Headline

KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.

Berburu Gemintang ke Gunung

Briyan B Hendro/M-1
29/7/2018 04:30
Berburu Gemintang ke Gunung
(METRO TV/EDY PRAS)

Sebagai salah satu pulau dengan jumlah penduduk terpadat di dunia, Pulau Jawa terbilang punya polusi cahaya yang sudah mengkhawatirkan. Saya ingat betul, cerita orangtua saya, dahulu mereka masih bisa melihat kubah langit bertabur bintang serta kunang-kunang yang beterbangan di depan rumah tiap malam.

Hal itu rasanya mulai mustahil dinikmati generasi zaman now, terlebih yang tinggal di kota besar seperti Jakarta.

Dengan berbagai pancaran cahaya yang seakan tak terkontrol, mulai kendaraan, rumah, gedung perkantoran, hingga layar reklame digital, hidup di kota membuat kita lebih terbiasa melihat 'bintang' imitasi ketimbang yang sebenarnya.

Larilah ke gunung

Jadi, ke gununglah saya untuk bisa menikmati langit gemintang sembari bercengkerama dengan sang alam. Tentunya bukan hanya di Gunung Papandayan. Pemandangan galaksi Bimasakti pun dapat dinikmati di dataran-dataran tinggi lain.

Gunung Gede yang berada di Cianjur, Jawa Barat, merupakan salah satu destinasi untuk menikmati gugusan bintang yang tak jauh dari Ibu Kota. Pilihan menikmati langit malam bisa dengan mendirikan tenda di lembah Alun-Alun Suryakencana atau bahkan di puncak sang ancala setelah tracking dari basecamp di kawasan Gunung Putri atau Cibodas, Puncak.

Di Jawa Tengah, kawasan Pegunungan Dieng juga merupakan salah satu destinasi menarik untuk menghayati Bimasakti. Gunung Prau, yang merupakan titik tertinggi di Dieng menjadi lokasi favorit untuk berburu. Jalur pendakian yang tidak begitu panjang dan relatif 'ramah kaki' memungkinkan tenaga tidak terlalu terkuras sehingga bisa untuk berjaga semalaman di luar tenda.

Di Indonesia, Bimasakti alias Milky Way biasanya terlihat mulai April hingga September. Namun, berdasar pengalaman saya, saat Juli-Agustus, ia akan terlihat lebih jelas bersamaan dengan puncak musim kemarau. Suhu yang lebih dingin nan kering berbanding lurus dengan kondisi langit yang cerah. Jangan heran jika di pagi hari, dedaunan dan rerumputan yang biasanya basah karena embun air akan berubah menjadi embun padat berupa es.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya