Headline
Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.
Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.
Hari diawali lebih pagi di Rumah Sakit (RS) Pelni, Jakarta. Pukul tujuh pagi pasien, dokter dan tenaga medis lainnya telah mendatangi RS swasta tipe B itu. Namun, pasien yang datang, yang jumlahnya mencapai tak kurang 2.000 orang setiap harinya itu, bukan berlomba datang sepagi mungkin untuk mendapatkan nomor antrian. Sebagian besar dari mereka telah mendaftar melalui ponsel miliknya atau keluarganya, di RS Pelni Mobile Application. Sehingga, nama dokter, lokasi poliklinik, hingga perkiraan jam antrian telah diketahui. Sebagian lainnya, mendaftar di Anjungan Pendaftaran Mandiri yang tersebar di lokasi RS.
Korelasi antara layanan medis dan digitalisasi, pun terwujud dalam layar-layar besar yang bisa dioperasikan dengan disentuh. Di anjungan Informasi RS Pelni, foto, nama, jadwal praktek dokter, hingga ketersediaan jumlah tempat tidur bisa diketahui secara langsung pun transparan. Saat Media Indonesia membuka, Senin (27/8), sekitar pukul 14, tertulis ada 120 tempat tidur yang tersedia. Bukan cuma bisa dibuka di RS Pelni, data itu terhubung dengan sistem Aplicares BPJS Kesehatan sehingga bisa dimanfaatkan pasien dan fasilitas layanan kesehatan lainnya yang perlu merujuk.
"Digitalisasi, bagi kami adalah suatu keharusan, karena RS adalah institusi yang sangat kompleks, padat modal, padat karya menyangkut soal jasa serupa dengan perhotelan, restoran hingga urusan parkir. Begitu banyak pelaku usaha yang terlibat dan begitu panjang dampak yang dihasilkan. Maka, untuk memelihara rata-rata pertumbuhan yang kami capai mulai 2014, ketika BPJS Kesehatan mulai berlaku, mencapai rata-rata 26%, maka kuncinya adalah inovasi digitalisasi yang berkelanjutan," ujar Fathema Djan Rachmat, Direktur RS Pelni ketika ditemui di ruangnya hari ini.
Maka, digitalisasi pun diupayakan kian dalam dan makin luas. Ada 53 Tim Inovasi yang dibentuk, yang menggabungkan tim terdepan, seperti perawat, resepsionis, dokter, manajemen hingga tim teknologi informasi. Kerja Tim Inovasi ini meliputi aktivitas penunjang medis, manajemen, dan rawat jalan dan inap.
Salah satu yang terbaru, diluncurkan tim yang dimpimpin Kepala Divisi Pelayanan Medis, Dewi F Fitriana yang dinamai Slot System. "Sistem ini akan menghubungkan informasi dan mengintegrasikan kerja kamar bedah, perawat, dokter, farmasi, laboratorium hingga tim administrasi sehingga ketika pasien didaftarkan untuk operasi, jam, nama dokter dan segala jenis detil dan kebutuhannya langsung diketahui. Hasilnya pembatalan operasi yang angka rata-rata lazim di RS itu 10%, bisa kami tekan hingga 1,5%, dari target semula 3%," ujar Dewi.
Intervensi digital yang sukses memacu pertumbuhan pendapatan itu, kata Fathema, secara teknis dikerjakan 13 orang anggota tim pengembangan teknis yang berkolaborasi intens dengan 53 Tim Inovasi."Target pengembangan digital itu, untuk masing-masing sistem baru atau aplikasi itu, 2 minggu hingga 2 bulan, dan semuanya kami kerjakan internal untuk memastikan pengembangan bisa dilakukan berkelanjutan dan benar-benar sesuai kebutuhan," ujar Fathema yang menegaskan inovais itu telah berimplikasi peningkatan pendapatan dokter hingga 45% pasca pemberlakuan kerjasama dengan BPJS Kesehatan.
Hasilnya, kini tak akan ditemui pasien membawa map besar berisi hasil ronsen atau kertas-kertas hasil laboratorium. Semua data langsung terhubung dan terekam sesuai nomor rekam medis dan tentunya nomor keanggotaan BPJS Kesehatan yang kini komposisinya mencapai lebih dari 80% pasien RS Pelni.
Dokter dan perawat pun bekerja dengan tablet, komputer di work station serta ponselnya. "Semua informasinya langsung terhubung antar divisi, laboratorium hingga apotek, kamar bedah hingga poliklinik rawat jalan dan inap, tak ada kertas," kata Narkim Nurhakim, Kepala Divisi IT dan Pengadaan RS Pelni.
"Kami akui bahwa implementasi Jaminan kesehatan Nansional (JKN) masih perlu banyak pembenahan, tapi kemi menolak pesimistis. Kami optimistis dan nyatanya itu terbukti. RS harus bertumbuh karena pilihannya adalah tumbuh dan melakukan pelayanan terbaik atau mati, tidak bisa ditengah-tengahnya. Digitalisasi itu salah satu kunci utama, yang tentunya diikuti pembenahan manajemen dan kultur. Saya pun melibatkan banyak pemikiran milenial yang segar dan inovatif," ujar Fathema yang mencontohkan Dewi sebagai sosok milenial.
Berbagai inovasi itu, dipaparkan secara detil pada Kaizen Festival RS Pelni pada 26-28 Agustus di Bali. "Karena kami ingin berbagi semangat ini pada RS-RS lain, bayangkan betapa besar dampak sektor kesehatan pembangunan negara ini, ini sudah ada anggarannya, UU-nya, jadi mari sebagai pelakunya kita berinovasi," ujar Fathema. (M-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved