Cantik dengan Terapi Darah

Iis Zatnika
31/7/2018 21:45
Cantik dengan Terapi Darah
Terapi plasma darah dengan platelet-rich plasma (PRP) juga dipratikkan di dunia estetika.(ZAP Clinic )

Darah itu diambil dari vena di lengan, 6 hingga 12 cc  saja, lalu diolah untuk dipisahkan antara sel darah merah dengan trombositnya. Ketika plasma darah kaya trombosit atau platelet-rich plasma (PRP)  diperoleh, maka akan disuntikkan atau dimasukan dengan bantuan dermaroller pada wajah, kulit kepala, area bokong, perut atau leher yang sebelumnya telah dianastesi.

Proses selama hingga 90 menit itu, seakan menjadikan kisah vampir, tokoh yang diceritakan hobi menghisap darah agar bertahan hidup dan senantiasa muda itu, menjadi nyata. Tapi, jika vampir kemudian ditakuti dan dimusuhi, metode PRP justru ramai-ramai  diburu pemburu tampilan prima.

“PRP yang diantaranya dihasilkan dari proses gerakan sentrifugal, terbukti kaya growth factor yang mampu meregenerasi kulit wajah dan leher, khusus leher, menjadi perhatian perempuan karena kondisi kulit di bagian ini identik dengan pertambahan usia yang seama ini dikenal sulit dihindari. PRP juga mampu menangani bekas luka seperti acne scar, menumbuhkan rambut  dan menyamarkan stretch mark yang banyak ditemukan di perut perempuan yang telah melahirkan, bokong , paha hingga betis,” kata Adinda Fitriningtias, trainer bagi para dokter yang akan bertugas di ZAP Clinic, yang hingga Februari 2018 telah mencapai, ketika ditemui di Jakarta, Senin (30/7).

Buat mendapat hasil yang optimal, kata Adinda yang juga seorang dokter itu, tindakan harus diulang setiap dua hingga empat pekan, hingga sang growth factor pada PRP itu menghasilkan peremajaan pada area yang diinginkan. “Nanti dokter yang menangani dan melakukan tindakan, akan merekomendasikan frekuensi tindakan agar hasil yang diinginkan benar-benar terlihat,” ujar Adinda yang memastikan seluruh proses dan peralatan yang dilakukan dalam tindakan PRP telah lolos dari standar keamanan medis.

Terapi darah di dunia medis
Di dunia medis, penggunaan PRP telah dilakukan pada penanganan peradangan tendon lutut kronis, cedera akut pada otot dan ligamen, serta membantu beberapa jenis operasi, salah satunya operasi bahu untuk memperbaiki tendon yang robek.

Bloodjournal.org, situs jurnal milik American Society of Hematology, pada artikel yang dirilis pada 2016, menyebutkan PRP digunakan dalam pengobatan behçet disease, kondisi multisistem yang ditandai ulserasi oral, atritis, penyakit kardiovaskuler, trombositopenia, ruam-ruam kulit serta penyakit neurologi. PRP terbukti memperlihat sistem imunologis yang baik, serta kasus inflamasi yang  berkurang.

Harus aman
Aplikasi PRP untuk estetika, kata Adinda, pun didasarkan standar keamanan, sehingga perempuan hamil, penderita anemia, pasien kanker dan mereka yang mengonsumsi obat pengencer darah, dilarang melakukan tindakan ini.

“Tentu nanti dokter akan memastikan terlebih dahulu apakah klien yang datang bisa melalui proses ini, untuk memastikan seluruh standar yang sebenarnya telah dijamin aman ini benar-benar aman dilakukan.”

Usai melakukan tindakan, klien, sebutan bagi mereka menjalani tindakan ini, akan dibekali pemahaman tentang sejumlah pantangan, mulai penggunaan sabun yang mengandung butiran hingga cara keramas bagi mereka yang mendapat PRP pada kulit kepalanya. Darah itu bikin cantik ya! (*/M-4)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Iis Zatnika
Berita Lainnya