Headline

Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.

Fokus

Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.

Korelasi Jerawat, Anak Muda dan Aplikasi Filter

Iis Zatnika
31/7/2018 22:55
Korelasi Jerawat, Anak Muda dan Aplikasi Filter
Jangan buru-buru minder jika berjerawat, nyatanya 80% populasi manusia pernah berjerawat, yang terpenting, atasi agar tak meradang.(ZAP Clinic)

Jerawat dan filter, pasti bisa menebak dong, apa yang menghubungkan keduanya? Ya, penampilan  dan percaya diri.

Jerawat membuat Sobat Muda tak percaya diri dan filter jadi solusi paling mujarab, saat kamu ingin swafoto, agar tetap bisa tampil kinclong. Tapi, ternyata nih, menurut Adinda Fitriningtias, dokter yang menjadi pelatih bagi para dokter lainnya yang akan berpraktik di ZAP Clinic,  sebenarnya kamu mestinya nggak terus-terusan berlindung dalam pertolongan filter yang kini aplikasinya makin canggih itu.

“Lebih baik tangani jerawat dan masalah kulit itu secepat mungkin, kalau perlu minta bantuan dari ahli. Makin cepat ditangani dan kian baik penanganannya, maka sembuhnya lebih cepat dan dampak yang mungkin terjadi bisa diminimalisir, salah satunya scar atau bekas jerawat yang sulit dihilangkan,” kata Adinda ketika Muda jumpai di kelas pelatihannya di kawasan Permata Hijau, Jakarta, Senin (30/7).

Adinda menekankan, dampak yang ditimbulkan jerawat pada kulit, bisa sangat beragam pada individu. Sehingga, satu-satunya langkah efektif untuk menghindari kondisi yang lebih parah dan bekas jerawat kedepannya, yang harus dilakukan adalah mengatasi agar tak makin banyak serta kian parah atau meradang.

Berikut fakta-fakta tentang jerawat yang harus Sobat Muda ketahui:

  • “Jerawat sebenarnya adalah hal yang sangat umum ditemui, data menunjukkan, sebanyak 80% populasi dunia usia 17 sampai 24 tahun pernah mengalami gangguan jerawat dalam hidupnya, tentunya dalam berbagai tingkat keparahan dan periodenya. “Sehingga, tak perlu panik, tapi mencari penanganan yang paling efektif sesegera mungkin,” ujar Adinda yang saat ditemui tengah melatih lima dokter yang masing-masing akan menjalani kegiatan belajarnya selama satu bulan sebelum akhirnya berpraktik di klinik-klinik ZAP, yang hingga Februari 2018 telah mencapai 36.
  • Bekas jerawat, yang membuat kulit berlubang, kata Adinda, sebenarnya dipicu oleh timbulnya peradangan. “Artinya tidak serta merta ada jerawat langsung akan meninggalkan bekas lubang, tapi jerawat yang kemudian mengalami peradangan yang menimbulkan scar,” ujar Adinda.
    Dengan begitu, pertolongan pada jerawat adalah upaya mengatasi agar jerawat secepat mungkin sembuh dan meminimalisir peradangan.
  • Ada banyak pilihan buat mengatasi jerawat, sebagian menggunakan berbagai penanganan yang dibubuhkan pada kulit serta ada pula yang mengharuskan tambahan obat minum. Namun, sebagain menggunakan peralatan, seperti yang dilakukan di ZAP Clinic, memadukan sinar laser yang diarahkan pada jerawat untuk mematikan bakteri didalamnya sehingga mempercepat proses pengeringan.
    Pastikan semua pilihan penanganan itu direkomendasikan atau dilakukan dokter serta berbagai peralatan dan obat yang diberikan telah lolos dari uji Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).  
     
  • Penggunaan sinar laser untuk berbagai tindakan pada kulit, kata Adinda, telah menjadi bagian dari kemajuan riset medis. “Riset yang dilakukan pada laser telah menghasilkan 330 jenis, dengan masing-masing penggunaan. Khusus untuk medis tentunya telah dipastikan keamanannya, termasuk keamanan dari radiasi berbahaya. Pastikan jika mendapat penanganan menggunakan alat seperti ini, juga telah lolos uji dari lembaga yang kompeten.”
     
  • Adinda memaparkan, usia paling muda bagi pasien yang ingin mendapatkan penanganan atas keluhan jerawat atau tindakan lain, yang ditangani di kliniknya adalah 15 tahun. Usia ini dinilai paling tepat karena telah dapat berkomitmen pada aturan yang ditetapkan pasca tindakan. “Misalnya pantangan melakukan kegiatan berjemur, berenang. Aturannya tidak terlampau banyak, karena tetap dapat beraktivitas normal, hanya saja ada batasan-batasan tertentu yang intinya menghindarkan kulit dari paparan matahari ekstrem,” ujar Adinda.
     
  • Biasakan selalu menggunakan tabir surya dengan kategori SPF 30 untuk menghindarkan gangguan pada kulit, termasuk kanker yang salah satu pemicunya adalah paparan sinar matahari.
     
  • Penyebab jerawat pada perempuan lebih kompleks karena meliputi hormonal, stres, jenis kulit, hingga diet, sementara pada laki-laki lebih didominasi oleh diet atau pola makan.
     
  • Keputusan untuk mencari pertolongan atau tidak, kata Adinda, sangat bergantung pada individu. Seringkali dokter kerap berhadapan dengan pasien yang gelisah soal jerawat, padahal jumlahnya hanya satu, sementara ada pula yang dahi dan pipinya telah penuh, tapi tetap merasa percaya diri dan tak menganggap jerawat sebagai masalah besar.
    “Ini soal estetika, ya sangat subjektif. Karena jerawat ini sendiri dari aspek medis tak akan menimbulkan gangguan fisik yang perlu sangat diwaspadai, namun dampak psikologisnya yang lebih perlu mendapat perhatian,” ujar Adinda. (M-4)    



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Iis Zatnika
Berita Lainnya