bisa mengatur 81 pesawat per jam, dari 72 pada 2015 dan angka 56 pada periode terdahulu. Bahkan, BUMN yang punya nama formal Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) itu ditargetkan bisa mencapai kapasitas 86 penerbangan setiap jamnya.
Mengatur kapasitas landasan, kata Gantawan, Manajer Operasi TWR-APP/TMA 5, menjadi salah satu indikator utama kinerja AirNav Indonesia. "Kami mengelola seluruh ruang udara Indonesia yang dibagi menjadi dua Flight Information Region (FIR), wilayah barat diatur dari sini, dan timur di Makassar," kata Gantawan sembari memperlihatkan peta yang memperlihatkan garis tegas masing-masing FIR hingga rute penerbangan, lengkap dengan nama rutenya yang berlaku global, sebagian jenaka karena sama dengan panggilan orang Indonesia, seperti ISYAK atau JATAM.
Ruang udara Indonesia, seluas 2.219.629 km2, dengan luas wilayah 1.476.049 km2, berisi lalu lintas penerbangan sebanyak 10 ribu pergerakan per hari. Berdiri sejak 2012, dari semula menjadi bagian dari PT Angkasa Pura I dan II, AirNav terus melakukan akselerasi sumber daya manusia, prosedur maupun peralatan untuk mengungkit kualitas dan kuantitas layanannya. Tugas yang diemban, mengatur lalu lintas udara, telekomunikasi penerbangan, informasi aeronautika, informasi meteorologi penerbangan serta informasi SAR. Ada 275 titik layanan di seluruh Indonesia, untuk maskapai dalam pun luar negeri, hingga pesawat yang melakukan lintas terbang tanpa melakukan pendaratan.
Akselerasi teknologi
"Salah satu upaya kami untuk senantiasa optimal bekerja, adalah alat surveilans darat, yang baru saja dibeli pada 2017, secara umum, bekerja mendeteksi seluruh pergerakan yang ada di landasan dan sekitarnya, karena kan bukan hanya ada pesawat di sana," kata Tory.
Peralatan lainnya yang juga tengah dinantikan tim navigasi yang berisi para alumnus Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) Curug hingga berbagai Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan (ATKP), lanjut Tory, peralatan simulasi yang memungkinkan peningkatan keterampilan para ATC. Peranti yang pengadaannya tengah diproses itu akan melengkapi peningkatan kompetensi tim navigasi yang juga dikirim belajar hingga ke Heathrow London, Inggris. Bandara itu berada di urutan ketujuh bandara tersibuk di dunia pada 2017, dengan jumlah penumpang yang dilayani, 78 juta.
Sebelumnya, Sekretaris Perusahaan AirNav Indonesia, Didiet K. S. Radityo dalam jumpa media pada Januari lalu, mengungkapkan, pada 2018 pihaknya menargetkan pendapatan hingga Rp 3,6 miliar dengan rencana investasi Rp2,4 miliar. Sementara, tahun lalu, nilai investasi sebesar Rp646 miliar, dengan realisasi kontrak 74%, sedangkan pendapatan mencapai Rp2,7 miliar dan nilai pertumbuhan pendapatan 10,45%.
Investasi pada periode 2018, lanjut Didiet, diperlukan untuk memenuhi target percepatan re-alignment FIR Jakarta, peningkatan kapasitas bandara, peningkatan keselamatan navigasi penerbangan di Papua, sinergi pengembangan bandara baru, dukungan pengembangan 10 destinasi pariwisata, dan pemusatan pelayanan terminal control area.
Inovasi mengatur slot
Ramadhon Putranto, alumnus Komunikasi Penerbangan, STPI Curug yang telah bergabung dengan AirNav Indonesia sejak lima tahun lalu dan ditempatkan di Cabang Halim Perdana Kusuma, sebagai ATS Reporting Officer, sejak akhir 2016 bekerja dengan Chronos. Sistem aplikasi itu memperlihatkan data slot penerbangan dari waktu ke waktu yang terkoneksi dengan sistem izin rute Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Kementrian Perhubungan.
"Chronos ini memungkinkan data tentang slot penerbangan tersaji real time dan terus diperbaharui, lagi-lagi untuk menjamin lalu lintas, mulai tinggal landas, di udara hingga mendarat lagi, terjamin keamanannya dan sesuai dengan izin. Nah, ketika penumpang di-delay lama sekali, ya itu karena slot ini, kami harus memastikan jumlah slot itu melebihi kapasitas dan perizinan. Jika di jadwal berikutnya slot sudah penuh, ya harus mencari yang kosong, begitu terus," ujar Rama yang juga Duta AirNav Indonesia, kompetisi yang perdana diadakan, agar komunikasi BUMN yang berkantor pusat di Tangerang ini ke publik, kian moncer.
Chronos yang menurut Tesa Anindita, tim divisi hubungan masyarakat AirNav Indonesia itu dikembangkan mandiri oleh tim perusahaan, menjadi penanda misi cost recovery demi keselamatan penerbangan dijalankan optimal.
Akselerasi global
Akselerasi peralatan, sumber daya manusia dan prosedur itu, kata Tory, menjadi mekanisme kerja mereka yang diatur ketat oleh International Civil Aviation Organization (ICAO), dan setiap harinya dieksekusi 1.441 petugas ATC, 683 anggota tim air traffic service support serta 723 petugas teknis.
Ketatnya regulasi dan prosedur itu, salah satunya, diimplementasikan pada upaya menjaga fokus anggota tim navigasi yang diharuskan beristirahat setiap dua jam, pemeriksaan kesehatan oleh dokter setiap akan masuk bekerja, hingga tersedianya ruangan buat beristirahat yang dilengkapi tempat tidur dan konsol gim.
Pengawasan pun dilakukan berlapis, Rizkan Rahmat dan Putri Haerida, serta tim navigasi lainnya, juga didampingi tim pengawas yang dipimpin Anang Julianto, Supervisor ACC. "Karena walaupun sistemnya sudah sangat presisi, kemampuan manusia pun sangat penting," kata Anang.
Pelatihan digelar, alat baru dibeli, prosedur dikembangkan, menara-menara baru dan peralatan pun dibangun, bukan cuma di lokasi yang progresif seperti Bandara Husein Sastrangera, Bandung, Jawa Barat, namun juga di penjuru Nusantara, karena menyangkut keselamatan warga. Diantaranya, pengembangan teknologi satelit oleh AirNav untuk navigasi penerbangan di langit Papua, sejak Agustus 2017.
Kompleksnya kerja AirNav itu juga tertera kertas yang ditunjukkan Rama, berisi data penerbangan pesawat kalibrasi yang dioperasikan Kementrian perhubungan untuk memvalidasi sistem navigasi AirNav. "Karena kami berkoordinasi dengan Kementrian BUMN dan diawasi Kementrian Perhubungan, dan yang paling pasti dengan keselamatan ribuan penumpang setiap harinya," ujar Rama. (M-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved